Chapter 22 - 27 (END)

907 105 37
                                    

Chapter 22

Hadiah-hadiah yang dibawakan Kakak Ketiga untukku melimpah sekali, termasuk buah-buahan unik dari selatan.

Bisa dibayangkan bahwa demi membawakan yang segar untukku, ia pasti menghabiskan banyak upaya untuk membawanya kembali.

Kakak Ketiga juga menepati janjinya dan membawaku keluar dari istana untuk bermain gila-gilaan selama beberapa hari. Sampai Kaisar mendesak kami barulah akhirnya kami kembali ke istana.

*

*

*

Chapter 23

Selama masa ini, aku terus menciptakan kesempatan untuk memberikan sesuatu kepada ayahanda kaisarku, seperti kentang dan jagung, bagaimana membuat glasir berwarna, pembajak berporos ....

Hingga suatu hari, aku dimakzulkan.

Aku dibawa ke istana, dan tentu saja, itu adalah si perdana menteri, anjing pencuri itu.

"Yang Mulia, Putri Keenam pastilah seorang monster! Kaisar sudah dibuat kebingungan oleh monster itu! Putri Keenam harus dibakar sampai mati!"

Aku berjalan masuk ke istana dengan santai.

Wajah Ayahanda Kekaisaran sangat geram. Ia sedang menahan amarahnya.

"Paman ini ya, menurut pendapatmu, apakah orang-orang yang pintar itu monster? Kalau begitu kasusnya, memang kau bisa menghilangkan kemungkinan kalau kau adalah seorang monster dan Ayahanda Kaisarku bisa tenang." Aku menampar bibirku.

Jenderal Wei Wu tertawa terbahak-bahak dengan kuat, sementara wajah perdana menteri berubah jelek.

"Kau!"

"Kenapa denganku?"

"Kau!"

Kaisar menggebrak meja dan berkata, "Siapa yang mengizinkanmu untuk menuding putri zhen! Kau sungguh bernyali! Jika He Xiao-nya zhen adalah monster, zhen benar-benar berharap kalau semua pejabat sipil dan militer di mahkamah adalah monster juga. Monster macam apa yang akan memikirkan rakyat jelata dan kesejahteraan dunia zhen?! Apakah ia monster atau bukan, zhen tahu betul dalam hatiku! Kenapa kau memakzulkan He Xiao, zhen juga tahu persis!"

Si perdana menteri berlutut ngeri. Aku melihatnya dan Pangeran Kedua berkontak mata.

Aku tahu kalau mereka tidak tahan lagi. Dunia jadi semakin stabil di tangan Ayahanda Kaisar, dan kehidupan rakyat jadi semakin baik.

Apabila mereka masih tidak bertindak, tak akan ada lagi alasan untuk memberontak.

Kalau demikian, bahkan jika pemberontakannya berhasil, Pangeran Kedua akan dicap tidak punya integritas moral dan akan dibenci oleh dunia.

*

*

*

Chapter 24

Tebakanku benar. Suatu hari, sewaktu aku masih di tempat tidur, aku diangkat oleh Hong Yu dan bersama Bi Yu, kami bergegas menuju Istana Zi Chen.

Aku yang masih mengantuk tahu bahwa ini sudah dimulai.

Segera setelah kami mencapai istana itu, Pangeran Kedua memimpin masuk pasukannya.

Ayahanda Kaisar melindungiku di belakangnya, Kakak Ketiga melindungiku di depan Kaisar, dan Kakak Pertama melindungiku di sampingku.

[Tidak apa-apa, lagian aku juga sudah menggali sebuah lubang anjing di Istana Zi Chen.]

After Transmigrating into a Book, My Father Emperor Could Hear My Inner VoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang