Prolog

63 5 0
                                    

Hujan turun dengan lebat sore ini. Ribuan tetes air yang jatuh dari langit telah mengguyur jalanan kota yang kering selama beberapa hari terakhir. Aroma petrichor pun tercium di kota, membawa ketenangan tertentu bagi siapapun yang menghirupnya.

Terlihat seorang gadis berjalan di trotoar dengan pandangan tertunduk di bawah guyuran hujan yang lebat itu. Ia tampak biasa saja dengan cuaca saat ini. Seolah merasa tidak terganggu dengan suhu yang turun akibat hujan.

Hoodie hitam dan celana jeans panjang yang ia kenakan telah basah kuyup, menandakan bahwa dirinya sudah berada di bawah hujan sedari tadi.

Gadis itu terus melangkahkan kakinya. Tujuannya adalah jembatan layang yang berada tak jauh dari pandangannya.

Sampai di kaki jembatan layang, ia terdiam sebentar sebelum lanjut melangkah menaiki tangga yang berada di masing-masing ujung jembatan.

Setelah menaiki satu per satu anak tangga, akhirnya ia berada di atas jembatan layang tersebut. Sang gadis tampak memperhatikan sekitarnya yang sepi, lalu berjalan menuju tepi jembatan tersebut dan berpegang pada pembatas yang ada.

"Disini sangat menenangkan..." gumamnya menutup mata dan menengadahkan kepala, membiarkan rintik hujan menerpa wajah cantiknya. Segaris senyum kecil pun terukir di bibir ranum itu.

Kembali ia turunkan kepalanya, menatap jalanan kota yang ramai oleh kendaraan maupun manusia yang berjalan di bawah payungnya masing-masing.

"...Apa kehidupan selanjutnya benar-benar ada?" Tanyanya entah pada siapa.

Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar seraya kedua matanya tertutup. "Itu benar adanya, kurasa." Gumamnya lalu tersenyum hangat.

Dengan kedua tangan yang berpegangan pada pembatas, ia mulai menaikkan kakinya perlahan-lahan. Kaki kanannya telah berpijak di atas pembatas, sekarang ia sedang berusaha menaikkan kaki kirinya. Jangan lupakan tangannya yang masih berpegang erat.

"Ah! Huft... baiklah,"

Pandangannya tertuju pada jalanan di bawah yang dilalui banyak kendaraan.

Untuk kesekian kalinya ia bergumam, "Killua... jika aku meminta agar kita dipertemukan kembali di kehidupan yang lain, apa Tuhan akan mengabulkan keinginanku?"

Tak lama kemudian air matanya turun, bercampur dengan air hujan yang sudah sedari tadi membasahinya. Selang beberapa detik kemudian isakan kecil ikut keluar dari mulutnya.

"...Aku hanya ingin... bertemu denganmu kembali..."

Setelah sekitar 5 menit berlangsung tangisannya pun mereda, wajahnya terlihat sembap akibat tangisan itu.

"Baiklah, ini dia."

Gadis itu kemudian menarik nafas dalam-dalam, kedua kelopak matanya tertutup. Ia tersenyum tipis, kemudian melangkahkan satu kakinya kedepan.

'Sampai bertemu kembali di kehidupan yang lain, Killua.'

.
.
.
.

To be continued~

Yoo, i'm back.

Iya iya maap. Biadab banget gua nge delete fanfict" sebelumnya😔☝

Ya karena gua ngerasa itu alurnya CRINGE banget gila😭

Eh, gaada pake gua"an, oke lanjut.

Makanya di delete. Bukan si, masih ada cuma di ituin apa namanya, batalkan publikasi? Ya itu lah.

Jadi, untuk menebusnya... saya selaku author yang baik hati dan tidak sombong balik lagi bawain fanfict (Killua) baru, yang kali ini janji bakal di publish dari prolog sampe epilog, engga kaya yang sebelumnya. JANJI BANGET.

Ya tapi kalau untuk update tiap minggu, thor gabisa janji. Soalnya kan masih ada tugas sekolah yang menumpuk beserta ulangan baik tulisan maupun lisan yang membuat thor menjadi sibuk seketika.

Untuk sekarang thor up prolog dulu ya cingtah, mingdep bakal publish bab 1 nya. Kalau inget dan kalau ga sibuk.

Eh tapi apa si ini prolog nya? Gj banget, maaf thor masih magang😭😭

Tapi bakal thor usahain agar kalian nyaman bacanya, terus juga alurnya logis. Kalau ada typo bilang aja yaa...

Intinya jangan lupa votement, biar thor makin semangat buat nulis fanfic nya~

Dada bundaa, salam sehat buat semuanyaa 😁🥰🥰😍🌷🌷🌹😘😇🤗🤩😘😘☺️☺️😛😛🤭🤭🤗🤗🥰🥰🥰😍😍😘😘😘🥰🌷🌷🌷🌷🌷🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹😁😅😅😅😂😂😇😇🥰🥰🥰😍😍😍

In Another Life - Killua ZoldyckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang