Hidup Berdua

126 54 0
                                    

✨Selamat membaca✨

Hidup berdua, bersama Gafa. Fira tidak pernah membayangkan hal itu terjadi. Dulu memang ia selalu berdoa agar cintanya terbalas namun ia tak berekspektasi hingga bisa menikah dengan Gafa dan saat ini mereka akan memulai kehidupan berumah tangga sesungguhnya.

Ya rumah Gafa sudah siap untuk dihuni rumah dua lantai itu terbilang cukup besar. Di depan rumah ada taman yang lumayan luas dan di sudut taman ada sebuah ayunan.

"Itu ayunan untuk apa? " tanya Fira.

"Untuk anak kita nanti. " ucap Gafa lirih.

"Hah? Gimana? " tanya Fira lagi ia tidak bisa mendengar apa yang Gafa barusan ucapkan.

"Tidak tau waktu saya beli rumah ini, ayunan itu sudah ada. " ucap Gafa. Ia malu jika mengulang perkataannya yang tadi jadilah ia beralibi seperti itu. Fira hanya berohria dan kembali mengikuti langkah Gafa.

Fira dibuat kagum dengan isi rumah itu. Suaminya benar-benar perfeksionis. Semuanya barang tertata dengan rapih.

"Ini kamar kita. " ucap Gafa menunjuk sebuah kamar. Merekapun memasuki kamar itu. Dan lagi-lagi Fira berdecak kagum, bagaimana tidak kagum ukuran kamar itu seperti dua kali ukuran kamarnya.

"Ini meja buat kamu belajar? "

"Lebih tepatnya kerja. " jawab Gafa.

Fira membolakan matanya. "Kamu kerja? "

"Kamu pikir saya pengangguran? " tanya Gafa balik.

Fira menyengir, memang sempat ia berfikir bahwa Gafa tidak bekerja. "Ya aku kira gitu sih hehehe. "

Gafa menggelengkan kepalanya, ada-ada saja istrinya itu. Bukannya dihari pertama menikah ia sudah memberinya nafkah? Apa Fira fikir ia akan memberi nafkah Fira dari uang ayahnya. Ya memang uang itu juga dari ayahnya tapi ia bekerja agar bisa menghasilkan uang bukan hanya minta.

Gafa ini bekerja dikantor ayahnya. Sebenarnya ia ingin menolak sebab ia ingin membuat perusahaan sendiri namun ayahnya menentangnya.

🦢🦢🦢

"Mencintai mu dalam diam. " Gafa melirik istrinya yang tengah bergumam itu.

"Gafa? Kamu pernah mencintai seseorang dalam diam gak? " tanya Fira.

Gafa menaikan sebelah alisnya. Beberapa saat ia berpikir apakah ini waktunya?

"Pernah. " jabaw Gafa.

"Wah siapa gadis yang beruntung itu?" tanya Fira sebenarnya ia berharap suaminya itu menyebutkan namanya namun jika dipikir-pikir lagi mana mungkin Gafa mencintainya dalam diam.

"Kamu akan tau nanti. " jawab Gafa.

Saat ingin melayangkan protesan ponsel Fira berbunyi menandakan ada yang meneleponnya. Fira mengecek ponsel nya itu dan tertera kontak ibunya. Fira melirik ke arah gafa Gafa.

"Angkat. " Fira mengangguk dan mengangkat telepon dari ibunya itu.

"Halo, Assalamu'alaikum "

"Waalaikumsalam, heh ibuk denger kamu udah pindah ke rumah sendiri. Kok gak bilang-bilang? " ucap ibunya dari sebrang sana.

"Fira baru aja pindah kok buk. "

"Ooo, eh iya suamimu itu kan kaya boleh kali ibuk minta uang ke kamu. Buat sekolah adek kamu loh ini. "

Fira menatap suaminya dengan perasaan tak enak hati. Ibunya ini benar-benar berubah, yang benar saja Fira baru beberapa hari menikah dengan Gafa tapi ibunya sudah berani seperti itu.

"Ekhem. Iya buk insyaallah nanti saya transfer buat sekolah Qila ya buk. " ucap Gafa tiba-tiba. Fira membolakan matanya. Ia tidak percaya suaminya akan mentransfer uang untuk ibunya. Ia ingin protes namun sudah ditahan dulu oleh Gafa.

"Eh aduh ada nak Gafa toh. Sebelumnya makasih ya nak. Nanti langsung ibuk kirimin no rekeningnya ya... " ucap Fani kegirangan.

"Baik buk sama-sama. "

"Yasudah kalau gitu ibuk tutup ya assalamu'alaikum. "

"Waalaikumsalam " ucap Fira dan Gafa.

Gafa menatap Fira penuh tanda tanya.
"Apa yang kamu sembunyikan dari saya? "

🦢🦢🦢

"Gafa memangnya kamu mau tau masalah aku? " tanya Fira. Sedari tadi gafa selalu menjauhinya. Setiap Fira berbicara tidak ada tanggapan dari Gafa. Itu semua karena tadi Fira tidak ingin memberitahu masalahnya pada Gafa.

"Memang kamu mau memberi tahu saya? " tanya balik Gafa dengan tatapan menantang. Fira mengangguk lemah. Gafa yang melihat itu respon Fira menjadi tidak tega.

"Kalau memang belum siap tidak apa-apa. " ucap Gafa. Ia tahu pasti akan sulit bagi seseorang menceritakan masalahnya.

"Eh enggak aku mau cerita semuanya ke kamu. Kamu itu suami aku jadi kita harus saling terbuka. " balas Fira. Setelah dipikir-pikir lagi memang seharusnya ia menceritakan semuanya pada Gafa. Apa lagi suaminya itu juga telah mulai terbuka kepadanya.

"Ok aku mulai cerita ya. " Gafa mengangguk.

"Dari kecil ayah dan ibuk selalu pilih kasih. Aku gak tau karena apa intinya mereka selalu membedakan aku dan Qila. Ayah juga selalu bilang kalau aku selalu malu-maluin aku gak pernah bisa membangangkan mereka. Aku belum bisa jadi kakak yang baik... Dari dulu aku gak pernah ngerasain yang namanya disayang orang tua Gafa. Cuma almarhum nenekku yang sayang sama aku. Ak... Aku sendirian  hiks. " suara isakan pun terdengar. Gafa langsung membawa tubuh Fira dalam dekapannya.

"Sudah jangan diteruskan. Kamu tidak sendirian sekarang. Ada ayah dan bunda yang menyayangi kamu dan kamu punya saya. Ingat itu. " malam itu adalah malam dimana Gafa tau segalanya tentang Fira. Dan ia berjanji akan memperlakukan Fira dengan baik.

......

GAFIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang