"Apa hari ini akan kembali seperti hari itu?" tanya Jay dalam hati. Laki-laki yang tengah berdiri memandang cermin itu masih saja memikirkan kejadian yang sudah berlalu beberapa tahun. Tepatnya saat dirinya masih duduk di bangku SMP.
"Hey! apa yang kamu takutkan, Jay? Masa lalumu?" tanya pamanya sambil terkekeh menikmati secangkir kopi hitam di depan pintu kamar Jay. "Kamu ini tidak percaya dengan ajaran paman mu ini, heh?"
Jay menggeleng. "Bu-bukan begitu paman. Aku sangat percaya dengan didikan paman hanya saja, begitulah."
"Kalau begitu cepat berangkat, jangan mengecewakan ibumu." Pamannya berjalan mendekat kemudian menepuk bahu Jay. "Jika ada yang macam-macam, yang harus kau lakukan adalah melawannya dengan apa yang aku ajarkan."
"Baik, Paman." Jay mengangguk mengerti.
"Satu lagi pesan dariku, sebelum kau memulai sekolah di sekolah itu." Pamannya tersenyum. "Di sekolah itu banyak sekali perempuan cantik, jadi lindungilah perempuan-perempuan cantik disana demi paman."
Jay hanya bisa tersenyum menanggapi pesan terakhir dari pamannya. "Baiklah, aku berangkat dulu ya, paman."
Jay berjalan keluar rumah mengambil sepeda fixie miliknya yang berwarna putih, tidak lupa menggunakan helm untuk keselamatannya. Saat semuanya sudah siap, kakinya langsung mengayuh pedal membuat roda bergerak keluar dari pekarangan rumah pamanya.
Ayahnya meninggal saat ia masih duduk di bangku SMP karena suatu kejadian di sebuah projek pembuatan gedung. Jadi saat lulus SMP pamanya datang dan mengambil Jay dari ibunya yang sudah sangat sibuk mencari nafkah. Dan mulai dari saat itu, ia mempelajaribela diri bersama dengan pamanya. Lebih tepatnya, pamanya lah yang memaksa Jay untuk berlatih bela diri.
Di pagi yang cerah ini. Jay mengayuh sepedanya di antara gedung-gedung besar yang tersusun rapih. Papan-papan iklan terpampang di depan beberapa gedung.
Lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Dia berhenti sejenak untuk mengambil napas sambil menunggu lampu kembali berwarna hijau. Wajahnya menengok ke arah papan iklan yang berisi wajah-wajah para selebriti atau member grup idol yang berasal dari distrik Z.
Distrik Z memang dikenal dengan kota kelahiran idol atau aktor tampan dan cantik di antara Distrik lainnya. Sebenarnya tidak hanya Aktor, Aktris atau member idol, yang memiliki wajah tampan dan cantik bahkan orang biasa di Distrik ini memiliki paras yang memenuhi standar tampan dan cantik. Oleh karena itu Distrik ini di sebut juga dengan Distrik Visual.
Tapi karena mayoritas orang yang tinggal di distrik ini adalah orang tampan dan cantik, untuk orang-orang yang tidak beruntung dalam penampilan fisik, mereka akan terbuang di dalam masyarakat. Mereka akan dikucilkan, bahkan dirundung. Karena itu distrik ini juga dikenal dengan distrik dengan tingkat diskriminasi paling tinggi di antara distrik yang lain. Salah satu korbannya adalah Jay sendiri ketika ia masih duduk di bangku SMP. Masa lalu yang kelam.
Jay melihat ke arah salah satu papan iklan yang terpampang begitu besar di depan sebuah gedung besar. Papan iklan itu menampakkan wajah seorang idol yang ia kagumi hingga saat ini, karena kebaikan yang dilakukan olehnya. Sering kali Idolanya itu menyumbangkan uangnya untuk membantu pembangunan kota, pembangunan sekolah-sekolah dan juga untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung. Dan dia adalah salah satu orang yang paling menyuarakan untuk tidak melakukan diskriminasi terhadap orang-orang yang tidak beruntung.
Di atas gedung itu terpampang besar nama dari idolanya Jay. CHA EUN WOO. Seorang member dari grup boyband ternama, Aktor drama-drama terkenal sekaligus pemilik CEW entertainment. Sungguh definisi laki-laki tampan dengan segudang bakat. Sudah banyak sekali bakatnya dia juga sangat tampan, bahkan namanya masuk kedalam 100 besar orang tampan di negaranya. ditambah dengan kebaiakan hatinya membuat orang-orang menyukai sosoknya. Bahkan orang yang tinggal di Distrik Z menyebut Cha eunwoo dengan sebutan malaikat yang tidak bersayap.