7

77 49 17
                                    

Mendengarnya kazla langsung duduk "lo masuk kuliah? lo di terima? kapan? dimana?" tanya Kazla.

"di UGM."

"serius?"

Naira mengangguk iya. Kazla tiba-tiba memeluk Naira. "selamat." ucap Kazla dalam pelukan. Naira bingung dan langsung melepas pelukan Kazla.

"apaan sih  zla? gue kan ngga pinter-pinter amat buat masuk situ."ucap Naira, sebenarnya Naira tak ngin kazla tau kalau ia kuliah, karena Naira tak ingin Kazla minder. sebenarnya Kazla juga bisa masuk kuliah dengan biasiswa atau orang tua Naira yang membayarnya, namun Kazla selalu menolaknya.

"Masa seorang Naira minder, ngga boleh dong. Oh iya mau minjem baju apa?"

Kazla tiba-tiba memeluk Naira. Naira hanya diam, sebenarnya ia tidak ingin memberitahu Kazla, Naia tak ingin Kazla sakit hati. padahal Kazla bisa saja kuliah dengan biasiswa dia kan jelas pintar dan pasti dapat kalo tidak dapat juga mama Naira menawarkan Kazla untuk kuliah bareng Naira dan Kazla menolaknya. sebenarnya Kazla ingin sekali untuk kuliah tapi ekonomi keluarganya yang tidak mendukung dan Kazla amemutuskan untuk tidak kuliah dan memilih kerja.

Naira melepaskan pelukan Kazla. "ya ampun Zla gue kan cuma keterima. lagi pula gue minder sama oranng-orang disana pasti pinter-pinter,gue jadi minder." ucap Naira ia minder karena tak terlalu pintar.

"Ya ampun Nai, masa orang kaya lo minder."

"Ya kalo orang kaya gue minder kenapa?" tanya Naira polos.

"Ya ngga boleh. oh iya kataya tadi mau minjem baju? baju yang apa?" Kazla mengalihkan pembicaraan.

"Lo pilih aja ya, gue mau mandi." ucap kazla kemudian bangun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

Naira hanya diam dan berjalan menuju ke lemari pakaian Kazla di ujung sudut kamar Kazla, Naira membukanya dan kenapa Naira meminjam baju Kazla padahal baju Naira lebih banyak bagus dan lebih mahal. karena  karena Naira suka dengan wangi baju Kazla, steel ke korean walaupun Kazla tak begitu suka dengan korea, warna baju kazla itu sangat kalem-kalem makanya Naira suka walaupun harganya tak begitu mahal namun terlihat begitu wah.

Naira meletakkan beberapa pakaian yang sudah ia pilih di atas kasur. setelah selesai mandi kazla kembali ke kamar sammbil membawa beberapa buahan dan roti untuk Naira.

"Zla gue bingung yang mana?' ucap Naira sambil mencocokkan baju di depan cermin.

"Yang lo suka aja mana?" balas Kazla sambil meletakkan buah-buahan dan roti diatas meja, kemudian duduk disamping kasur.

"Gue bingung."

"Mau pake kerudung?" Tanya Kazla.

"Emmmm.., iya."

"Pake baju ini." Kazla menunjuk baju berwarna cream dan rok putih, kemudian Kazla berjalan menuju lemari kerudung, mengambil kerudung pasmina kaos berwarna cream.

"Ini kayaknya cocok deh." Ucap Kazla kembali duduk di atas kasur namun sekarang duduk di tengah-tengah kasur.

"Sini tak bikinin gaya kerudungnya." Ucap kazla menyuruh Naira mendekatinya.

"Ya ampun Zla, gue kan cuma mau kuliah." Balas Naira namun ia tetap mendekat.

"Pantes Lo ngga pernah ke tempat kerja gue." Ucap Kazla sambil memakaikan kerudung.

"Ya bukan Tah, udah ada Denis yang selalu nemenin Adinda Kazla." Ledek Naira.

"Apanya ke Denis, Denis itu?"

"Lagian Lo kenapa ngga terima aja sih? Si Denis. Lo ngga mau pacaran? Lo mau langsung menikah gitu?"

"Bukannya ngga mau pacaran, tapi pacaran setelah menikah itu lebih indah Nai."

Kazla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang