Raut muka paras mati,
Melengung cuba menelan,
Suara durjana yang tajam,
Membelah isi dalam jiwa.Tajam menatap makhluk,
Hantukkan kepala mu,
Pecahkan muka mu,
Hancurkan raut wajah mu,
Lontarkan kata kesat mu,
Robek dan siatlah apa dihadapan mu.Tajam menatap makhluk,
Pedih, berbisa, lemas,
Benci, simpati, cinta,
Makhluk dihadapanku.Oh..
Sangkaan ku terpesong jauh.
Titisan deraian sayu mengalir,
Merembes akhirnya,
Nestapa sungguh mahkluk ini.Kalakian di pantulan cermin,
Fasa sama berulang kali dilalui,
Sengsara asbab dilibas lidah berbisa,
Sejak kain putihnya masih lagi suci.Maafkanlah wajah makhluk ini,
Dongaklah sayang,
Raut muka paras di pantulan cermin,
Redha, ya Tuhan aku redha!
Rupa bukanlah satu sumpahan.Bisikkan ke dalam jiwa,
Memujuk untuk menerima.
- @marcelunadeseu
YOU ARE READING
BACA
PoetryPenulisan yang tidak akan terhenti dari seorang hamba yang masih bertatih. Moga bermanfaat.