Upacara pernikahan dilakukan secara tertutup. Dan hanya keluarga saja yang hadir. Sepanjang upacara Indra terlihat begitu dingin bahkan pada Hotaru. Indra lebih memilih langsung kembali ke kediamanya daripada berlama lama di rumah ayahnya. Saat tiba di kediaman Indra, Hotaru langsung disambut para pelayan. Hotaru berjalan dibelakang Indra. Sampai Indra tiba tiba terhenti.
"Dengar Hotaru, kita menikah, aku hanya memenuhi keinginan ayahku. Aku tidak mempercayai pernikahan, terserah kau akan menganggapnya seperti apa, tapi di kediamanku kau harus mengikuti aturanku." Ucap Indra dingin.
"Indra sama, tapi kita suami istri. Dan sama-sama sudah berjanji." Balas Hotaru.
"Kukatakan sekali lagi, aku tidak mempercayai pernikahan, lakukan apa yang ingin kau lakukan, jauhi aku dan jangan mendekat ke ruanganku. Ruanganmu ada di Timur. Kau bebas melakukan apapun di sana. Itu saja." Ucap Indra.
"Kita berada diruang terpisah Indra sama?" Tanya Hotaru.
"Seperti kataku. Aku tidak menganggapmu istri atau apapun. Selebihnya terserah padamu. Pergilah istirahat Hotaru." Perintah Indra sambil melirik seorang pelayan perempuan. Lalu pelayan itu membawa pergi Hotaru.
Sudah sebulan Hotaru tinggal di kediaman Indra. Hotaru memiliki 2 orang pelayan pribadi di kediaman Indra. Semua kebutuhan Hotaru akan dipenuhi Indra, namun Hotaru jarang sekali melihat Indra di rumah. Indra selalu melakukan perjalanan, dan hanya kembali sehari dalam sepekan. Itupun Indra gunakan untuk istirahat di ruangannya. Hotaru dan Indra sama sekali tidak saling bertemu dan berbicara.
Pagi ini Kanna datang ke kediaman Indra. Dia datang untuk sekedar mengunjungi saudara suaminya. Ashura menyuruhnya memberikan sebuah surat untuk Indra. Namun ia tidak bisa menemukan Indra, akhirnya dia memutuskan untuk memberikannya pada Hotaru.
Akhirnya Kanna tiba di area ruangan Hotaru. Diantara berbagai tempat di kediaman Indra, hanya ruangan Hotaru yang memiliki taman dan dipenuhi bunga. Kediaman Indra selalu diselimuti ketegangan. Dia mengerti itu, karna Kanna sudah mengenal Indra sejak kecil. Menurut Kanna Indra adalah sosok yang tenang, dingin, dan serius. Indra juga memiliki aura yang penuh tekanan. Jadi sulit sekali didekati. Berbeda dengan Ashura."Hotaru chan, bolehkan jika kuoanggil begitu saja? Kau terlihat lebih muda dariku." Tanya Kanna.
"Tentu saja, Kanna nee sama, Ciciue mengatakan jika kau memang lebih tua dibanding diriku." Jawab Hotaru.
"Dengar Hotaru chan, apa kau sudah mempersiapkan diri untuk perjamuan besar besok?" Tanya Kanna.
"Apa itu? Aku bahkan baru menderngarnya." Jawab Hotaru.
"Yaampun, apa Indra Nii sama tidak memberitahumu?" Tanya Kanna lagi.
"Tidak, Indra sama sangat sibuk, kurasa dia melupakanya." Jawab Hotaru
"Kau benar sekali. Nii sama memang terlalu serius sampai melupakan hal sepenting ini. Hotaru perjamuan besar itu artinya pertemuan untuk semua klan. Artinya ada hal penting. Para pria biasanya akan mulai membicarakan perluasan wilayah atau pertempuran." Jawab Kanna.
"Kalau begitu, apa yang harus ku persiapkan?" Tanya Hotaru.
"Tidak ada, kau hanya harus datang sebagai istri Nii sama. Jangan permalukann suamimu. Jadi berdandanlah Hotaru." Jawab Kanna sambil tersenyum.
Tiba di hari perjamuan. Seluruh anggota klan berkumpul di kediaman Hagoromo.
Pertemuan akan dimulai dengan makan malam terlebih dahulu.
Sebelum memulai acara, Indra dan Ashura sama sama menghadap ayahnya, untuk memberi laporan tentang wilayah kekuasaanya. Seperti biasa Indra bekerja keras sampai perlahan daerahnya menjadi seluas kekuasaan ayahnya. Namun perluasan wilayah itu, indra dapat dengan jalur pertempuran. Mereka memperdebatkan hal itu, Ashura dan Hagoromo sangat tidak setuju dengan pemikiran Indra. Namun Indra tetap pada pendiriannya. Sampai suara sang ibu menghentikan pembicaraan mereka. Bahwa sudah waktunya makan malam. Para perwakilan masing masing klan sudah berada di ruang makan. Mereka mulai melangkah kekuar ruangan, sebelum Hagoromo menghentikan Indra."Indra, dimana Hotaru? Kau tidak membawanya kemari?" Tanya Hagoromo.
"Apa itu penting Ciciue? Gadis itu tidak mengerti apapun tentang politik, tidak ada gunanya membawanya." Jawab Indra.
"Kau adalah laki laki yang sudak menikah, sudah sepantasnya kau membawa istrimu di acara perjamuan sepenting ini Indra." Ucap sang ibu.
Tiba tiba pintu terbuka
"Daijobu, Ciciue Hahaue, Hotaru chan ada bersamaku. Anii sama, Hotaru chan menunggumu di taman. Dia sepertinya masih bingung" Ucap Kanna.
Kanna masuk untuk menjemput Ashura. Dan akhirnya mereka langsung keluar. Indra berbalik untuk menjemput Hotaru. Sebenarnya Indra sudah sangat kesal. Dia tidak suka berhubungan dengan banyak orang, dan sekarang dia harus membawa Hotaru yang menurutnya hanyalah gadis kecil merepotkan. Indra tiba di depan taman. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Hotaru yang sedang berdiri di depan pohong sakura. Penampilan Hotaru berbeda dari saat pertama kali Indra melihatnya atau di hari hari biasa. Mungkin karena sudah lama Indra tidak melihatnya. Hotaru tampak sedikit lebih dewasa, memakai kimono berwarna merah bermotif bunga sakura senada dengan rambutnya, dia memakai hiasan rambut kupu kupu berwarna emerald. Kecantikan yang sangat berbeda menurut Indra. Indra terdiam begitu lama, sampai Hotaru sendiri yang menuadari Indra sudah ada di belakangnya.
"Indra sama, kenapa tidak mengatakan sesuatu?" Tanya Hotaru.
Indra terdiam cukup lama."Sudah, ayo pergi." Ucap Indra
"Indra sama, lama tak bertemu," ucap Hotaru sambil tersenyum.
"Hnn."
"Indra sama, bagaimana hari harimu? Apa sangat menyenangkan? Sampai kau tidak pernah menemuiku di rumah." Tanya Hotaru.
"Diamlah Hotaru, kita sudah tiba. Jangan mengatakan apapun selama di dalam." Perintah Indra.
"Haii, Indra sama." Jawab Hotaru.
Mereka berdua memasuki ruang pertemuan. Hotaru berjalan di belakang Indra. Semua mata tertuju pada Indra dan Hotaru. Banyak yang memuji kecantikan Hotaru yang bagaikan peri. Berbanding dengan hawa penuh ambisi dari Indra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Greatest
FanfictionSasusaku IndraXReaders Fantasi penulis OC by Masashi Kishimoto Ambisi, rasa sakit, kepedihan, dan luka. Harga yang harus dibayar untuk memilikimu dan bersamamu. Menangis saja tidak akan cukup untuk membuatmu melihatku.