8

1.2K 128 9
                                    

Seminggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seminggu kemudian.

Jisung benar-benar terkejut ketika dihadang oleh omega yang akhir-akhir ini selalu ada di pikiran nya. Chenle dengan penampilan seperti biasanya berdiri dengan tegap, tatapan tajam dengan alis menukik itu cukup membuat Jisung gugup bukan main.

Setelah kejadian heat omega tersebut, Chenle tidak masuk sekolah. Jisung sampai berpikir bahwa Chenle merasa benci terhadapnya sampai enggan untuk bertemu dengan nya lagi.

Namun, berdirinya Chenle dihadapan nya cukup membuat Jisung bernafas lega.

"A-apa?" Jisung benar-benar tidak bisa menyembunyikan kegugupan nya.

Chenle mendekat namun dia mengalihkan pandangan nya ke samping. "Biarkan aku meminjam mu sebentar."

"Huh?" Jisung melongo, wajahnya sangat bodoh.

"Ikut sebentar."

Tanpa mendengar jawaban Jisung, Chenle segera melangkahkan kaki nya meninggalkan sekolah. Langkahnya kaku namun sangat cepat, mau tak mau Jisung mengejar Chenle.

Seketika Jisung menyesal mengikuti omega itu. Bagaimana tidak menyesal, dia dibawa ke hadapan ayah omega tersebut.

Jisung duduk tegap dan kaku, keringat dingin dan nafas nya terputus-putus. Tanpa menatap wajah ayah Chenle, Jisung hanya bisa tersenyum canggung manatap meja makan.

"Jadi kau Jisung ya?" Suara sang alpha di rumah itu sangat rendah, senyum yang ditampilkan pun bukan senyum ramah, ada kerutan alis di wajahnya yang sangat jelas bahwa beliau sedang menahan emosi nya.

Wajah Jisung semakin pucat, dia hanya bisa menganggukkan kepala nya.

Jisung melirik ke arah dimana Chenle sedang memakan camilan dengan tenang, mereka bertiga sedang berada di meja makan. Tatapan mata Jisung menjelaskan kesal dan bingung disaat bersamaan, rasanya Jisung ingin menoyor kepala omega itu.

Emangnya orang normal akan membawaku ke tempatnya tanpa menjelaskan apapun!

Apa dia memberitahu orang tua nya kalau dia diserang oleh alpha? Sedang di posisi apa aku di sini? BERHENTI MAKAN CAMILAN, CHENLE!

Lamunan Jisung buyar ketika sebuah pertanyaan dari ayah Chenle.

"Mengenai Chenle.. apa kau menganggap hal ini serius? Kau tidak berkencan dengannya dengan perasaan setengah hati, kan?"

"T-tidak.." jawabnya dengan cepat karna terlalu gugup.

"Kau sungguh peduli pada Chenle, kan? Kau tidak membuat pergerakan pada putraku yang berharga dengan tekad sembrono, kan?"

"Aaah?.." Jisung linglung. Ini maksudnya apa sih?

Belum sempat Jisung menjawab, beruntungnya Haechan datang dengan membawa makanan sambil memukul kepala suaminya.

"Lupakan saja, Mark. Kau menyulitkan Jisung." Mark hanya mengeluh, dia merasa wibawa nya hilang ketika Haechan memukul kepala nya di hadapan Jisung.

"Kami tidak memintamu datang kemari untuk menakutimu, Jisung." Haechan duduk di samping Mark.

"Hanya saja beberapa hari yang lalu Chenle.. emm bagaimana aku harus mengatakannya, dia jelas kembali dengan penampilan.. err rambut berantakan, bau kaya xxx, cupang." Lanjut Haechan membuat Jisung ingin meninggal saat itu juga.

"Tidak peduli bagaimana kita memohon padanya, dia menolak menggunakan obat penekan. Pertama kali dia meminumnya, dia mengalami efek samping ringan. Dan sejak saat itu dia menolak semuanya."

Jisung langsung menatap Chenle dengan ekspresi yang sulit dijelaskan. Jadi ini alasan sebenarnya?!

Dia menuntunku datang karna itu? Memang benar bahwa efek samping bisa benar-benar buruk, tapi..

"Kami telah mengatakan padanya untuk tinggal di rumah selama heat, dan kami mencoba mengunci dia di kamarnya. Tapi dia melarikan diri dari lantai dua."

Jisung menahan nafas frustasi. Orang ini idiot.

Haechan menunduk. "Aku takut bahwa suatu hari akan terjadi sesuatu yang buruk padanya, tapi ketika aku tau dia punya pacar kami ingin bertemu dengannya."

Jisung kembali dibuat linglung. P-pacar?

"Dan bagaimana anak di bawah umur yang menjalin hubungan sebelum menikah?!" Tiba-tiba Mark berteriak.

"Kau dulu juga begitu, bodoh." Sahut Haechan kesal.

"Sebagai orang tua kita malu karna tidak bisa mengendalikannya dengan baik, tapi mengetahui bahwa ada orang lain mencintai anak kita meskipun dia seperti itu, itu membuat ku benar-benar bahagia. Tolong akrab dengannya dari sekarang!" Ucap Haechan dengan raut wajah senang. Sungguh Haechan tidak menyangka hal-hal seperti ini telah tiba.

Jisung yang mendengar penjelasan Haechan langsung memakan makanannya dengan cepat, wajahnya benar-benar linglung diikuti tawaan renyah untuk merespon perkataan Haechan.

"Berhenti mengoceh omong kosong!" Chenle teriak tak terima.

Jisung harap ini semua adalah halusinasi nya saja, dia benar-benar hanya bisa tertawa miris dalam hati. Kenapa tiba-tiba hidup nya jadi tak terkendali seperti ini? Omega unik itu benar-benar membuat Jisung kewalahan.








Tbc

In HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang