Seorang pria yang lumayan tidak lagi muda duduk di dalam mobil, menggunakan kacamata hitam nya mengamati seorang gadis yang sedang berdiri di halte bus. Tersenyum miring.
"Anak mu cantik juga Har." Ucapnya di sertai seringai.
Setelah berucap begitu ia menghidupkan mesin mobilnya dan pergi begitu saja.
.
.
.
.
Karala sedang menunggu sebuah bus. Ia pulang menggunakan angkutan umum hari ini karena ia sengaja tidak membawa mobil. Sengaja memang, agar ia bisa di antar Bragas namun pasti kalian sudah tau kan apa yang terjadi?, berakhir di halte bus yang dekat dengan sebuah SD. Kelihatannya masih ada beberapa murid SD yang sedang menunggu jemputan dari orangnya atau bahkan supirnya.Kembali berandai-andai ketika sang Ayah menjemputnya saat pulang sekolah. Pelukan hangat menyambut ia yang lelah saat pulang sekolah. Kata-kata kebanggaan sang Ayah yang akan membuat hilang semua lelahnya. Karala tersenyum tipis membayangkan kebahagiaan itu.
Saat sedang asik menunggu dan melamun seorang anak kecil menghampirinya. Karala tersentak kaget saat anak itu duduk di sampingnya dan menyapanya.
"Haloo kakak cantik!." ucap anak itu sambil melambaikan tangannya ke arah Karala.
Karala tersenyum dan melambaikan tangannya kepada anak itu. "Haloo."
"Kakak lagi nunggu di jemput Ayah kakak ya?."
Karala tersenyum dan menggelang. "Kakak lagi nunggu bus, tapi bus nya ga lewat lewat." Menghela nafas pelan.
Anak itu mengangguk mengerti dan kembali berbicara kepada Karala dengan sedikit lesu.
"Hari ini aku juga ga di jemput sama Ayah, padahal Ayah udah janji kemarin bakal jemput aku hari ini." Ucap anak itu lesu.
"Kenapa kok bisa ga jadi jemputnya?." Tanya Karala.
"Humm, Ayah ada kerjaan penting katanya di kantor isshhh ngeselin."
Melipat kedua tangannya di dada sambil menampilkan wajah cemberutnya, sangat menggemaskan pikir Karala. Ia memikirkan akan sangat lucu jika Reygan masih sekecil itu, ia terkekeh dengan pikiran konyolnya.
"Ohh yaa? gapapa, besok Ayah mau jemput kamu kok, mungkin hari ini kerjaan Ayah penting banget ga bisa di tunda." Tutur Karala lembut sambil mengelus pucuk kepala anak itu. Anak itu mengangguk sambil tersenyum cerah.
"Terus kamu pulangnya sama siapa sekarang?." Tanya Karala.
"Sama—
—ITUU DIAAA ABANGGG!." Tunjuk anak itu samangat.
Karala mengalihkan pandanganya kepengendara motor yang di tunjuk oleh anak itu. Karala terdiam saat motor itu berhenti tepat di depan ketua orang itu, sepertinya Karala mengenal siapa pengendara motor itu.
"Abang Agas kok lama sihh!?." Dengan cemberut anak itu menatap sosok di depannya dengan kesal. Karala masih terdiam melihat sosok itu membuka helm nya dan berjalan ke arah mereka, tepatnya kearah anak kecil di sampingnya.
"Maaf ya tadi Abang kerumah bang Eros dulu ngambil buku." Tuturnya lembut.
Anak kecil itu tersenyum dan mengangguk. "Iya gapapa kok, lagian aku nungguin Abang ga sendirian, ini sama kakak cantik." Tunjuk anak itu kepada Karala.
Karala tersadar dengan lamunannya. Sangat terkejut ketika yang sedari tadi di tunggu anak kecil itu adalah Bragas. Apakah Bragas memiliki adik? ia sama sekali tidak mengetahuinya. Bagai mana mau tau, saat Karala menyapanya saja ia langsung mendapatkan umpatan serta cacian.
Bragas melirik Karala sekilas, mengangguk pelan dan menggandeng tangan sang Adik namun di tahan oleh anak kecil itu.
"Bentar Abang, aku belum tau nama kakak cantik ini siapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA KARALA [on going]
Fiksi RemajaAku Karala, yang akan hilang di telan kenangan yang pasti tidak akan pernah terulang. Aku Lentera, yang siap membakar siapa saja manusia yang tidak berjalan di jalan keadilan dan manusia yang tak pantas untuk hidup. Dan aku.. Adhia, Adhia yang siap...