Is He a Jerk?

10 2 0
                                    

Prompt; Betulkah ada orang yang lebih takut tidak punya pasangan dan sendirian, ketimbang dipanggil petualang cinta yang dicap 'brengsek'?

Genre: Romance

***

Akhirnya aku bisa menghela napas lega kembali setelah tugas ini selesai. Menjadi murid dengan tingkat semi tahun akhir sangat memuakkan ya.

Sebentar lagi pendidikanku di akademi ini akan berakhir, apa yang harus kulakukan setelah itu ya? Apa aku harus memulai sesuatu yang baru juga?

"Ah, kau di sana Lia. Ingin menemaniku jalan-jalan? Aku mau ke pasar."

.
.
.

Aku sedang berjalan bersama Stella, hanya berdua. Kami menjadi semakin dekat dari beberapa waktu terakhir. "Lebih bagus hadiah apa ya untuk Cia? Ada saran?" Stella bertanya.

Aku terdiam lalu bergumam, aku mencari sesuatu yang sangar disukai oleh seseorang yang sangar tunduk pada cintanya itu. "Mungkin sebuah perhiasan? Cia anak yang sangat menyukai sesuatu yang berkilau. Kau sendiri tahu sendiri," jawabku sembari tersenyum dan dibalas kekehan oleh Stella.

Dia membenarkan ucapanku sembari menuturkan bahwa kekasih Cia adalah seseorang yang menyilaukan dan aku mengangguk setuju. "Oh, ya. Selain Cia bukan 'kah ada orang lain yang ulang tahun lusa nanti?" tanyaku memastikan.

Pasalnya beberapa waktu lalu aku mendengar bahwa lusa nanti acara penambahan usia diadakan untuk dua orang. "Ya, kau benar! Kalau gak salah dia adalah murid baru tetapi seangkatan dengan kita."

"Woah, bagaimana bisa?" kagumku, apa dia lompat kelas? Berarti sangat pintar. "Entahlah, seingatku dia cowok. Apa kita harus menyiapkan hadiah untuknya juga?" Mmm, aku mengangguk.

Menambah relasi sedikit tak akan merugikan untukku juga. Pada akhirnya masing-masing dari kami memberikan perhiasan yang berkilau serta hadiah yang aku masih berpikir.

Apa dia akan menyukainya, ya? Entahlah.

***

Hari penambahan usia Cia serta seseorang yang tak kukenal pun tiba. Di Insvhool biasanya para murid yang akan berulang tahun akan dirayakan pesta kecil per angkatan untuknya.

Biasanya hanya acara makan-makan dan pemberian hadiah. Namun, hal ini yang paling ditunggu-tunggu oleh tiap orang. Kenapa? Ya, terkadang kami akan mendapat hadiah yang lumayan bagus.

Seperti tahun lalu, aku mendapatkan belati perak serta bola kristal, aku sangat beruntung. "Lia, jangan melamun. Lihat itu!" Stella mengalihkan atensiku, aku mengedarkan arah pandangku pada titik yang dituju.

Di sana Cia serta lelaki yang kemungkinan berulang tahun di hari ini sedang berjalan beriringan ke atas podium, "Wah, mereka terlihat serasi ...." bisikku tanpa sadar dan diangguki oleh Stella.

"Mereka sangat berkebalikan bukan?"

"Tentu, lucu sekali seseorang menyebut mereka serasi."

Aku memutar bola mataku malas, dasar orang-orang tak berpikiran luas! Aku hanya menyatakan pendapatku eoh. "Jangan dengarkan," ujar Stella dengan kekehan yang malah menambah rasa kesal di dadaku.

"Memang berkebalikan seperti apa?" tanyaku lebih jauh dan ditanggapi cukup lama, sembari menunggu jawaban aku melihat mereka sedang duduk di atas podium dan mendengarkan pidato basa-basi dari Bu Hecate.

"Tentu berkebalikan. Kau tahu siapa gadis yang tak bisa hidup tanpa cinta atau menyendiri bahkan untuk beberapa menit?" Stella pun menjawab dengan antusias, aku mengangguk cepat.

"Itu Cia ...."

"Nah, yang di sana lihat. Dia adalah Nevan, lelaki yang bisa hidup berkebalikan dari Cia. Jika Cia disebut gadis cinta, Nevan adalah pria brengsek."

"Wah, bagaimana bisa?" Aku bertanya dengan penuh semangat, tak jarang aku dapat bergosip seru seperti ini.

"Mmm, dia sering mendapat curahan hati dari gadis lain. Diterima sih, tapi tidak akan bertahan lama." Aku mengangguk paham. Mengerti jikalau semua bilang mereka adalah seseorang yang sangat berkebalikan.

Wah, dunia ini sangat sempit. Padahal kupikir mereka itu mirip, dari segi wajah dan segala fisik lainnya. Ya, walau beda gender.

Acara pun berjalan lancar hingga akhirnya aku sedang berjalan bersama Stella dan Cia. "Akhirnya aku bisa merebahkan punggungku yang rontok ini," keluh Cia sembari meregangkan seluruh otot tubuhnya.

Aku dan Stella tertawa menanggapi, saat kami sudah berada di depan pintu lorong asrama. Terlihat seseorang pria sedang menunggu, Nevan? Kupikir iya.

"Kau yang bernama Lia?" Aku menunjuk diriku dan mengangguk, ada apa dengannya? Dia terlihat tergesa-gesa dan seakan-akan meminta ruang pada Stella dan Cia agar bisa berduaan ... denganku?

"Aaahh, baiklah! Nikmati malam kalian, aku dan Cia akan masuk terlebih dahulu." Mereka, dasar! Meninggalkanku dengan seseorang yang bahkan hanya kukenal namanya.

"Hm, ada apa?" aku bertanya malas, ia mengeluarkan sebuah kertas terlipat dan memberikannya padaku. Aku pun mengambilnya dengan ragu sembari menatap sinis padanya.

"Kau tahu ... maukah kau menjadi kekasihku?

"Hah, bagaimana?" Aku terkejut bukan main. Bagaimana bisa? Aku juga menyadari bahwa ia memaki syal yang kubelikan sebagai hadiah untuknya.

Seseorang yang dipanggil pria brengsek malah menyatakan curahan hatinya padaku yang tidak berpengalaman? Apakah ini salah satu trik untuk menjebakku? Bagaimana ini?

"Tenanglah, kau tidak berhadapan hantu. Bagaimana?"

Diamlah! Kau tidak membantu, rasanya sangat mengganggu. Aku pun tak melihat niat jahat dari kedua bola hijau itu. Tampan.

Eh, apa yang kupikirkan? Kenapa wajahku memanas? "Kau tidak apa-apa?" Sebelum dia memegangku aku langsung menepisnya cepat dan pergi dari sana tanpa meninggalkan sepatah kata apapun.

Aku harus tetap waras! Bagaimana bisa? Apa dia benar-benar? "Aku menyukaimu! Jangan dengarkan kata orang, aku tunggu jawabanmu Lia!" Suara teriakkannya menggema di seluruh lorong, aku sangat malu hingga dapat kupastikan seluruh air wajahku memerah karena rasa panas ini tak tertahankan.

Seorang brengsek yang tak berperasaan serta keji pada perempuan tak seharusnya seperti itu, 'kan? Dia terlihat sama seperti Cia, hanya saja perilakunya yang berberda. Ugh, ayo tenang! Ini tak menjadi beban, oke? Lia kamu harus tenang.

F'Log of Insvhool || The Log BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang