Jake mendekatkan wajahnya ke area dada Sunoo, dirinya menjilat puting Sunoo. Dia melakukannya sembari menatap Sunoo yang sedang tertidur pulas.
Jake tersenyum beberapa saat, kemudian menyesap puting Sunoo dengan kuat secara bergantian, menyedot puting itu seakan-akan Sunoo mengeluarkan susu.
Tangannya mengelus pipi Sunoo yang masih asik di alam mimpinya. Sunoo benar-benar tidak terganggu dengan perbuatan asusila yang dilakukan oleh Jake.
Setelah puas menyusu, akhirnya Jake melepaskan pautannya pada puting Sunoo yang sudah membengkak akibat perbuatan dirinya.
Jake menurunkan baju Sunoo, kemudian berbaring di sebelah Sunoo, memandangi Sunoo dari jarak yang dekat.
"Kau seorang perundung namun, kau begitu bersinar sampai-sampai menarik diriku yang berada di dalam kegelapan, jadi jangan salahkan aku jika nantinya aku akan menelan dirimu dalam kegelapan seutuhnya," bisik Jake, dirinya menusuk-nusuk pipi Sunoo.
Jake kemudian mengambil tangan Sunoo, mengecup tangan itu dan mengelusnya dengan lembut. Jake tertawa sedikit, "Tadinya aku akan membiarkanmu tinggal sendirian, pacar. Tapi sekarang aku menjadi tidak tenang membiarkan dirimu tinggal sendirian, Pacar. Apalagi saat tadi aku menemukan seseorang yang menguntit dirimu!"
Jake menatap Sunoo dengan tatapan memelas, dirinya menaruh tangan Sunoo di kepalanya.
"Tinggallah bersamaku, pacar. Agar kau tidak lagi diuntit ataupun diikuti oleh bajingan mesum yang masokis itu." Seru Jake dengan senyuman manisnya.
"Bukankah aku pacar yang baik? Aku melindungi dirimu dari penguntit yang bajingan itu! Ayo puji aku!" Seru Jake dengan bahagianya.
Jake menggerakkan tangan Sunoo seperti Sunoo lah yang mengelus-elus kepalanya karena bangga memiliki pacar seperti Jake padahal kenyataannya Sunoo masih asik di dalam dunia mimpi miliknya sendiri.
"Karena kau tampak bahagia, aku akan membawamu pulang ke rumahku, pacar! Tenang saja, pintumu akan aku ganti," ucap Jake, dirinya langsung menggendong Sunoo yang masih tertidur.
Jake membawa Sunoo ke dalam mobilnya, dirinya duduk di kursi penumpang memangku Sunoo yang sedang mencari tempat yang nyaman agar tidurnya lebih tenang.
Jake mengelus punggung Sunoo, dirinya menatap Ken yang baru saja masuk ke dalam mobil. Jake menatap Ken dengan tatapan tajam, dirinya tak suka dibuat menunggu tapi kali ini dia akan memaafkan Ken karena ada Sunoo yang sekarang sedang tertidur dalam pelukannya.
"Kita, pulang!"
Ken mengangguk, dirinya sedikit bersyukur karena Jake tidak marah saat ini. Buru-buru dia menjalankan mobilnya, Ken takut semakin membuat Jake marah.
Selama di perjalanan hanya ada keheningan, hingga akhirnya Jake merasakan bahwa tubuh Sunoo mendingin, bibir Sunoo juga mendecih beberapa kali.
Jake mendengus beberapa saat, sial dirinya lupa bahwa Sunoo hanya memakai piyama tanpa alas kaki, lalu bulan ini adalah bulan Desember yang tentunya suhu saat ini sangatlah dingin.
"Matikan pendingin dan hidupkan penghangat, pacarku kedinginan." Titah Jake.
Ken mengangguk, dia hanya menuruti perintah Jake tanpa membantah apapun.
Selama di perjalanan Jake terus menggumamkan sesuatu sembari mengecup pipi Sunoo.
"Cantik! Cantik! Pacarku sangat cantik!"
Ken yang mendengar itu lagi-lagi diam, dia merasa tuannya tidaklah jatuh cinta melainkan terobsesi pada Sunoo, pemuda yang terkenal sebagai seorang perundung.
Jujur saja, melihat Jake yang bergumam seperti itu Ken mendadak merinding karena dia tau tuannya itu seperti apa.
Ken hanya bisa berdoa agar Sunoo selamat dari sosok masalah yang tak lain adalah tuannya, tapi bukankah mereka pasangan yang cocok?
Jake si monster yang gila akan kekuasaan dan Sunoo adalah seorang berandalan yang suka memberontak, sungguh Ken tidak bisa membayangkan apa jadinya jika mereka di sandingkan.
Jake telah sampai di kediamannya, Ken membukakan pintu untuk Jake.
Jake keluar dengan Sunoo dalam gendongannya, dia membawa Sunoo diikuti oleh Ken dibelakangnya, sedangkan mobil mewah Jake telah diambil alih oleh supir milik keluarga Shim.
Seluruh orang menatap Jake yang sedang membawa seseorang, ada rasa penasaran dan kasihan pada orang tersebut. Sungguh, sial nasibnya karena berurusan dengan monster seperti Jake.
Jake membawa Sunoo ke kamar khusus yang di siapkan oleh Jake, kamar itu berwarna hijau tua yang terkesan gelap namun menenangkan, warna ini dipilih berdasarkan kesukaan Sunoo.
Jake mengecup tangan Sunoo, "Kau suka dengan kamar ini, pacar?"
Jake menatap sekitar, ah sepertinya dia harus menyatukan kamar dan ruang kerjanya. Agar dia bisa melihat Sunoo setiap saatnya, bukankah itu ide yang bagus?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Number : JakeNoo/ JakeSun
FanfictionApa jadinya jika kau mengajak seseorang pacaran lewat telepon, dan sialnya kau salah nomor.