Third Time

1K 55 2
                                    

haii!!! gimana part sebelumnya? membosankan ya? hehe sorry. tetep lanjutin bacanya ya.. makasih!!

*****

ANNE POV

aku baru saja selesai menyerahkan surat kepindahanku. ya, ini sekolah baruku, International Future School. Tadinya Aku bersama Kayla, tetapi tadi seorang pak guru memanggilnya, kalau aku perhatikan guru itu selalu mengalungkan Peluit di lehernya.

oiya, Aku harus mengembalikan Jaket cowok itu. syukurlah cowok itu juga bersekolah di IFS. kira-kira dimanakah tempat berkumpulnya tim Sepak Bola?

ah! disana ada lapangan! tunggu, mayoritas orang disana sedang bermain Bola. mungkinkah cowok itu ada disana? ah ya, aku tidak ingat dengan jelas bagaimana rupanya, tetapi setidaknya aku mengetahui nama dan nomor punggungnya.

eh, ada Ian, Ed, dan Vin. teman-teman Kayla.

"Ian, Ed, Vin-----" panggilku. ternyata mereka lagi istirahat bersama temannya yang lain sambil melihat pertandingan. kupikir yang bermain itu adalah adalah kaka kelas.

menyadari banyak cowok melihat kearahku. aku memasang tampang serius lagi.

"udah selesai ngurusin kepindahan lo kesini?" tanya Ian. aku mengangguk dengan tampang makin serius.

"anggep aja yang lain tembok. gak usah seserius itu. hehe. senyum" ujarnya lagi. entah aku terhipnotis atau apa. aku segera menuruti perintahnya. Aku tersenyum manis tak mempedulikan orang lain.

"Anjir!!!!" teriak teman-teman Ian, Ed dan Vin bersamaan. aku kaget, sontak aku memasang tampang serius lagi.

"lo polos banget. hahaha" Ian tertawa sambil mencubit pipiku. sontak aku menepisnya dan segera memegangi kedua sisi pipiku yang kurasa mulai memanas. kulihat Ian hanya menggaruk tekuknya yang tidak gatal menyadari aku yang tidak biasa dengan sentuhan cowok.

"duh! pipi lo blushing lagi sayang" ucap Gavin yang berada dibelakang Ian. sontak teman-temannya yang lain meneriaki aku. cie, cie, begitulah. aku tidak mengerti.

"Njir! cantik banget. kenalan lo?" ujar salah satu teman mereka. mereka bertiga hanya mengangguk. Aku tidak tahan berlama-lama disini. Terlalu banyak anak laki-laki. Aku mau pergi saja.

deg!

seseorang menahan pergelangan tanganku. apa yang harus aku lakukan?

aku berbalik sambil memandangi pergelangan tanganku yang digenggam oleh seorang cowok. aku menengok ke atas dan ya. Ian. dia mencekalku. ada apa? oh astaga, dia masih memegangi tanganku.

"tadi ngapain kesini? nyari seseorang?" ujarnya. aku masih terus memandangi pergelangan tanganku. jantungku rasanya berdebar tak karuan.

menyadari aku yang terus memandangi pergelangan tanganku, Ian segera melepas genggamannya lalu menggaruk tekuknya lagi.

"maaf" ucapnya setelah melepas pergelangan tanganku. "tapi apa lo perlu sesuatu sampai datang ke lapangan gini?" tanyanya lagi. Aku akhirnya terbangun dari lamunanku. ah ya, aku mencari cowok itu.

"aku mencari seseorang" ujarku dengan tampang serius.

"siapa?"

__________

ADRIAN POV

"siapa?" tanyaku. mungkin gue mengenalnya.

"Adrian. nomor punggung 11" ujarnya. Adrian? nomor punggung sebelas? itu gue kan?

temen-temen gue yang ngedengerin percakapan kami sontak tertawa ngakak.

"woi Adrian! dicariin tuh!" ujar salah satu temen gue. sial!

"dia tau lo Ian tapi gak tau nama lo Adrian. apa banget dah! hahah" ujar yang lain. astaga! gue gak habis pikir-,-

"Adrian itu gue" ucapku dengan tampang.. apa? gue gak ngerti bagaimana ekspresi gue saat ini.

dia sempat speechless. tapi, kenapa dia nyariin gue? sampe tau nomer punggung gue segala.

gue segera nyuruh temen-temen gue buat diam. Anne pasti malu, apalagi sekarang permainan kaka kelas bahkan terganggu karena tawa temen-temen gue itu.

"ini" ucapnya sambil menunduk.

apa ini? dia memberiku sebuah tas bingkisan.

"ciee.. cie..." sekarang sobat gue semuanya pada nge-ciee ria. paan sih mereka ini!

gue gak mempedulikan mereka dan membuka tas itu.

jaket, itu jaket gue. jaket tim gue. tapi, bagaimana bisa ada pada Anne? ah, berarti dia cewek di halte yang waktu itu. gue menatapi matanya dalam. pantas saja aku serasa familiar dengan mata indahnya itu. ehm, indah?

dia balas menatapi mataku dalam. entah kenapa, aku rasanya enggan untuk mengalihkan pandanganku dari tatapannya sekarang. kami berdua terdiam. temen-temen gue juga pada diam.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

Anne langsung memalingkan wajahnya kesamping dengan segera. astaga, pipinya merona lagi.

Anjir, dia manis banget...

ah! apa sih yang gue pikirin?!

"Anjir!!!" teriak temen-temen gue lagi. kasihan Anne bisa-bisa dia budeg karena temen gue.

"mm.. ma-makasih" ucapku sambil ngegaruk tekuk gue lagi.

apa sih.. napa gue gugup mulu?

dia mengangguk masih dengan pipinya yang merona dan segera berlari meninggalkan lapangan ini. gue masih terdiam dengan megang jaket gue.

ternyata Anne cewek yang dihalte itu ya...

Anne berbalik lagi kearahku. ada apa?

"aku lupa membawa payung milikmu. besok aku pastikan akan membawanya" ujarnya masih dengan wajah bersemu.

"i-iya" ucapku menggaruk tekuk lagi. dia lalu melengos pergi.

ini gue kok bawaannya ngegaruk tekuk mulu deh..

*****
hai!!! gimana part yang ini? terkesan gaje gak?? hehe, kayaknya part yang ini kependekan yakk.. maap..
jangan bosen nungguin part berikutnya ya!! makasih.. Vommentnya sangat dinantikan ^^

From Me To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang