"Bangsat lo semua ninggalin gue!." Dengan nafas yang memburu Bastian mengumpati teman temanya itu.
"Siapa suruh lelet?." Ucap Arsan, sekali ngomong minta di terjang.
Di kantin belakang keempat remaja itu sekarang. Duduk di satu meja yang sudah menjadi tempat duduk langganan merea.
Sambil menyesap sebatang rokok Bastian duduk di sebelah Bragas yang sedari tadi tidak mengeluarkan sepatah katapun.
"Ketempelan jin qorin lo?." Celetuk Eros.
"Galau dia ga dapet jatah dari neng Karala cantik." Ucap Bastian dengan menaik turunkan alisnya seperti om om hidung belang.
"Apaan sih!." Bragas memutar mata nya malas.
"Asli deh Gas tuh mata lo sipet ape katarak? si Karala cantik anjirr masa lo tolak?."
"Gay dia mah." Ucap Eros asal sambil memakan kuacinya.
"Najis." Singkat padat jelas.
"Apa jangan jangan lo emang doyan terong?." Eros memang anjing.
"Apaan sih bangsat, gue masih suka lubang." Dengan menahan emosi setengah mati ingin rasanya Bragas menonjok muka jelek Eros.
"Yakan siapa tau, SANTAI DONG KOK NGEGAS."
Mendesah pasrah ketiga pemuda itu hanya menghela nafas sabar. Entah kesalahan apa yang mereka lakukan di masa lalu hingga mendapat teman setres seperti Eros.
"Ga usah banyak bacot, mending lo kejer noh si Amara." Kata Bastian.
Seketika Eros langsung sok merinding ketika Bastian menyebutkan nama Amara. Sok iye banget nanti kena Azab mampus.
"Ogah mampus gue."
"Alah nanti juga suka."
"Ga akan!." Sentak Eros dengan gaya jametnya. canda.
gue bikin lo cinta mari sama amara liat aja lo eros — Lova.
"Kadang cinta sama benci beda tipis."
Pandangan mereka beralih ke Arsan, termasuk Bragas. Dengan santai Arsan menatap Eros sambil terkekeh. "Jangan bilang 'ga mungkin' lo ga tau apa yang bakal terjadi di masa depan, siapa tau jodoh lo emang Amara? kan kita ga tau."
"Iya sih tapi... GUE GA MAU!."
Tidak dapat di bayangkan jika dia dan Amara berjodoh dan menikah sehancur apa rumah mereka nanti, pasti akan adu mulut setiap harinya. Memikirkannya saja sudah membuat Eros bergidik ngeri. eh kok sudah memikirkan pernikahan?
Bastian tertawa terpingkal melihat Eros sudah pucat pasi membayangkan ia berjodoh dengan Amara.
"Gimana kalo lo yang jodoh sama Karala Gas?" Tanya Bastian setelah berhenti tertawa.
"Ga." Terlalu singkat boss.
"Dih? yauda kalo gitu Karala untuk gue aja ye?."
"Ambil."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA KARALA [on going]
Teen FictionAku Karala, yang akan hilang di telan kenangan yang pasti tidak akan pernah terulang. Aku Lentera, yang siap membakar siapa saja manusia yang tidak berjalan di jalan keadilan dan manusia yang tak pantas untuk hidup. Dan aku.. Adhia, Adhia yang siap...