HAPPY READING
Haruto mendengus, bibirnya mengerucut maju satu centi. Tepat sekali didepannya sekarang berdiri seorang pemuda gagah yang tak lain adalah jeongwoo.
Bersamaan dengan itu, haruto sendiri sedang dalam mode menjalankan perintah bundanya untuk membeli teflon baru. Ini juga karna kenekatannya untuk memasak kemarin, dan berakhir lah teflon baru milik bundanya gosong.
"Mau kemana?" Jeongwoo membuka pintu mobil miliknya, dan mempersilahkan haruto untuk masuk.
"Mall, nyari teflon."
Jawaban haruto membuat jeongwoo menyengrit. " Untuk apa? Bukannya di apartemen kita ada?"
Haruto menghela nafas lelah, memasang seat belt lalu beralih menatap jeongwoo.
"Kemarin dapurnya bunda hampir kebakaraan."
Jeongwoo hanya melirik dan mulai menjalankan mobilnya menuju mall yang haruto maksud. Sekalian mengajak jalan-jalan si manis setelah hampir dua Minggu jeongwoo kurung di apartemen.
Sementara itu haruto sibuk sendiri dengan ponselnya. Ia sedang mengirim pesan untuk kekasih gelapnya- maksudnya sahabatnya yang bermarga Hamada itu.
"Lain kali hati-hati, biasanya juga bisa masak-"
"Haru lupa, kemarin haru tinggal buat main sama cimol." Sela haruto saat jeongwoo baru saja akan menasihatinya panjang lebar.
Jeongwoo hanya menggelengkan kepala. Ia kembali fokus menatap jalanan yang sedikit ramai.
Terhitung sekitar 20 menit perjalanan mereka menuju mall, dan kebetulan mall itu tidak jauh jaraknya dari komplek perumahan haruto. Jadi tidak perlu waktu lama, dan suasana cukup canggung.
Puk!
Haruto tersentak dan hampir saja memukulkan teflon baru milik bundanya itu kepada seseorang yang dengan sangat lancang nya mengganggu dirinya.
Haruto urungkan. Dia masih mau hidup dan menikmati masa mudanya.
"Sudah?" Jeongwoo melirik kearah dimana ada seseorang yang menatap lapar kearah haruto.
Haruto mengangguk. "Sudah, tinggal bayar saja."
"Ayo, jangan buang-buang waktu."
Haruto lagi-lagi hanya mengangguk saja saat jeongwoo menarik tangannya dengan lembut. Ia juga sedikit kesulitan untuk menyeimbangkan langkah lebar jeongwoo yang sedikit tergesa-gesa. Ditambah lagi ditangannya ada dua telfon, yang sudah menambah kesan merepotkan.
"Jeo jangan cepat-cepat! kaki haru pendek!" Pekik haruto yang langsung membuat jeongwoo menghentikan langkahnya.
"Maafkan aku, tadi ada orang gila di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Fiancé || Jeongharu
Roman pour AdolescentsHaruto itu lugu, namun semesta justru memberi pemuda manis itu seorang tunangan yang terkenal arogan. Entah sebuah keberuntungan, atau justru sebuah kesialan? Jeongharu_Fanfiction