Kinanti Citra Ardhani

347 61 4
                                    

Seharusnya Bang Catra yang mendapat kejutan hari ini, tepat di hari ulang tahunnya, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Aku yang malah terkejut karena ulah Bang Catra. Aku melirik gelang pemberiannya yang saat ini melingkar tidak jauh dari tautan tangan kami. Setelahnya, aku tidak bisa menutupi rasa senangku karena bibirku otomatis tersenyum mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

Kemarin, Bu Ratna mengajakku menyiapkan kejutan untuk Bang Catra dengan mengajaknya berkencan. Aku hampir kebingungan karena aku tidak pernah lebih dulu mengajak Bang Catra untuk pergi. Untungnya Bang Catra tiba-tiba menghubungiku dan mengajakku pergi menonton. Kupukir, tugasku jadi lebih ringan karenanya.

Tapi ketika Bang Catra mengeluarkan kotak-kotak dari dalam dashboard, aku hanya mampu tercengang setelahnya. Bang Catra memang selalu tidak terduga. Sejak awal mengenalnya, selalu begitu. Karena itu juga aku tidak berani menaruh ekspektasi apa-apa terhadapnya, termasuk pada hubungan kami.

Jadi ketika akhirnya Bang Catra menyatakan keseriusannya, mau tidak mau aku merasa lega. Meski kubilang tidak berekspektasi, tapi perasaanku tidak bisa berbohong. Semakin hari aku makin terikat pada Bang Catra. Kebaikan dan perhatiannya selama ini tentu saja tidak bisa aku abaikan begitu saja. Lama-lama, aku luluh juga dan dengan perlahan aku sudah menaruh hatiku padanya.

Katakanlah, perempuan itu memang selalu menggunakan perasaan. Dan itulah yang terjadi juga padaku. Untungnya, perasaanku berada di tempat yang tepat. Meski Bang Catra tidak menegaskan perasaannya padaku, keseriusannya sudah lebih dari cukup untukku. Seperti katanya, ke depannya bisa kami bicarakan lagi.

"Kita mau makan di sini?" Bang Catra bertanya ketika aku membelokkan langkah ke salah satu resto di Mall ini. "Tumben." lanjutnya setelah aku mengangguk.

Seperti rencanaku - dan Bu Ratna, selesai menonton kami akan makan malam di tempat yang sudah dipesan. Bang Catra hanya tau aku akan mentraktirnya di sana, tanpa tau yang sebenarnya terjadi adalah ibunya yang menyiapkan kejutan makan malam hari ini. Libur jaga malam Bang Catra hari ini pun tidak lain adalah peran Bu Ratna yang meminta khusus pada Chief Residen.

Namun yang terjadi setelahnya, lagi-lagi menjadi kejutan untukku. Karena di dalam ruang yang dipesan Bu Ratna, ternyata bukan hanya ada kedua orang tua Bang Catra seperti yang kubayangkan, tapi ada sekitar empat orang lain di sana. Dan mereka adalah yang paling heboh menyambut Bang Catra dengan ucapan ulang tahun ketika memasuki ruangan.

"Kamu sengaja ya ternyata." ucapan Bang Catra membuatku lupa sejenak dengan rasa terkejutku.

"Happy birthday, Mas Ta." balasku dengan senyum lebar.

Bang Catra kembali mengejutkanku dengan pelukan singkat dan ucapan terima kasihnya. Whoa, terus terang ini bukan hal yang biasa untukku. Tapi aku berusaha bersikap biasa saja meski jantungku berderap kencang. Karena setelahnya, Bang Catra beralih pada Bu Ratna dan Pak Fadhil, juga para sahabatnya. Aku pun ikut menyalami Pak Fadhil dan Bu Ratna yang memelukku seperti biasa.

"Lo Kinanti kan?"

"Eh? Halo, Kak Cynthia." Aku baru sadar kalau ada satu di antara empat orang tadi yang ternyata aku kenali. Kak Cynthia adalah salah satu residen tingkat dua di stase terakhirku kemarin, yaitu radiologi.

"Lo.. sama Catra?" Kak Cynthia nampak penasaran, sepertinya dia pun kaget melihatku di sini.

Selama berinteraksi di stase radiologi, baik aku maupun Kak Cynthia tidak pernah tahu kalau masing-masing kami mengenal baik Bang Catra. Aku hanya tau kalau Kak Cynthia satu angkatan dengannya, tapi untuk apa juga kan tiba-tiba membahas Bang Catra? Jadi hari ini benar-benar kejutan yang mengejutkan semua orang. Bukan hanya Bang Catra, aku, juga Kak Cynthia.

ORIFISIUM: Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang