[4] Hades

1.2K 148 31
                                    

𝗕agi para Demigod, melatih kemampuan yang telah di wariskan oleh orang tua Dewa & Dewi mereka sudah menjadi kegiatan yang dilakukan setiap hari di perkemahan, jadi ... disini lah semua orang berada. Terbagi menjadi beberapa kelompok sesuai status keturunan guna mengasah keterampilan di bawah rengkuh panasnya Sang siang yang memancar.

Keturunan Ares tengah sibuk beradu pedang, putra dan putri Athena mengembangkan kecerdikan mereka dalam merancang strategi perang, bangsa Apollo bergantian memainkan alat musik serta mendalami ilmu penyembuhan, lalu apa yang di lakukan keturunan Aphrodite?

Ricky merotasikan kedua bola matanya malas, Demigod lain berlatih dengan begitu keren sedangkan para putri Aphrodite atau yang bisa Ricky sebut sebagai kakak-kakaknya hanya berjemur diatas sebuah batu besar dan berenang mengenakan pakaian dalam, berlomba-lomba menarik perhatian Demigod lain bermodalkan lekuk tubuh indah beserta wajah cantik yang mereka punya.

"Aku tak percaya ini, kami benar-benar hanya memiliki wajah yang bagus dan tidak memiliki kemampuan apa pun?" Batin Ricky meraung miris. Ia bersandar pada sebatang pohon besar seraya meninjau keadaan sekitar, kilas balik umpatan-umpatan yang dirinya terima ketika pertama kali sampai di perkemahan kembali muncul. Sekarang ia mengerti maksud dari ungkapan-ungkapan kebencian tersebut, bahwa Ricky dan kakak-kakaknya hanya tau cara memanfaatkan wajah dan tubuh mereka.

Syukurnya, semenjak pertunjukan kecil bersama gitar putih di malam itu, orang-orang mulai menyukainya. Kalimat-kalimat menyakitkan yang di lontarkan pada Ricky tidak lagi terdengar, meski ia masih bisa menerawang ekspresi jengkel dari beberapa orang. Tidak masalah, ia tidak peduli. Biarkan sisa-sisa pembencinya kembali menjilat ludah mereka sendiri.

Omong-omong, Ricky berani bersumpah kalau ia bukan seseorang yang seperti itu.

Yeah, maksudnya seorang keturunan Aphrodite yang pandai menggoda dan bercinta. Dirinya tidak demikian! Meski pun disini banyak gadis-gadis manis yang beberapa di antaranya termasuk ke dalam daftar kriteria wanita idamannya seperti Yabuki Nako, putri dari Dewi Artemis, perempuan Jepang bertubuh mungil dengan binar lucu anak anjing di kedua matanya. Atau Minnie si cantik dari Thailand, keturunan Ares yang mahir menari bersama pedang. Sayangnya, Ricky tidak punya niat untuk memanfaatkan ketampanannya guna menyapa mereka, menjalin kasih, atau bahkan bercinta.

Mengingat para pria juga mengincar dirinya sendiri, Ricky merinding di seluruh tubuh. Mereka benar-benar tidak pandang bulu untuk merayu bahkan sampai mencoba menyentuhnya, hal itu sangat mengganggu dan ... sedikit menyebalkan?

Sejujurnya, Ricky tidak masalah dengan orientasi seksual yang mereka pilih sebab, sebelum masuk ke perkemahan pun Ricky sudah beberapa kali melihat pasangan sesama jenis yang berjalan bersama di atas trotoar sambil menggenggam tangan satu sama lain atau sekedar berjalan-jalan di dalam Mall. Tetapi sekarang keadaannya berbeda, ia di jadikan sebagai mangsa oleh pria-pria lapar yang gencar memburunya dengan cara kotor. Menggodanya menggunakan kalimat-kalimat cabul dan berakhir menyentuhnya menggunakan tangan-tangan nakal dengan lancang, Ricky tidak suka.

Setelah puas meratapi nasib, Ricky berdiri dari duduknya. Menepuk-nepuk pantat hingga dedaunan dan noda kotor menghilang dari celana trainingnya.

Perasaan bosan sangat melandanya, maka di banding bergabung di tepi danau bersama saudari-saudarinya yang tengah sibuk bergestur tak senonoh, Ricky lebih memilih untuk berkeliling.

Ia tiba pada tempat di mana anak-anak Ares sedang berlatih, lalu Gunwook melihatnya. Kemudian menurunkan pedang dan berjalan menghampiri Ricky, "Hyung? Halo! Apa yang kau lakukan disini?"

Ricky tersenyum kikuk, pandangannya berpendar ketika saudara-saudari Gunwook menatapnya.

"Itu... bolehkah aku bergabung?" Sedikit ragu dan malu.

The Red Thread [Gyuicky / Shimkongz]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang