Teriknya sinar matahari yang menusuk membuat sebagian siswa/siswi lebih suka berdiam diri di kelas, aktivitas yang dilakukan tak jauh dari mengerjakan tugas yang belum usai, tidur bahkan mengobrol. Ada juga yang berkeliaran di area sekolah bahkan kantin pun tak lepas dari sasaran.
Lain hal nya dengan Joel Addison, remaja berkulit tan, mempunyai mata tajam seperti serigala, hidung mancung, wajah tampan, yang memanfaatkan waktu luangnya dengan bermain basket di lapangan bersama teman temannya.
Hari ini memang jadwal pembelajaran di kosongkan sampai jam istirahat, guru guru mendadak rapat jadi para siswa/siswi bebas melakukan apapun selagi masih batas wajar dan tidak meninggalkan sekolah.
Joel menyeka peluh pada kening, menghembuskan nafas lelah lalu berjalan dengan tergesa menuju sebotol air dingin yang ia taruh di pinggir lapangan, setelah botol telah ia genggam tanpa lama lagi ia teguk tanpa henti, merasakan sensasi air dingin yang memenuhi tenggorokan membuatnya jauh lebih segar.
"Bagi minum El" teriak Gara di tengah lapangan, Joel menatap sekilas kearah Gara lalu melempar botol yang isinya tinggal setengah.
"Sial, gak bawa seragam cadangan" Joel bergumam sembari melepas dua kancing teratas pada seragam yang sudah basah karna keringat, ia malas harus kembali ke kelas dengan seragam yang basah membuatnya tidak nyaman.
"Ngapain ganti, sebentar lagi pulang" Gara menghampiri Joel yang sedang terduduk di pinggir lapangan, melempar botol kosong pada tempat sampah lalu duduk di sampingnya.
"Tau darimana?" dahi berkerut bingung, masih ada beberapa mata pelajaran yang harus di lalui sebelum mereka bisa pulang.
"Lu lupa temen kita kan ketua osis, semua informasi yang ada di sekolah pasti dia tau" dengan raut wajah tengil Gara menjelaskan seberapa keren temannya itu.
"Tapi Hares gak mungkin ngasih bocoran informasi itu ke lu gar" melihat perubahan raut wajah Gara membuat Joel tertawa.
Hares memang di kenal sebagai anak yang bertanggung jawab dan tegas selama menjabat sebagai ketua osis, guru guru mempercayainya. Dia tak pernah membedakan bedakan hukuman entah itu kepada teman temannya maupun pada siswa/siswi yang lainnya. Hares tak pernah menyalahgunakan kepercayaan guru, dia mempunyai citra yang baik dimata siswa siswi lain.
"Ya, lagian gue gak bilang kan, kalau hares yang bilang langsung ke gue" jawab gara acuh.
"Hah? maksudnya" tanya Joel penasaran.
"Gue nguping pas Hares sama pak Eko lagi ngobrol di ruang kesiswaan, gimana keren kan?" Gara tersenyum dengan percaya dirinya sembari melipat kedua tangan di depan dada.
"Bocah semprul gak ada keren kerennya!!!"
"Bayangin El lu gak mungkin tau kalau gue gak nguping pembicaraan Hares sama pak Eko"
Joel mengangguk mendengar perkataan Gara, baguslah ia tak perlu repot repot memikirkan seragamnya yang sudah basah karena keringat.
"Ke kantin yuk laper nih" ucap Joel sambil memegang perut ratanya.
Mereka berdua serempak berdiri dengan tujuan akan pergi ke kantin mengisi perut yang keroncongan, lagipula ini memang waktunya makan siang."Woi! Kita berdua duluan" teriak Gara pada sekumpulan anak anak yang masih bermain basket. Mendengar teriakkan nyaring yang di lakukan Gara membuat Joel berdecak kesal telinganya berdengung sakit.
"Sip" terdengar balasan serempak dari arah lapangan.
Gara menoleh ke samping menatap Joel yang juga menatapnya dengan tatapan tajam.
"Budeg lama lama telinga gue"
Gara tersenyum tipis mendengar celotehan Joel, tangan nya terangkat mengusap rambut Joel gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joel Addison
FanfictionHidup selama 17 tahun di lalui Joel bersama bundanya, tak pernah sedikitpun ia tahu keberadaan sang ayah walaupun sedari kecil dirinya selalu berharap ayahnya akan datang menemuinya. Harapan kecil itu tak pernah Joel inginkan lagi, dirinya sudah ter...