Page iv

1.8K 158 18
                                    

"Untung waktu hamil kita ada deketan yaa, jadi anak-anak bisa seumuran gitu," ujar salah satu wanita membuka topik percakapan lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Untung waktu hamil kita ada deketan yaa, jadi anak-anak bisa seumuran gitu," ujar salah satu wanita membuka topik percakapan lainnya.

Disambut tawa oleh yang lainnya, "Iya ya? Jadi enak kalau minta ditemenin, sekalian mereka bisa kenalan juga."

Bunda terkekeh mendengarnya, "Sayang banget ya kita mencar, jadi jarang ketemu. Aku cuma sering ketemu Talitha, itu pun kalau sekolah anak lagi ada acara."

Wanita bernama Talitha tertawa, "Maaf dong, selain acara penting gitu aku jarang keluar. Paling juga pulang pergi ke kantor."

Bunda mengangguk, "Paham kok, kalian ini sama aja. Pada gila kerja dari dulu, udah ada anak juga masih mantengin kerjaan." Beliau menggeleng mengingat perilaku gila kerja teman-teman nya ini.

Talitha berdecak, "Justru kamu yang kelewat santai Yura, dulu aja kalau gak ke pepet duit mungkin kamu gak bakal kerja banting tulang. Kelewat pemalas nya itu loh." Perkataan nya itu disetujui yang lainnya sambil menggelengkan kepala mereka.

Yura tersenyum lucu, "Hehe. Tapi sekarang udah gak separah itu kok, buktinya aku gak memperkerjakan ART dirumah. Aku juga buka toko! Walau pas lagi ada masalah aja aku mampir nya, hehe."

Mereka tertawa mendengarnya. Begitulah, kebiasaan memang sulit diubah tapi bukan berarti tidak bisa. Sekarang mereka bersyukur kebiasaan mageran Yura bisa diubah ketika dia mulai membina rumah tangga.

* * *

"Kamu emang gak deket ya sama Julian?"

Pertanyaan mendadak dari Bunda bikin gue hampir aja mau nyemburin air yang baru aja diminum. Kalau nanya suka gak pake aba-aba, untung gue masih nahan buat gak bikin acara semburan nih.

"Ekhm. Iya, emang gak deket. Kenapa?" Jawab gue setelah menenangkan diri. Sok tenang aja sih sebenernya, gak tau kenapa kalau denger nama Julian emang bawaan nya deg-degan gitu, tapi bikin candu rasanya.

Bunda mangut-mangut sambil menyantap perlahan keripik singkong nya, "Pantes aja, Bunda gak pernah lihat kamu hangout gitu sama dia. Padahal kan Bunda sama Mamah nya temenan baik."

"Aku juga gak tau Bunda temenan deket gitu sama Mamah nya Julian..."

"Ya kamu sih, apa yang kamu tahu selain membaca dan menonton sambil ngedekem di kamar."

Buset itu kata-kata langsung jleb banget kena hati. Mau membantah tapi gak bisa, karena emang bener. Akhirnya gue cuma balas dengan cengiran berharap Bunda gak nerusin ceramahnya perihal kemageran gue.

"Haduh, baru kali ini aku nyeselin perilaku dulu," gumam Bunda, tapi masih bisa didengar dengan jelas.

"Emang kenapa?"

[✓] A to J | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang