04.

23 1 0
                                    

10 Maret, 2024

Happy reading!

Kenan menatap temannya,Agus yang sedari tadi Habis bertemu Rina itu terus saja memasang Wajah murung. Biasanya sehabis bertemu Rina wajah Agus tak seperti orang yang tak tau arah. Kecuali jika mereka sedang bertengkar.

Kenan mendekat pada Agus. Menepuk pundak Agus seraya berkata,"lo kenapa? Daritadi gua perhatiin lu murung terus" Agus hanya melihat kearah Kenan sekilas lalu kembali menatap kursi Guru dengan tatapan kosong.

Ingatannya sedari tadi terus tertuju pada kejadian di UKS.

Kenan segera mundur. Menjauh dari Agus. Saat melihat Agus mengepalkan tangannya. Juga rahangnya yang terlihat mengeras.

Brak!
Bruk

Agus meninju meja yang ada didepannya dengan kuat hingga buku buku tangannya memerah. Lalu menendang kursi hingga berguling. Nafasnya memburu karena emosi pada dirinya sendiri.

Semua siswa dan siswi yang berada didalam kelas terkejut bukan main. Melihat itu mereka semua buru buru keluar dari kelas. Takut kena amukan Agus. Kecuali Kenan yang masih berdiri beberapa meter dibelakang Agus dengan sebelah tangan yang memegang dadanya yang berdetak cepat. Karena terkejut.

"Tolol!" maki Agus pada dirinya sendiri. Karena membuat Rina mendiaminya.

........

"Na. Lo berantem sama Agus?" Rina berhenti menulis. Dia menatap temannya dengan pandangan bertanya. Bagaimana bisa tau? Pikirnya.

"Hampir semua murid disini pada ngomongin pacar Lo. Yang tiba tiba ngamuk dikelas."jelas Bella pada Rina.

"Ngamuk dikelas?"tanya Rina dengan alis yang menukik.

Bella menyedot pop ice yang dibelinya saat dikantin tadi sembari mengangguk.

"Biarin aja"ujar Rina cuek. Ia masih sakit hati karena kata kata Agus tadi. Biarkan saja ia ingin menenangkan diri dahulu.

"Eh hari ini guru guru mau ngadain rapat. Jadi kita pulang cepet."beritahu Bella sembari memasukkan buku bukunya kedalam tas.

"Nge-bakso yuk. Udah lama gak makan bakso"ajak Bella pada Rina.

"Ayo deh. Ditempat Mang Nanang ya"

.......

Saat mendengar pengumuman bahwa hari ini semua murid dipulangkan sebelum waktunya karena guru guru akan mengadakan rapat. Agus segera bergegas keluar dari kelas dengan menaruh tasnya di bahu.

Kakinya melangkah menuju kelas sang kekasih. Disana terlihat Rina dan temannya yang sedang mengobrol. Memunggunginya.

Rina maupun Bella Tak menyadari jika Agus berada dibelakang mereka tepatnya dibelakang punggung Rina.

"Sayang"panggil Agus dengan lirih.

Rina menepis lengan Agus kala lelaki itu ingin memegang tangannya. Dan itu membuat Agus sedih. Dia menatap Rina dengan sendu.

"Maafin gua. Gua gak maksud gitu"ujarnya dengan nada yang sedikit merengek. Matanya sudah berkaca kaca siap menumpahkan tangisnya.

Rina menatap Agus dengan datar. Kemudian pergi begitu saja.

"Sayang!"

Agus berlari mengejar Rina. Dan hap.

Agus langsung memeluk Rina dari belakang.

"Maafin gua Yang"ujar Agus dengan nada sedikit bergetar. Dan Rina tetap diam menatap lurus kedepan dengan raut wajah yang datar.

"Huaa Sayang hiks hiks"tangis Agus pecah karena Rina terus saja mendiaminya. Dia tidak bisa jika Rina marah atau mendiaminya. Dia tak sanggup.

"Ayo Yang pukul gua sepuas yang lo mau. Tapi hiks jangan diemin gua"pinta Agus dengan pilu.

Bibirnya bergetar dengan air mata yang sudah mengalir dan hidung yang memerah karena tangis. Membuat para siswi yang melihat itu menahan pekikan karena gemas.

"Lepas. Gua gak mau nyusahin lo terus. Jadi tolong untuk beberapa hari ini jangan temuin Gua dulu. Gua mau nenangin diri."

Agus menatap Rina dengan raut takut dan panik.

"Aku-kamu, Sayang"lirihnya. Dia tak suka jika Rina menggunakan kosa kata 'gua- lu. '

"Gua gak bisa Yang kalo gak ketemu lo. Sehari aja gak kuat apalagi dalam beberapa hari. Gua gak kuat"tubuh Agus melorot. Dia memeluk kedua kaki Rina dengan erat.

"Jangan hukum gua kek gitu Sayang Hiks"

"Lepasin tangan Lo dari kaki gua!"Marah Rina.

Agus menatap tak percaya saat Rina kembali mengatakan kata "gua-Lo" juga saat Rina meninggikkan suaranya padanya.

"Arghh!!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Dengan brutal Agus memukul mukul tembok hingga lengannya berdarah. Rina  yang melihat itu dibuat ngilu. Tapi bukannya menghentikan aksi Agus. Rina malah melongos pergi begitu saja.

To Be continue

Possesive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang