HAPPY READING
Haruto menguap sembari menatap kearah dua orang yang saling duduk berhadapan. Mereka sedari tadi hanya diam, dan haruto tentu saja jengah melihatnya. Apalagi hal itu terjadi sejak jeongwoo datang membawakan udang goreng permintaannya, dan kini kotak bekal yang menjadi wadah udang goreng buatan bundanya jeongwoo itu sudah kosong.
Bisa ditebak berapa lama dua orang itu saling diam, bersamaan dengan kebiasaan haruto yang akan makan dalam waktu lama, jika itu adalah makanan kesukaannya.
Sementara jeongwoo acuh. Dia lebih memilih bermain-main dengan jari jemari haruto untuk mengusir kebosanan. Sudah jeongwoo tebak jika membawa Junkyu dan mempertemukannya dengan Kakak sepupu haruto itu, pasti akhirnya akan menjadi seperti ini.
"Kalian nggak mau bicara? Udah hampir satu jam lebih loh, kak ajun sama kak mashi diem-diem gitu," haruto akhirnya bersuara, dan tepat sekali setelahnya dua orang aneh itu serentak menoleh kearahnya.
Jeongwoo mendengus. "Keluar saja sana kalian dari ruangan haruto! Mengganggu pemandangan saja."
Seketika Junkyu yang tadi awalnya terlihat kalem langsung beranjak dari sofa dan menghampiri jeongwoo. Jeongwoo hanya diam, dia tak takut sama sekali dengan tatapan tajam dari Junkyu.
Junkyu menggertakan giginya, dengan sekali dorong, Junkyu bisa membuat tubuh jeongwoo terhuyung dan hampir saja terjatuh dari kursi tempatnya duduk. Tentu saja kesempatan itu, Junkyu manfaatkan dengan baik. Dengan cepat si kim duduk di kursi yang awalnya menjadi tempat duduk jeongwoo, dan memeluk lengan haruto.
"Kak Jun! Kasian jewu, jangan didorong-dorong gitu," tegur haruto saat melihat jeongwoo berdiri menatapnya dengan tatapan datarnya.
"Bodoamat! Biarin aja, si Jeongwoo nyebelin, ru." Junkyu acuh, dia tak memperdulikan terguran haruto.
Haruto yang duduk diatas ranjang otomatis hanya bisa menghela nafas lelah. Junkyu ini sangat keras kepala, bahkan mungkin melebihi jeongwoo.
Sementara itu, mashiho menatap pemandangan Junkyu yang dengan manjanya memeluk Adik sepupunya kesal. Enak saja si brengsek itu, memeluk haruto yang notabenenya adalah kesayangannya. Tentu saja mashiho tidak akan membiarkannya begitu saja.
"Ke-dua matamu masih bisa berfungsi dengan baik, bukan? Jadi, ayo lepaskan Haruto!"
Jeongwoo menarik Junkyu agar melepaskan haruto. Tapi hal itu berujung pada sia-sia karna tenaga Junkyu juga sama kuatnya dengannya.
"Aku tidak mau!" Tolak Junkyu, dia semakin memeluk erat lengan haruto.
Haruto meringis, dia menatap kearah mashiho dengan tatapan minta tolong.
"Tolongin haru, kak." Haruto bergumam, dan mashiho bisa menangkap gumaman adik sepupunya itu.
Mashiho mengepalkan tangannya, dia bergerak mengambil buah apel yang masih utuh. Tanpa diduga-duga, si kakak sepupu dari haruto itu melemparkannya kearah Junkyu, dan tepat sekali mengenai kepala si kim.
Duk!
"YAK! APA MAKSUDMU?!" Pekik Junkyu terkejut dengan apa yang tiba-tiba saja menghantam kepalanya.
Mashiho hanya berdecih, dia bersedakep dada. "Jangan ganggu adikku, kau bergelayutan saja pada jeongwoo!"
Junkyu yang mendengar itu langsung saja melepaskan pelukannya, dan berjalan menghampiri mashiho. Dia berdiri tepat didepan uke pendek yang sangat-sangat menyebalkan ini.
"Memangnya siapa kau? Orang tua haruto, kah? Sepupu aja sok berkuasa," cibir Junkyu dengan nada julid.
Sementara mashiho hanya diam dengan wajah yang mulai menunjukkan ekspresi kesal. Tangannya mengepal, sungguh! Mashiho ingin sekali mendaratkan bogem ke wajah songon manusia menyebalkan didepannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Fiancé || Jeongharu
Teen FictionHaruto itu lugu, namun semesta justru memberi pemuda manis itu seorang tunangan yang terkenal arogan. Entah sebuah keberuntungan, atau justru sebuah kesialan? Jeongharu_Fanfiction