felix membuka matanya, dia terkejut bukan main karena dirinya ingat sedang berada didalam perjalanan menuju rumah hyunjin. Dan saat terbangun, dia berada di sebuah kamar.
Felix mendudukkan dirinya dan sekarang berada di tepi ranjang, ia masih mencerna sekeliling. Jendela kamar yang berada di belakang dimana felix duduk itu terbuka, kordin setipis sutra itu bergoyang terkena terpaan angin malam yang tidak begitu menusuk seperti musim dingin pada umumnya.
Ranjangnya berada didepan pintu yang mengarah langsung ke balkon. Juga ada pintu yang sepertinya ini pintu utama, tepat berada di depan felix sedang duduk dan melamun. Aroma ruangan itu lembab, seperti lama tidak terhuni tetapi wangi aroma cherry dan wood samar menusuk hidungnya lembut.Kamar itu, tidak ada hiasan dinding sama sekali. Warna temboknya tidak terlihat jelas dimata felix. Dia berdiri, mencoba mencerna dirinya sedang berada di tempat seperti apa. Otaknya terus berpikir untuk berlari dan menyelamatkan diri, ia sangat ketakutan tetapi hatinya menuntun langkah kaki untuk berjalan ke arah balkon. Perlahan, tanpa alas kaki. Ia menuju ke balkon.
Dan didepannya dia berdiri sekarang adalah hamparan lahan kosong dikelilingi pohon rindang.
Bulu kuduknya merinding, seseorang memeluknya dari belakang dan mengusap perutnya."Demi Tuhan nyawaku hampir keluar" ucap felix serius. Felix menunduk melihat tangan yang melingkar di perutnya, memastikan itu manusia atau bukan. Sejujurnya dia juga dalam keadaan setengah sadar karena baru saja terbangun dan bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
eternity - minlix
Fantasykehidupan abadi minho yang mencintai felix yang terus bereinkarnasi hingga sekarang minho tidak tahu bahwa felix terlahir sebagai laki-laki. hwang hyunjin, keponakan minho yang bersedia membantu keterpurukan pamannya rela menjadi tameng namun itu b...