☆ CW // blood, mention of death.
𝕽icky berada di dalam salah satu pondok yang lumayan besar, dinding kayunya di penuhi oleh sebuah ukiran yang ia tebak adalah bentuk dari seekor burung dara dan juga kulit kerang. Tubuhnya duduk dengan canggung di atas kursi kayu berwarna cokelat, sepasang tungkainya ia rapatkan agar terlihat lebih sopan. Tangannya di luruskan untuk memegang kedua lutut, punggung lurus tegak sempurna serta bola mata yang bergerak melirik kesana-kemari. Ricky gelisah.
Kepala Ricky sangat pening, orang-orang dengan sengaja mengerubungi-nya sehingga untuk bernapas saja rasanya begitu sulit.
"Hei! Jangan memenuhi pondk putra Aphrodite, ayo keluar!" Gema suara dari seorang pemuda dengan rambut berwarna cokelat, menegaskan pada Demigod lain yang menerobos masuk. Ada yang berpura-pura lewat, ada juga yang secara terang-terang langsung memasuki pondok hanya untuk melihat wujud seorang Ricky.
Yang sedang menjadi sorotan hanya bisa mengelus dadanya perlahan, batin-nya menggerutu sebal. Dirinya merasa seperti seorang badut yang sedang di tonton anak-anak! Apa yang salah tentang kehadirannya? Ia bukan seorang kriminal, bahkan mengambil dua tusuk Odeng di kantin tetapi hanya membayar salah satunya saja (seperti kebiasaan Junhyeon) tidak pernah.
Orang-orang ini bertindak seperti wartawan dan itu membuat Ricky semakin tidak nyaman.
Seseorang menendang pintu pondok dengan sangat kencang, berhasil membuat semua mata teralihkan. Kemudian satu persatu mulai menghilang karena merasa terancam.
Ia tidak menduga bahwa lima belas menit di tinggal Junhyeon bisa mengubah pondok ini menjadi arena tawuran antar pelajar, sangat menyebalkan. Ricky melihat sekeliling, tendangan barusan menyebabkan pondok itu kembali sepi dan hanya menyisakan empat orang saja di dalamnya, termasuk dirinya sendiri.
"Kau pasti merasa terganggu ..." Sebuah pertanyaan di lemparkan bersamaan dengan segelas air putih yang disodorkan kepada Ricky untuk di minum, Ricky menerimanya. Lantas mendongak agar bisa melihat wajah si pemberi air yang berdiri di hadapannya, sosok yang cerah. Pria itu tersenyum menatap Ricky, matanya membentuk lengkungan garis seperti bulan sabit. Ricky balas tersenyum dengan kaku, "Namaku Matthew!"
Ricky hendak membungkuk sebagai permintaan maaf karena mungkin saja gelagatnya terlalu ketara, tetapi niat itu ia urungkan ketika tanpa di duga pemuda bersurai cokelat dengan lesung pipi yang begitu menarik (sebenarnya yang Ricky ingat adalah tentang bagaimana pemuda itu menyuruh orang-orang untuk keluar) memperkenalkan dirinya tanpa canggung dan menggebu.
"Aku Taerae! Dan yang itu ──" Taerae sengaja menjeda, menunjuk pada satu orang lagi yang sedang berdiri di sudut lain dalam ruangan sembari melipat kedua tangannya (yang satu tangannya saja besarnya hampir setara dengan kedua kaki Ricky jika di gabungkan!?!??!) di depan dada, refleks melambai ke arah Ricky saat jari telunjuk Taerae mengarah padanya, "Gunwook."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Red Thread [Gyuicky / Shimkongz]
Fantasy[ 🔞 ] Bagi Ricky Shen, semua ini sangat sulit di terima oleh akal sehat! Menghantam tepat pada dasar otak dan ruang terdalam di hatinya yang menolak untuk percaya, bagaimana tidak? Ia adalah seorang 𝐃𝐞𝐦𝐢𝐠𝐨𝐝? Lebih tepatnya, satu-satunya anak...