Chapter 2

2.2K 218 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Sayang, lihat, deh. Menurut kamu ini bagus gak?" tanya Jeno seraya duduk di sebelah Haechan yang tengah fokus pada laptop.

"Hm?" Haechan melihat ponsel Jeno yang diperlihatkan padanya. "Kamu mau beli baju?"

Jeno geleng-geleng kepala. "Bukan buat aku, tapi kamu," sahutnya.

"Buat aku?" Haechan malah tertawa. "Gak usah, sayang. Baju aku banyak."

"Tapi itu udah ada banyak yang kekecilan, Chan. Pokoknya kamu harus beli baju. Nanti aku yang bayarin," kata Jeno.

"Kamu udah gajian?" tanya Haechan yang dibalas anggukkan kepala dari sang istri. Jeno memang bekerja sebagai guru les online. "Mending kamu tabung aja uangnya daripada beli yang gak penting gitu."

"Apanya yang gak penting? Ini penting tau," sahut Jeno sambil cemberut. "Baju kamu beneran udah pada kekecilan. Harus ganti yang baru."

"Ya, udah, tapi pake uang aku aja. Biar punya kamu ditabung," kata Haechan. "Itu tadi di tas ada uang bonus dari bos. Aku lupa kasih ke kamu."

"Loh, emang ini tanggal berapa, Chan? Tumben banget udah turun bonus. Biasanya suka akhir bulan," ucap Jeno heran.

"Aku juga gak tau, sih. Tapi semua karyawan emang pada dapet bonus," sahut Haechan.

"Heem, gitu... oke, deh. Nanti sebagian aku tabungin juga. Aku sisain buat kebutuhan sehari-hari kita," balas Jeno.

"Iya, sayang. Kamu atur aja," ucap Haechan.

"Nah, sekarang kamu harus pilih baju. Aku lihat baju ini cocok buat kamu. Harganya murah, loh. Kamu suka gak?" tanya Jeno seraya menunjukkan layar ponselnya.

"Itu beli online?" balas Haechan.

"Enggak, Chan. Ini cuma semacam promosi gitu. Kalau kita tertarik beli, ya kita bisa datengin tokonya dan kasih lihat photonya gitu," sahut Jeno.

"Aku kira online," ucap Haechan.

"Aku belum berani pesan barang online lagi. Kamu masih ingat kejadian aku ditipu sama toko online, kan? Nah, aku masih kapok. Gak mau coba-coba lagi," kata Jeno dengan nada sedikit kesal.

Haechan malah tertawa karena ia kembali teringat akan kejadian beberapa bulan yang lalu saat sang istri memesan barang dari online shop, tapi ketika barang datang hasilnya tidak sesuai.

"Makanya lain kali hati-hati, sayang," ucap Haechan seraya mengusak rambut istrinya.

Jeno cemberut. "Iya, ish. Sekarang kamu lihat-lihat dulu mana yang bagus. Terus besok kita ke sana setelah nonton, deh," sahut pemuda itu. "Taro dulu laptopnya. Nanti dilanjut lagi."

"Coba kamu pilihin," kata Haechan. Ia menuruti perkataan sang istri.

"Masa aku yang pilihin, sih. Nanti gak cocok sama selera kamu," ucap Jeno sambil cemberut.

Kisah Kita (Hyuckno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang