9

1.1K 114 10
                                    

Jisung keluar dari rumah Chenle dengan senyum ramah di wajah, Haechan dan Mark mengantarkannya sampai pintu. Tanpa berlama lama Jisung segera melangkahkan kakinya menjauh, wajah linglung serta kaki yang lemas benar - benar membuat penampilannya terlihat kacau.

Sekarang dia memikirkannya, haruskah dia menghabiskan malam seperti ini?

Dan lagi, apa-apaan omega yang mengikutinya ini?

"Kenapa kamu ikut?"

"Hah! Aku mau beli es krim!" Jawab Chenle penuh kesal.

Jisung mengusak wajahnya kasar. Dia menatap Chenle dengan serius dengan menghentikan langkahnya.

"Orang tua mu yakin bahwa aku pacarmu, tidak apa-apa?"

Chenle memukul lengan Jisung kencang. "Tentu aja tidak!"

Sebelum melanjutkan ucapannya Chenle membuka masker, menghadap ke Jisung dengan wajah datar andalannya.

"Setidaknya, dibandingkan dengan semua alpha yang pernah aku temui kau bukan alpha brengsek seperti yang lainnya."

Mendengar itu muncul kemerahan di sekitar pipi Jisung, rasanya panas dan malu disaat bersamaan. Jisung menatap Chenle tak percaya, kenapa bisa omega ini berkata demikian.

"Tapi... aku juga brengsek."

"Kau tau, jika aku sangat membenci apa yang terjadi kemarin aku pasti sudah membunuhmu sekarang."

Lagi-lagi rasa panas menghantam wajah Jisung, kenapa setiap kali Chenle berkata rasanya dapat membuat Jisung kacau.

"Chenle... apa maksudmu?" Suaranya tertahan, Jisung berusaha untuk tenang.

"Aku tidak bermaksud apa-apa secara khusus. Lagipula bukankah itu sangat disayangkan? Bahwa kau tidak bisa melakukannya dengan orang yang kau cin-"

Ucapan Chenle terhenti, mulutnya dibungkam dengan mulut Jisung. Segera Chenle mendorong tubuh alpha ini, namun tangannya ditahan dan ciuman itu semakin memaksa.

"Nngh"

Kurang ajar! Jisung menggosok bagian bawahnya dengan paha, apakah alpha ini sudah tidak waras? Melakukan hal memalukan ini dipinggir jalan.

Tanpa sadar tangannya sudah meninju wajah Jisung. Bekas merah terpampang nyata di sana.

"Brengsek! Kenapa kau mencium ku sekarang? Meskipun aku tidak heat atau apapun." Teriak Chenle dengan wajah yang sudah memerah.

Jisung terdiam, dia menunduk. Tak berani menunjukkan wajahnya di hadapan Chenle sekarang.

Kenapa?

Ya, kenapa Jisung tiba-tiba mencium Chenle?

Karna tak mendengar jawaban dari Jisung, Chenle pergi meninggalkan alpha itu sendirian. Biarlah alpha itu duduk dipinggir jalan, dia sangat kesal.

Jisung yang ditinggalkan hanya bisa menyentuh bibirnya, masih termenung dengan apa yang dilakukan dirinya beberapa saat yang lalu.

Tidak ada feromon atau naluri terlibat seperti waktu itu. Baru saja itu benar-benar... itu keinginan ku sendiri. Batin Jisung

Wajahnya kembali memerah, rasanya Jisung benar-benar tersengat listrik. Tubuhnya lemah, kepalanya pusing, tapi terasa menyenangkan?

Setelah beberapa hari terlewati Jisung masih memikirkan malam itu. Dia bertanya-tanya mengapa hari itu dia merasakan keinginan untuk mencium Chenle, dia tak mau mengakuinya tapi jangan katakan kalau dia

"Hei, apakah kau jatuh cinta dengan Chenle?"

Pertanyaan tersebut membuat Jisung menyemburkan minumannya, entah kenapa temannya ini selalu hampir tepat perkataannya.

"Sebenarnya kau berhubungan sex dengannya kan?"

"A-APA?! APA APAAN!"

Melihat respon Jisung yang gugup jelas sekali alpha ini berbohong.

"Nah, aku pikir begitu. Insiden di ruang itu juga kau kan?"

"Enggak!"

"Oke, kau berbohong. Wajah mu menjadi jelek."

"Kita berbicara tentang kau, kau tidak terpengaruh dengan feromon kan?"

Jisung merasa tertusuk mendengar itu. "Nah, kau bahkan tidak mengelak."

"Ada apa denganmu aku belum mengatakan apapun!" Makin gugup. "Kenapa kau berbicara tentang cinta? Tidak mungkin aku jatuh cinta pada orang seperti dia, kan?!"

Teman Jisung menghela nafas, menyisir rambutnya ke belakang dan menatap Jisung dengan sombong.

"Awalnya kau tidak ingin ada hubungannya dengan dia dan kau terlihat kesal saat dia mengejarmu. Tapi akhir-akhir ini kau banyak melamun... kau juga terlihat seperti memikirkan sesuatu. Kau membuat wajah itu, kau tahu?"

Jisung kembali melamun, namun temannya tetap melanjutkan perkataannya.

"Kita sudah berteman selama bertahun-tahun, aku mengenalmu cukup baik. Tapi aku tidak pernah berpikir kau akan jatuh cinta pada orang seperti itu."

"Eh?" Jisung menatap temannya dengan bingung.

"Jisung, dia tidak menggunakan penekan dan berkeliaran menyebarkan feromonnya kemana-mana. Mungkin niatnya adalah untuk menipu alpha serius sepertimu."

"Apa maksudmu?"

"Ada rumor tentang itu, jangan biarkan dia menipu mu, oke? Pokonya mungkin dia main-main dengan banyak pria lain..."

Mendengar itu Jisung menarik seragam temannya, matanya memicing tajam. Tak suka mendengar ucapan temannya itu mengenai Chenle sembarangan.

"Dia bukan orang seperti itu, oke?!" Ucapnya penuh tekan.

Temannya menatap Jisung bingung, dan seperti disadarkan kembali Jisung dengan canggung melepas tarikannya dan meminum minumannya.

"Kau ini kenapa?"

"Err.. dia bodoh. Dia tidak cukup pintar untuk melakukan itu."

"Maaf, apa kalian menunggu lama? Hehe, apa yang kalian bicarakan?" Kedua temannya yang lain menyusul dengan makanan di tangan mereka. Jisung hanya diam, sedangkan temannya yang lain menatap heran.

Aku jatuh cinta? Dengan Chenle? Apa aku membuat 'wajah itu' didepannya...

Teringat kembali dengan ciuman di malam itu, Jisung menghela nafas resah.

Dia mungkin berpikir aku menjijikkan...









Tbc

In HeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang