4

111 18 6
                                    


Sementara itu di ruangan yang lain

Minho duduk di tepi ranjang di kamar hyunjin, ia menutup kedua wajahnya dengan telapak tangan yang berkeringat. Sudah lama bagi Minho tidak merasakan hal ini, beratus tahun lamanya.. Felixnya kembali hadir

Hyunjin berkacak pinggang dan berlalu lalang didepan Minho.

"ini belum ada satu hari dan aku benar-benar tidak tahan.
Hyung kau harus segera akhiri drama ini, kau tahu aku sangat tidak bisa bersandiwara" cerutu hyunjin kesal, dia menjambak rambutnya sendiri

"kau harus tenang, jangan membuat dia panik hyunjin. kau sudah berjanji akan membantuku" jawab Minho santai, lalu memperhatikan hyunjin yang mulai menatapnya intens.

"tetapi sikapmu yang tidak bisa- ttchh coba kau pikir dengan cara kau memeluk felix dari belakang dan langsung memanggilku untuk muncul apa kau tidak punya pikiran dia akan curiga?" timpal Hyunjin sembari melebarkan matanya. Dia kesal terhadap Minho yang tidak bisa menjaga sikapnya saat berada di sekitar felix. Sebenarnya hyunjin mengerti, pasti minho sangat merindukan felix. Tetapi ini diluar skenario hyunjin. Dia tidak mau membuat sandiwara yang berakhir felix akan menyukainya. hyunjin tidak mau berakhir rumit.

Minho berdiri, berjalan mendekati lukisan yang dia tatap hampa. dia enggan menjawab pertanyaan Hyunjin. dia meraba lukisan yang sudah usang. Lukisan yang satu satunya tersimpan di dalam kamarnya, harus dipindah ke kamar hyunjin karena felix menempati kamar tersebut. tidak ada yang bagus dari lukisan, itu hanyalah bunga tulip.

Bunga kesukaan felix.

"tapi cepat atau lambat, ini semua akan terbongkar hyung. aku yakin nanti semesta akan memberikan jawabannya secara perlahan. bahwa kau-"
hyunjin menunjuk lukisan tersebut

"benar ditakdirkan untuknya" sambung hyunjin ketus.

Minho menoleh, ia menaikkan satu alisnya mendengar pernyataan hyunjin barusan. dia takut kehilangan felix kalau felix tahu, bahwa selama 3 bulan berturut-turut Minho lah yang membalas suratnya. Bahwa kenyataannya Minho juga yang selalu melindungi felix saat dia berada dalam bahaya.  Dan juga,

Minho lah yang membuat Felix tidak bisa menjadi seperti dirinya, yang hidup dalam keabadian.

Hyunjin menghilang begitu saja bak kumpulan asap, tak lama suasana ruangan tersebut sunyi. hanya terdengar detak jam yang mati,

juga irama jantung felix yang hidup, yang membuat Minho memejamkan matanya penuh konsentrasi. Dan disinilah dia sekarang

terduduk diatas lemari, menguntit felix di kamarnya sendiri. Memastikan kekasih (baginya) tersebut sudah di alam mimpi. Minho melihat felix tertidur dengan posisi tengkurap. Baju rajut yang masih felix kenakan sangat berantakan. Dia menjentikkan jarinya lalu lilin yang padam kembali menyala, jendela juga mulai tertutup perlahan. Minho berpindah berada di sebelah kiri felix, menarik kekasihnya untuk bertukar posisi. Ia merengkuh tubuh felix dan membawanya ke dalam pelukan. Hanya seperti ini saja membuat Minho sangat bahagia.

Dia mengusap pipi felix, lalu menciumnya kembali. Lekuk wajah felix sangat ia rindukan, dan semakin hari. Minho terlalu dalam mencintainya.
Setelah sekian lamanya, minho bisa kembali menemani felix tidur hingga pagi. Disaat seperti inilah dia bisa memiliki Felix.

Minho memejamkan matanya, tidak tidur. Otaknya bekerja menyusun rencana keesokan harinya.
Dia berencana untuk menyuruh hyunjin mengajak felix ke tepian sungai karena felix sangat suka ikan.


to be continue

(maaf lama update karena bener-bener chaos banget kehidupan, aku akan sering rajin post setelah ini)

eternity - minlixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang