~Epilog~
.
.Sepertinya, kisah ini harus di akhiri sampai disini saja. Tidak akan ada kebaikan ataupun kebahagiaan dari sebuah tulisan yang dipaksakan untuk mendapatkan happy ending. Tak semua cerita bahagia akan ditangkap menyenangkan bagi pendengarnya ataupun pembacanya. Seperti cerita dalam buku novel yang kini tengah di pegang oleh salah satu murid mahasiswa bernama Victoria Joowan aldrich, yang biasa dipanggil Joowan.
Joowan terus menggeram kesal dengan akhir cerita dari novel yang berjudul TO BE CONTINUE. Jadi haruskah ia menunggu buku ke duanya rilis atau bagaimana? Seingat Joowan, penulis novel itu sudah hiatus lama setelah buku terakhirnya yang dicetak. Dan di sana jelas tertulis tahun 2004.
Terus memikirkan hal yang tidak penting, Joowan mendapati puncak kekesalannya dan melemparkan buku novel yang sedang ia pegang ke sembarang arah. Hingga terdengar suara dentuman barang jatuh dan bunyi mengaduh dari seseorang.
"Profesor Jeon?!" Joowan panik dan langsung membungkuk sopan. Niat hati ingin meminta maaf tapi pukulan pada kepalanya sudah melayang lebih dulu. Ini kekerasan, dan Joowan merasa tak terima. Tapi tatapan tajam dari Profesor killer yang katanya sedikit budek itu seketika membuat nyali pemuda itu menciut.
"Kau tahu berapa banyak penggemar yang masih mencari buku novel ini? Dan ketika kamu mendapatkannya dengan geratis, kamu malah membuangnya!" Profesor Jeon juga tampak sama kesalnya. Mahasiswa yang ada di depannya ini memang memiliki attitude yang sedikit buruk. Seingatnya, dalam keluarganya tidak ada yang kurang ajar seperti Joowan.
Joowan mengambil buku novel itu kembali dengan sangat tidak sopan, dengan merebutnya dari tangan Profesor Jeon. Haruskah kata-kata geratis ditekankan dengan pelafalan yang fasih.
"Kalau begitu bilang pada Paman Taehyung untuk melanjutkan cerita dalam novel ini, atau aku akan membakar semua koleksi buku-buku karyanya!"
Sekarang Profesor Jeon itu tahu darimana sifat ugal-ugalan itu. Maesha memang berhati baik, tapi terkadang perilakunya mencerminkan yang sebaliknya. Dan karena hal itulah terkadang membuat beberapa orang menjadi salah paham dengannya.
Setelah mengucapkan itu Joowan berlari terbirit-birit. Sial dan brengsek dalam batinnya, mengumpati dirinya sendiri. Gara-gara membaca novel yang bahkan sudah dihapalnya di luar kepala semua isinya itu, Joowan jadi lupa kalau ia punya janji untuk bertemu dengan pacarnya di perpustakaan kampus. Dan terhitung sekarang Joowan sudah telat 40 menit. Dan itu sudah bukan telat lagi. Tapi memang Joowan yang suka lupa dengan janjinya.
Profesor muda berwajah tampan itu pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu melakukan perengangan otot-ototnya agar nafasnya kembali teratur. Bagaimana bisa, bagaimana bisa ia memiliki keponakan sekurang ajar itu pada orang tua.
OK! tercatat usia Joowan sekarang 20 tahun, mahasiswa tahun pertama. Maka usia Jungkook adalah 44 tahun. Waowww ... tapi jangan salah, kualitas dan kuantitas Jeon Jungkook masih bisa di adu.
.
.
.-END-
Lho lo .... lo ...
Kok sudah end?