5. Pertengkaran

552 56 1
                                    

Maaf, tadinya mau di post semalem, tapi author lupa hehe. Jadinya baru bisa ngepost sekarang. Enjoying

Aku, Haruto, Yamato, dan Ashiro pergi menuju ke rumah Kinan. Kuharap, Yuina dan Kinan masih ada disana.

Tookk,, tookk,,

Aku mengetuk pintunya. Dan tidak lama, bu Mirei membukakan pintunya.

"Eh kalian, ada apa?" Tanya bu Mirei.

"Maaf jika kami mengganggu. Tapi, apakah Yuina ada didalam?" Tanyaku. Bu Mirei mengangguk.

"Ada. Silahkan masuk" kata bu Mirei. Aku, Haruto, Yamato, dan Ashiro masuk kerumah bu Mirei. Dan kita langsung menuju kamar Kinan.

Cekkleekk,,

Bu Mirei membukakan pintu kamar Kinan. Dan disana terlihatlah Yuina dan Kinan sedang duduk berhadapan di atas kasur. Kurasa mereka sedang merencanakan sesuatu.

"Silahkan kalian berbincang, saya akan kembali ke kamar" kata bu Mirei. Setelah bu Mirei pergi, aku dan yang lainnya masuk ke kamar Kinan.

"Ada apa kalian kemari?" Tanya Yuina.

"Apa kau sedang merencanakan sesuatu?" Tanyaku pada Yuina. Yuina mengangguk.

"Ya. Dan rencana itu akan kulakukan bersama Kinan nanti malam" kata Yuina.

"Apa rencanamu?" Tanyaku. Yuina menggeleng.

"Aku tidak akan memberitahukanmu" kata Yuina.

"Jangan pergi" kata Haruto tiba tiba. Yuina menyipitkan matanya.

"Maksudmu?" Tanya Yuina.

"Jangan pergi. Aku tak mau kau celaka" kata Haruto.

"Pergi? Maksudmu apa?" Tanya Yuina.

"Aku mimpi buruk tentangmu tadi malam" kata Haruto.

(Yuina pov)

Aku tidak mengerti apa maksud kedatangan mereka kesini. Dan mereka tiba tiba saja menanyakan apa rencanaku? Kurasa mereka tidak perlu tau tentang rencanaku. Karena aku tau, mereka hanya menghambat semua rencanaku.

"Mimpi buruk apa?" Tanyaku.

"Aku mimpi kau mendatangi sebuah tempat yang gelap. Dan kau tak terlihat lagi setelah masuk ke tempat itu. Kumohon, jangan lakukan hal hal yang aneh. Aku tidak mau kehilanganmu" kata Haruto. Aku tersenyum sinis.

"Kau.... kalian tenang saja, aku tak akan kenapa kenapa" kataku.

"Dasar keras kepala. Mimpi Haruto adalah sebuah pertanda" kata Yamato.

"Pertanda apa, hah? Itu hanya sebuah mimpi. Tidak ada kaitannya dengan semua rencanaku. Kalian tidak perlu khawatir, aku bisa menjaga diriku" kataku.

"Kita tidak pernah melarangmu untuk merencanakan apapun yang kau mau, hanya saja, jika rencana itu mencelakakan dirimu, kita keberatan mengizinkanmu melakukannya. Heh, dengar ya, kita semua temanmu. Kita tidak ingin kau celaka. Maka dari itu, jelaskan dan beritahu apa rencanamu" kata Yamato. Aku tetap menggeleng.

"Lebih baik kalian pulang, dan doakan aku. Besok pagi aku akan kembali ke villa dengan selamat" kataku.

"Tidak. Kita tidak akan kembali ke villa sebelum kau memberitahu apa rencanamu" kata Naomi. Aku menghembuskan nafas.

"Beritahu apa rencanamu, Yun." kata Haruto.

"Tapi aku tidak mau kalau kalian mengganggu dan mengacaukan semua rencanaku" kataku. Semua mengangguk, kecuali Ashiro.

"Tidak. Aku sudah tau apa rencanamu" kata Ashiro.

"Ka-kau su--sudah tau?" Tanyaku dengan gugup.

Hah? Ashiro sudah tau semua rencanaku? Hm, oke, dia memang mempunyai kelebihan. Mungkin dia bisa membaca pikiran orang. Karena dari itu, aku tidak pernah bisa menyembunyikan sesuatu dari Ashiro. Tapi, dia akan tutup mulut kalau menurut dia itu tidak pantas untuk diberitahu. Tapi kalau menurut dia itu perlu diketahui semua orang, dia akan memberitahunya.

"Dia menyuruhmu datang kerumahnya, right?" Tanya Ashiro. Glek. Dia tau?

"Apa maksudmu?" Tanyaku seakan pura pura tidak tau.

"Sosok itu menyuruhmu untuk mendatangi rumahnya. Ya, kau dan Kinan akan ke tempat itu nanti malam" kata Ashiro.

Omg. Aku bertatapan dengan Kinan. Kinan menggeleng. Aku yakin dia tidak tau harus melakukan apa. Begitupun denganku.

"Jangan kunjungi tempat itu. Itu berbahaya" kata Ashiro. Aku menggelengkan kepalaku.

"Aku akan tetap kesana" kataku.

"Jangan, Yun" kata Haruto.

"Ck. Siapa kau bisa melarangku? Kita hanya teman, kan? Please, aku minta untuk kalian mengizinkanku untuk tetap mendatangi tempat itu. Aku penasaran. Dan kalau aku tidak datang mungkin sosok itu akan menghantuiku setiap malamnya" kataku.

"Aku memang temanmu. Tapi aku peduli padamu. Aku tidak mau kau celaka. Apalagi sampai kau hilang disana" kata Haruto.

"Apakah tempatnya terowongan yang menyeramkan itu?" Tanya Naomi. Aku mengangguk.

"Ya. Memang itu tempatnya. Dari mana kau tau kalau aku akan kesana?" Tanyaku. Naomi menggeleng.

"Kau tidak boleh kesana. Itu bahaya" kata Naomi.

"Lebih baik sekarang kalian kembali ke villa. Mau kalian melarang sekeras apapun, aku dan Kinan akan tetap pergi kesana nanti malam" kataku.

Aku mendorong pelan tubuh mereka untuk keluar dari kamar Kinan. Setelah Naomi, Haruto, Yamato, dan Ashiro keluar dari kamar Kinan, aku mengunci pintu kamar Kinan.

"Kita harus segera bersiap siap dari sekarang" kataku pada Kinan. Kinan hanya mengangguk.

(Naomi pov)

Gila. Yuina benar benar gila. Dia nekad untuk mendatangi tempat itu. Bahkan dia mengusirku, Haruto, Yamato, dan Ashiro dari rumah Kinan. Yuina memang benar benar sudah gila. Dia tidak mau mendengarkan apa yang kita bilang. Dia tidak mau mendengarkan kata kata temannya lagi. Jahat. Tega. Sadis.

Aku merebahkan tubuhku di sofa. Begitupun dengan Haruto, Yamato, dan Ashiro.

"Yuina benar benar nekad" kata Yamato.

"Biarlah. Mau dia celaka atau bagaimana bukan urusan kita" kataku.

"Nom? Dia teman kita!" Kata Haruto. Aku menatap Haruto denga ekspresi kesal.

"Teman? Kalau dia teman kita, dia tidak akan mengusir kita dari rumah Kinan! Dia tidak akan melakukan hal setega itu! Dia juga menawarkan kita untuk membantu bu Mirei kan saat itu? Yuina yang mengajak kita bekerja sama untuk memecahkan masalah Kinan. Tapi, mengapa sekarang dia bersikap seenaknya? Semua bisa dibicarakan baik baik. Kita datang kesana baik baik, dengan niat yang baik juga. Mengapa Yuina bersikap seperti itu? Apa itu yang disebut teman?" Tanyaku. Aku kesal saat itu. Bahkan aku tidak segan untuk berteriak di ruang tengah villa. Aku mengatur nafasku. Mengontrol emosiku.

"Sabar, Nom" kata Yamato. Yamato mengelus pundakku.

"Aku tidak pernah menyangka bahwa Yuina bersikap sejahat itu pada kita" kataku.

Seketika hening. Tidak terdengar apa apa. Semua terdiam. Dan aku... aku memikirkan Yuina. Dia aneh. Benar benar aneh.

*bersambung*

Aduh maaf deh kalau gak jelas gini, aneh ceritanya, gak nyambung, jelek, ngaco, atau apapun itu. Gak tau lagi harus dibikin kayak gimana. Pengen ada pertengkaran gitu biar lebih HOT. Kalo rencananya berjalan lancar kan, gak seru. Gak ada sedih sedihannya nanti wkwk.
Jangan lupa VOMMENT.

Arigatou,

19 Juli 2015

Terowongan KiyotakiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang