Hari berikurnya Eloise belum dikembalikan, dan Rendra sudah mulai muak melihat Agam yang duduk di meja Eloise.
Sama seperti sebelumnya hal pertama yang dilakukan Agam adalah melempar tablet yang berisi jadwalnya. Rendra melempar tablet itu kembali ke Agam, lalu berjalan keluar mengabaikan teriakan Agam tentang jadwalnya hari ini.
Persetan dengan jadwal, dia harus mengambil asistennya lagi.
Sambil mengemudi Rendra menghubungi asistennya "dimana?"
Belum sempat Eloise menjawab, Rendra kembali bicara "kirim alamatnya sekarang"
...
"apa ini. Tumben anak mama gak sibuk?" sapa nyonya pramita, ibunya saat Rendra sampai di rumah.
Rumah besar milik ibunya ini sibuk seperti biasa, bukan sibuk bekerja hingga membutuhkan tenaga bantuan handal seperti asistennya.
Di ruangan ini ada berbagai baju dan seorang yang Rendra kenal sebagai desainer yang sedang naik daun.
Ya benar. Ibunya saat ini sedang berbelanja.
Jangan harap orang seperti ibunya akan pergi ke mall atau butik saat berbenja, karena jika dia mau dia bisa membuat mall dan butik itu berpindah ke rumahnya. Seperti sekarang
"aku sibuk ma. Tapi aku mana bisa kerja kalau asistenku mama bawa"
Nyonya itu memasang wajah sedih "mana ada orang yang lebih susah dari mama? Suami pergi mancing ke ujung dunia, anak lebih suka kerjaannya, mantu gak punya. Makannya mama manggil Eloise supaya kita bisa main keluarga-keluargaan, mama jadi mertua Eloise jadi menantu"
Ucapan sang nyonya besar membuat semua orang yang ada di tempat itu terdiam. Rendra memberi isyarat pada Eloise untuk membawa orang-orang keluar, yang langsung dilaksanakan oleh asistennya yang handal lalu dia meninggalkan pintu tertutup setelah hanya ada Rendra dan ibunya.
"ma. Eloise itu bekerja dengan profesional. Ada banyak yang bisa dia lakukan dan yang jelas bukan main keluarga-keluargaan sama mama" terang Rendra.
Pramita menatap anaknya dengan ujung matanya "Ren, Eloise itu ikut beauty pegent dan dapet posisi kedua. Sebelum jadi asistenmu dia itu profesional model, brand lain udah pada antri ngajak dia kerja sama. Kenapa pula dia jadi asistenmu"
"lah udah tau dia model kenapa mama ngasih dia jadi asistenku" jawab Rendra tidak terima.
Karena setahun lalu Pramita lah yang merekomendasikan Eloise sebagai asistennya.
Rendra hanya menuruti kemauan mamanya, sekarang malah asistennya mau di ambil saat dia sudah merasa cocok dengan Eloise.
"ya mama ngasih dia jadi asisten kamu itu supaya kamu pacarin! Udah tau anak cantik muter-muter disekitar kamu sebagai asisten, bukannya dipacarin malah disuruh lembur mulu. Mending mama ambil lagi aja"
"gak bisa gitu dong ma. Aku udah cocok kerja sama Eloise, dia bagus kerjanya. kontrak nya juga belum selesai"
"terlalu bagus kerjanya, itulah yang jadi masalah! Harusnya dia salah-salah dikit biar kalian bisa lebih dekat" pramita duduk dengan memikit ujung hidungnya "ya udah bawa sana. Bentar lagi kontraknya selesai juga kan, nanti juga dia keluar sendiri"
Dan saat mendengar itu Rendra kehilangan ketenangannya.
Eloise itu kerjanya bagus.
...
Sementara itu di luar ruangan.
Eloise menatap keatas, berusaha agar air matanya tidak jatuh. Sesekali dia menarik nafas panjang, yang ternyata menarik perhatian Riyana desainer muda yang sedang diundang untuk memamerkan koleksinya.
Jujur sebagai desainer baru, ini pertama kalinya Riyana di undang kerumah orang super kaya hanya karena sang nyonya besar ingin belanja dengan privat.
Setelah mendapat telfon dari orang di depannya ini. Riyana langsung membawa semua koleksinya, bahkan koleksi rahasia yang belum dirilis ke media karena rencananya akan dia pamerkan tak lama lagi.
Fashion show nya yang hanpir setahun dia siapkan tidak lebih penting dari pada 2 jam pertemuan dengan nyonya Pramita Pramudya. Namun sepertinya dia mendapatkan lebih dari sekedar pertemuan karena dia juga bertemu dengan Eloise Jiandra runner up beauty pegent yang hilang ditelan bumi.
Selama ini dicari pekerja fashion ternyata malah jadi asisten konglomerat yang sepertinya akan naik pangkat jadi menantu.
Menyadari air mata yang menumpuk di kelopak mata Eloise, Riyana dengan cepat mencari tisu di tasnya lalu melipat dengan rapi dan memberikannya pada gadis cantik didepannya.
Sepertinya permasalahan pelik ala konglomerat.
Kalau ditanya bangai mana pendapat Riyana tentang kejadian ini, sepertinya nyonya Pramita menyukainya sebagai menantu namun si tuan muda tidak.
Mungkin tuan muda mempunyai pacar yang tidak direstui dan berharap ibunya berhenti memanggil orang lain dengan sebutan menantu agar tidak melukai hati pacarnya.
Apapun itu Riyana tetap harus mencari muka dengan baik dan berada di pihak nyonya Pramita adalah pilihan paling bijak, apalagi kalau pilihan itu berbentuk runner up beauty pegent yang menyukai privasi. Kalau kata Riyana beauty, brain, behavior Eloise adalah yang paling TOP sebagai calon menantu konglomerat.
"terimakasih" jawab Eloise halus saat menerima tisu dari Riyana. Lihat betapa sopannya calon menantu sempurna ini, nyonya Pramita memang pintar cari menantu. Kalau kakaknya membawa wanita seperti eloise ke rumah, dijamin mamanya akan langsung merestui pernikahan mereka.
"kamu ada masalah?" tanya Riyana, sedikit kepo dengan persoalan ala orang kaya. Apakah ini masalah hati? Atau kekuasaan?
Sebelum menjawab eloise menutup matanya "cari duit kenapa susah banget ya?"
Oh masalah duit. Sama seperti masalahnya sendiri.
Tunggu apa?!
Jadi selama ini dia hanya mengincar uang si tuan muda! Pantas saja si Garendra tidak mau. Riyana tarik lagi omongan soal Nyonya Pramita pintar cari mantu, buktinya sekarang dia ditipu mentah-mentah.
Dibalik wajah cantik dan polosnya ternyata...
Tapi masa sih wajah polos itu cuma ngincer duit. Apa mungkin dia dipaksa, bisa saja kalau gitu. Buktinya dia menangis setelah pura-pura tegar.
Tak tega Riyana mendekatinya lalu mengelus bahunya "cari duit emang susah. Tapi duit gak cuma dateng dari satu sumber. Kamu harus mengijinkan diri kamu untuk berhenti supaya gak lari sampai mati"
"aku pengen berhenti, tapi kontrakku masih lama" tangis Eloise kembali pecah.
Kontrak? Kontrak apa? Apakah mereka pura-pura dekat, berakting di depan orang lain dan melakukan hubungan kontrak?
"maaf kalau aku tanya gini. Di tempatmu buka loker gak?" tanya Eloise.
Sesaat Riyana bingung apa itu Loker.
Lalu dia sadar kalau ini bukan masalah drama konglomerat.Hanya permasalahan babu biasa yang pengen resign.
Riyana melepaskan tangannya dari bahu Eloise, dia jadi ragu kalau wanita ini akan jadi calon istri konglomerat. Tapi mari lihat sisi terangnya, walaupun bukan mantunya Pramita Pramudy, eloise kan tetap runner up beauty pegent dan profesional model.
"boleh kalo mau kerja, comeback kamu di dunia entertain memang sudah ditunggu"
"hah? Entertain? Emang kamu punya loker apa?" tanya Eloise bingung.
"model kan? Saya kan desainer kamu model"
Mendengar ucapan Riyana Eloise langsung murung "aku udah pensiun jadi model"
"gila lo!! Kok bisa? Emang gak butuh duit?"
Eloise kembali mengusap air di matanya "justru karena butuh duit. Gaji jadi asistennya Garendra Pramudya kan gede. Tapi capek mau resign, tapi butuh duit"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantai 13
ChickLitBos kecil yang kurang motivasi. Asisten butuh duit. Cerita mainstream biasa. Honest review, lucu tapi ceritanya biasa. Updatenya bakal lama banget