3

289 23 1
                                    

Jumat pagi ini terasa lebih dingin dari hari biasanya. Langit mendung membuat matahari bersembunyi di balik awan hitam itu. Cuaca seperti ini sangat cocok untuk tidur dengan selimut tebal. Siapa yang tidak akan tidur di musim yang sangat dingin ini? Bahkan orang paling rajin pun akan menjadi malas jika sudah bertemu dengan musim dingin. 

Meskipun cuaca sedang tidak mendukung, Haechan tetap berjalan menyusuri koridor. Langkah tak bersemangatnya sangat terlihat jelas karena melihat kondisi sekolah yang masih sepi dan hanya ada beberapa siswa siswi sedang berkeliaran di lapangan tanpa mempedulikan angin kencang yang berhembus.

Hawa pagi ini semakin dingin karena angin yang kencang menerpa. Bodohnya lagi, Haechan lupa membawa inhaler dan jaket tebalnya. Ingin meminta tolong kepada asisten rumah mengirimkan jaketnya tapi ia pikir itu akan merepotkan; mengingat jarak rumah dan sekolahnya sedikit jauh.

Haechan menggosok kedua tangannya dan sesekali meniupnya untuk mendapatkan kehangatan meskipun sementara. Ia merutuki sekolahnya kenapa luas sekali membuat dirinya harus berjalan jauh untuk menuju kelasnya. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang menyiksa untuk lelaki manis itu.

***

Haechan menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangan, berusaha menyalurkan kehangatan untuk tubuhnya. Cukup rapat, membuat siapapun yang melihat Haechan saat ini akan merasakan sesak. Jika saja sahabat kecilnya, Felix mengetahui Haechan sedang kedinginan dia tanpa ragu memberikan jaket tebalnya untuk lelaki manis bermarga Seo itu.

Waktu sudah menunjukkan jam istirahat. Dan selama jam 2 pelajaran itulah Haechan terus menelungkupkan kepalanya di dalam lipatan tangannya. Beruntungnya selama 2 jam pelajaran itu guru yang seharusnya mengajar di kelas tidak masuk. Dan setelah istirahat biasanya siswa dan siswi akan mengikuti ekstrakurikuler.

Istirahat kali ini Haechan sama sekali tidak keluar dari kelasnya. Ia terlalu malas dan sekaligus tidak kuat untuk menerjang hawa yang sangat dingin. Hujan memang belum juga turun namun angin berhembus semakin kencang membuat hawa semakin dingin.

"Ah!"

Haechan tiba tiba saja mendongak sembari mendongak; berusaha menahan ingus yang tiba tiba keluar dari hidungnya. Dengan terburu-buru ia meraih tissue yang ada di tasnya. Tetapi sialnya ia lupa memasukkan tissue baru kedalam tasnya.

Mau tidak mau lelaki manis itu melawan rasa malasnya dan pergi keluar kelas untuk membasuh hidungnya sekaligus membeli tissue di koperasi sekolah. Haechan benci musim dingin. Karena musim ini ia harus menyediakan tissue lebih banyak dan inhaler di sampingnya.

"Hey!"

DUG!

"Aduh! Sakit sekali!"

"Astaga! Kau tidak apa apa?"

Haechan mengusap keningnya yang terbentur kran air karena terkejut saat seseorang muncul di sampingnya. Seseorang itu ikut panik karena melihat kening Haechan yang memerah karena benturan.

"Sakit sekali huhu Mae!"

"Hey kakak minta maaf."

"Kak Mark? Bagaimana bisa kakak disini?"

"Tentu saja bisa. Kita satu sekolah jika kau lupa."

"Aku tahu! Tapi kenapa bisa tahu kelasku?"

Backburner (MarkHyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang