Brak!
Jisung terlonjak, dia reflek bangkit duduk ketika bunyi nyaring dari pintu kamarnya terdengar. Winwin yang menemani anak kecil itu tertidur pun ikut bangun. Ia dengan sigap langsung menarik Jisung ke dalam pelukannya, menenangkan Jisung yang terlihat linglung.
"Cepat bangun! Kalian disini bukan untuk malas-malasan!"
Teriakan menggelar dari anggota klan Na itu menggema di ruangan kecil itu. Membuat Jisung semakin menenggelamkan dirinya ke dalam pelukan Winwin.
"Paman, Jie takut..."
Winwin mengusap usap punggung Jisung, "Ssttt... Tidak apa, paman disini."
"Cepat keluar!"
Winwin dengan cepat turun dari kasur kecil itu. Menarik tangan mungil Jisung untuk ikut bersamanya. Mereka berdua bertemu dengan beberapa anggota pack nya ketika di lorong. Namun ada juga beberapa anggota pack lain.
Semuanya digiring menuju luar asrama kumuh tempat mereka tinggal. Dihadapkan dengan seorang pria berbadan besar yang berdiri angkuh dihadapan semuanya.
"Dengar semuanya! Mulai sekarang, kalian akan bekerja sebagai pembantu kelas bawah! Dan pekerjaan yang akan kalian lakukan, ditentukan oleh kami. Tidak ada yang boleh menentang!"
Melihat tidak ada yang bersuara atau berusaha menolak. Pria bernama Tagon itu kemudian berbisik kepada pria yang berada disebelahnya.
"Urus mereka. Ingat, bawa yang bagus ke ruang bawah tanah."
Pria tersebut mengangguk, ia kemudian memerintahkan temannya yang lainnya untuk mulai memilah milah orang-orang hasil ekspansi tersebut.
Pembantu disini dibagi menjadi tiga, pembantu istana, pembantu kerajaan dan pembantu kelas bawah.
Pembantu istana adalah pembantu yang bekerja di kastil dan pekerjaannya masih bersih dan mulia.
Pembantu kerajaan itu dibagian mengurus agenda-agenda kerajaan yang berada di luar kastil. Misal; agenda rakyat. Dan mereka juga yang melayani rakyat yang ingin ke kastil.
Sementara pembantu kelas bawah itu pekerja kasar. Mereka bekerja menjadi kuli atau pekerja seks. Orang-orangnya berasal dari mereka yang tidak mempunyai tempat tinggal, tidak mempunyai sanak sodara, tidak mempunyai keluarga. Meski di dominasi oleh orang-orang hasil jajahan.
Jisung kini tengah celingukan kesana kemari. Melihat lihat wajah baru serta tempat baru disekelilingnya. Dan jika dilihat lihat, hanya dirinya lah satu-satunya anak kecil disini. Beberapa memang ada yang masih remaja, namun kisaran umur mereka 14-16 tahun. Hanya Jisung yang berumur 7 tahun disini.
"Wah, dia pasti diminati banyak orang."
Jisung sontak mendongak ketika mendengar suara itu. Ia menatap seorang pria yang tengah mencengkram dagu Winwin, membolak baliknya. Sementara Winwin tampak gemetar ketakutan.
Pria tersebut tanpa aba-aba menarik tangan Winwin. Memisahkannya dari Jisung lalu membawanya ke dalam sekumpulan orang-orang yang berbeda.
"Paman!" Jisung berteriak, hendak mengejar namun tubuhnya dibuat melayang ketika ada yang mencengkram kerah belakang bajunya.
"Mau kemana kau bocah!"
Jisung mendongak, menatap pria berbedan besar yang tengah mencengkram bajunya. Ia berontak, menggerakkan tubuhnya acak, menendang nendang udara. Tangan kecilnya memukuli tangan besar pria itu.
"Turunkan! Lepaskan aku! Paman jelek, jahat! Lepaskan aku!!!" Jisung berteriak, semakin heboh menggerakkan tubuhnya. Berusaha melepaskan diri.
Pria itu berdecak kesal, ia menurunkan Jisung. Dengan sigap menahan Jisung yang hendak kabur menggunakan satu tangannya sementara tangan satunya ia gunakan untuk membekap mulut Jisung yang tak berhenti berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fated Pair
FantasyNa Jaemin yang membenci matenya, Park Jisung. •BxB •18+ •Harap pandai dalam memilih bacaan