Page x

1.4K 120 11
                                    

Rasanya semacam dapat plot twist pada kehidupan nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rasanya semacam dapat plot twist pada kehidupan nyata. Asher gak pernah kepikiran, bahkan nyangka juga gak bakal berani. Kalau ternyata Julian lebih dulu menaruh rasa padanya.

Mendengar pengakuan langsung dari Julian bikin dia mau gak mau, percaya kalau itu benar adanya. Terbukti dengan Asher yang tak melihat setitik kebohongan dalam mata Julian ketika tengah merangkai kata-kata confess nya.

Disini sekarang Asher. Duduk dikursi single milik kediaman keluarga Soebagja. Alias tuan muda keluarga itu mendesaknya untuk datang dan bercerita setelah Asher histeris menelpon tadi siang.

Pukul 5 sore dengan keadaan diluar hujan lebat bikin Asher memulai cerita panjangnya dengan tenang. Ngga sih. Diselangi beberapa kali tingkah reog nya yang gak kuat nahan saling.

"Udah gila banget? Jadi kalian saling suka tapu diem-dieman?!" Harley menjerit ketika mengatakannya, kelewat gemas sama cerita Asher.

Dengan wajah memerah Asher menunjukkan gigi nya. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Hehe. Gue juga kaget? Mana pernah gue sangka kalau dia juga ada rasa."

"Terus sekarang gimana?"

"Apanya?"

"Hubungan kalian lah, udah confess kan dianya. Terus gimana status kalian? Pacaran?"

"Gue gak minta kepastian sekarang Asher. I just want to speak honestly about my feelings, your response is up to you. So don't feel burdened. Gue juga akan berusaha buat bikin lo jadi milik gue, jadi bila mana ada perlakuan gue yang bikin lo gak nyaman. Just tell me, dan gue bakal memperbaiki nya. Gak janji bisa stop, soalnya perasaan gue udah kepalang cinta sekarang."

Harley menatapnya aneh. Bukannya jawab Asher malah bengong dengan wajahnya yang semakin memerah. "APA SIH KENAPA?" Dia itu kepo, kepo pake banget.

Asher menenggelamkan wajahnya di bantal sofa untuk menahan teriakan saltingnya. Harley mendengus. "Nyesel gue nyuruh lo ke sini, lo banyaknya mesem-mesem sendiri dari pada ceritanya."

"Maklumin kenapa sih? Salting banget gue tuh. Ini kejadian yang gak bakal gue lupain seumur hidup gue sih."

"Jadi intinya kalian belum pacaran?"

Asher menggeleng. "Belum, lo tau kan. Gue naksir Julian tuh baru itungan nya. Gue gak mau juga asal ngambil pilihan waktu hati lagi berbunga-bunga, terlalu takut nyakitin dia nantinya. Makanya gue juga butuh waktu buat mikir dengan kepala dan hati yang dingin. Julian bilang juga gitu kok, gak usah buru-buru. Tapi.. dia juga bilang jangan kaget kalo habis ini perlakuan nya bakal jelas berbeda." Kalimat paling akhir nadanya jadi memelan dengan senyuman tak henti-hentinya mengembang.

Harley mengangguk, "Oke. Gue paham maksudnya. But still, jangan terlalu banyak borosin waktu. Tapi jangan juga tergesa-gesa. Gue khawatir Asher." Tatapannya berubah menjadi lebih serius, "Lo anak tunggal."

[✓] A to J | nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang