03

0 1 0
                                    

Saat ini keluarga Pratama sedang berada di ruang keluarga, dengan Gerald dan Azalea yang saling melempar tatapan tajam.

Tadi saat pulang dari rumah temannya, dirinya disugukan dengan kamarnya yanh berantakan. Dan itu semua ulah Aza, Aza kesal karena gara-gara abangnya dirinya hampir di permalukan di warung seblak tadi. Untung ada Azka.

Jay yang melihat itu hanya memijat pelipisnya, sehari tampa berantem rasanya mereka ga idup.

"Kamu Gerald. Kenapa kamu ambil uang adek kamu, kalau tadi dia di marahin tukang seblaknya gimana hah?" Sinta menatap Gerald garang dengan dua tangan di pinggangnya.

Dirinya beralih menatap Aza "Kamu juga Lea, kalau pergi tuh barangnya di cek dulu. Jangan ceroboh,"

Jay menarik istrinya untuk duduk, gara-gara anak brenzyeik ini istrinya jadi marah-marah.

"Ya, siapa suruh kemarin Lea ambil uang Gerald juga." Gerald membela diri.

"Ih tapi kan Lea cuma ambil lima puluh ribu." Enak sekali abangnya, Aza kan cuma ambil Lima puluh ribu malah abang lucnat ini ngambil uangnya lima ratus ribu.

"Sudah-sudah! Lea ini uang jajan buat minggu ini." Jay menyerahkan uang merah segepok. Mata Aza berbinar.

"Wah makasih Papah," Ucap Aza setelahnya mencium pipi papahnya

Dan kamu Gerald, nih buat minggu ini." Jay memberi Gerald uang merah lima lembar.

Gerald melotot, apa-apaan ini. Aza dapat segepok dirinya hanya lima lembar? tidak adil!

Aza menjulurkan lidahnya menatap Gerald mengejeerald hanya memutar bola matanya malas.

It's like a polaroid love~~

Suara itu berasal dari Hp Aza, saat Aza melihatnya ternyata ada yang menelpon tapi dari no tidak dikenal.

"Siapa tuh Lea?" Tanya Sinta

"Gatau mah, nomor gak di kenal,"

"Angkat aja siapa tahu penting." Ucap Jay.

Azalea pun mengangkatnya dengan meng speakernya.

"Gw didepan." Ucap orang di sebrang telepon

...

Revan merutuki dirinya sendiri, kenapa dia malah nekat kerumah Aza. Salahkan dirinya yang kangen melihat wajah polos Aza!

Sekarang dirinya duduk di ruang tamu rumah Aza dengan Gerald, Jay, dan Sinta didepannya. Aza ada di sampingnya. Kalau kayak gini serasa mau di introgasi.

Pupus sudah rencananya mengajak Aza keluar.

Aza menatap Revan tajam, ngapain sih dia datang kesini. Dasar!

Tadi yang membukakannya pintu adalah Gerald dia sempat mengira Gerald adalah pacarnya Aza. Tapi ternyata Abangnya toh, tapi kok disekolah kayak orang ga kenal?

"Kamu nih ape? pacar anak saya ke?" Tanya Jay dengan ucapan konyolnya.

Revan mendongak menatap Jay

"Dia temennya Abang, Pah." Aza yang menjawab. Jay menatap Gerald dibalas anggukan olehnya.

"Terus kenapa tadi dia nelponnya ke kamu, bukan ke si Geri?" Selidik Jay.

"Saya pacar Aza, Om." Revan angkat bicara dan menatap Jay.

Aza melototkan matanya menatap Revan, astaga! bisa habis Aza didepan Papahnya.

RevazaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang