002

704 79 1
                                        

Sunoo telah selesai memakai pakaiannya, kemudian pergi menuju ruang tamu dan dirinya akan memakan pizza pemberian orang yang tak dikenal itu tapi hal itu Sunoo urungkan saat melihat ada sekelebat bayangan di depan pintu rumahnya.

"Siapa?" Tanya Sunoo.

Tapi tidak mendapatkan jawaban, Sunoo pun hanya mengangkat bahu acuh, mungkin saja itu adalah orang iseng yang ingin mengerjai pemuda itu, kira-kira begitulah pemikiran dangkal Sunoo. Pemuda itu masih tidak menyadarinya bahwa dihari ini tidak ada hal yang tidak memiliki kejanggalan, seharusnya Sunoo lebih berhati-hati.

Walaupun acuh Sunoo tetap memiliki sedikit rasa takut, pemuda itu dengan cepat pergi menuju ke kamarnya dengan kotak pizza ditangannya dan juga sekaleng soda yang telah dia ambil tadi. Sunoo memutuskan untuk memakan pizza di kamarnya, karena menurut Sunoo tempat yang paling aman baginya hanyalah kamar miliknya meski sekarang sudah tidak lagi.

Sunoo memakan pizza sembari memainkan ponselnya, dirinya teringat bahwa dia harus menelepon nomor yang salah itu. Sunoo harus mengakhiri hubungan tidak jelas itu sekarang juga. Tanpa menunggu lagi Sunoo langsung menelepon nomor tersebut

Titt

Sambungan telepon tersambung, Sunoo langsung tersenyum senang. Hal itu tentunya dapat dilihat oleh Jake yang masih menatap Sunoo dari layar komputer miliknya, Jake juga memegang ponsel yang menghubungkan dirinya dengan Sunoo sekarang.

"Ada apa pacar?" Tanya Jake dengan seringai miliknya.

"Emmm..."

Jake tersenyum saat melihat wajah kebingungan dari pacarnya itu, Sunoo nampak ingin mengungkap sesuatu tapi tidak berani mengungkapkan hal itu kepada Jake.

"Iya, ada apa pacar?" Tanya Jake lagi.

"Bisakah kau melupakan hubungan gila ini?" Tanya Sunoo.

Jake menaikkan alisnya tanda bingung dan penasaran, apakah Sunoo ingin mempermainkan dirinya?

"Apa maksudmu?" Tanya Jake dengan suara berat yang terkesan sedang mendominasi lawannya sehingga membuat lawan gemetar ketakutan, seperti yang dialami Sunoo sekarang.

Badan Sunoo terasa kaku, wajahnya tampak pucat dengan ekspresi ketakutan yang terpancar dari rautnya. Jake melihat itu semua dan seketika suasana hatinya berubah menjadi bahagia, ada kebahagiaan saat melihat Sunoo ketakutan karena raut wajahnya sangat imut ketika sedang ketakutan.

"Maaf untuk sebelumnya, tapi saat itu aku salah nomor. Maaf karena ketidaksopanan diriku yang malah mengganggu dirimu, jadi bisakah kita lupakan hal ini dan menganggap hal ini tidak pernah terjadi?" Tanya Sunoo hati-hati takut lawan bicaranya tersinggung.

Jake tersenyum mengerikan, dirinya sudah tahu sejak awal bahwa pemuda didepannya ini salah nomor, belum lagi Jake juga tahu bahwa Sunoo adalah seorang pembuli di sekolahnya. Sunoo juga memiliki keluarga yang hancur dan tidak harmonis sehingga dirinya berlaku seenaknya disekolah.

Jake tahu segalanya tentang Sunoo, menurutnya mencari informasi tentang anak seperti Sunoo sangatlah mudah apalagi untuk dirinya yang berkuasa diatas segalanya. Jake adalah pemegang otoritas terbesar di negara ini, dirinya merupakan salah seorang kaum oligarki yang mampu menjalankan pemerintahan negara hanya untuk kekuasaannya sendiri dan karena itulah Jake bisa melakukan ratusan kejahatan tanpa ada yang mengetahui hal itu.

"Sepertinya kita tidak bisa memutuskan hubungan ini, karena kedua orang tuaku sudah mengetahui hal ini. Mereka sangat senang begitu mendengar aku memiliki seorang kekasih" ucap Jake kepada Sunoo.

Jake melihat Sunoo meringis, tangannya memegang pizza dan mulai memasukkan pizza tersebut ke mulutnya.

"Tidak bisakah kau bilang pada mereka kita putus?" Tanya Sunoo.

"Tidak bisa, mereka sangat bahagia sampai-sampai mereka ingin aku langsung menikahi dirimu!" Ucap Jake, pemuda itu menyunggingkan senyumnya saat melihat Sunoo perlahan mulai mengantuk.

"Hoammm....jadi kita tidak bisa putus?" Tanya Sunoo yang mengantuk.

"Iya, setidaknya butuh waktu sebulan agar kita bisa putus, kau tidak apakan?" Tanya Jake.

"Tidak apa-apa," jawab Sunoo.

"Ngomong-ngomong, kau cantik dengan pakaian berwarna biru itu dan celana pendek ketat berwarna merah muda itu." Puji Jake.

Sunoo langsung panik, dirinya memeriksa sekitar takut bahwa orang ini ada di sekitar rumahnya.

"Sepertinya kau ketakutan ya karena aku bilang seperti itu,"

"T-tidak kok!" Bantah Sunoo.

"Buktinya kau sampai mencari-cari orang yang bahkan tidak pernah ada di sekitar rumahmu, oh bukan tidak ada. Hanya saja belum sempat untuk berkunjung ke sana, siapkan saja dirimu mungkin saja sesuatu yang menarik akan menunggu dirimu, sebagai balasan atas perbuatan mu," Jake menyunggingkan senyum mengerikan.

Sunoo langsung mematikan teleponnya, dan perlahan matanya mulai mengantuk. Sunoo akhirnya memutuskan untuk tertidur sepertinya obat tidur yang ada di pizza itu sudah bekerja dengan baik.

"Sepertinya, inilah saatnya aku mengunjungi dirimu. Pacar ku!" Ucap Jake, dia melihat Sunoo telah jatuh ke dalam tidurnya yang lelap.

°°°°
Bersambung...

Maaf kalau ada typo
Jangan lupa vote dan komentarnya biar saya nulisnya lebih semangat...

Wrong Number : JakeNoo/ JakeSunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang