Lanjutan 5 November 2018
Lisa membawa kompres dingin ke pipi Jennie dan memberikan sentuhan kecil di area yang terluka.
"Terima kasih, Lili..." gumam Jennie dengan pelan sambil tersenyum lemah.
"Apapun akan aku lakukan untukmu sayang," kata si rambut hitam sambil melanjutkan tugasnya.
"Apa kamu merasa lebih baik sekarang?" dia bertanya dengan lembut.Jennie menggigit bibir bawahnya sambil memikirkan sesuatu.
"Ada apa hmm?" Lisa memandangnya dengan alis terangkat.
"Aku takut kembali kesekolah besok." Jennie menurunkan pandangannya.
"Hei, lihat aku," Lisa berkata dan saat Jennie mendongak, Lisa memberikan senyuman terbaiknya.
"Jangan takut, sayang... Aku tahu hal seperti itu tidak bisa dihindari, tetapi kamu harus kuat dan berani untuk menghadapi segalanya. Karena itulah hidup. Betapapun sulitnya, selalu ada sesuatu yang bisa kamu lakukan dan aku tahu kamu pasti akan berhasil. Jadi, ketika kamu merasa takut lagi, pikirkan aku, pikirkan kata-kataku dan pikirkan bahwa kamu adalah orang yang sangat berharga. Kamu tidak pantas menerima kejahatan atau diskriminasi apapun, kamu adalah gadis cantik dan berharga yang diciptakan untuk dicintai, maukah kamu berjanji padaku untuk tidak takut lagi?"Jennie tersenyum dengan air mata berlinang.
"Aku berjanji Lili."Lisa menurunkan kompres dari pipinya lalu mendekat untuk memeluknya.
Jennie membalas pelukannya sambil menitikkan air mata."Dan tentang Moonbyul," lanjut Lisa beberapa detik kemudian, masih belum berpisah dari pelukan itu,
"Jangan khawatir tentang itu, aku akan mengurusnya, bajingan itu tidak akan melihatmu lagi, oke?"Jennie mengangguk, masih terisak.
"Hal baik apa yang telah aku lakukan sehingga aku memilikimu dalam hidupku Lili?"Lisa terkekeh pelan, lalu dia menjauh untuk menatap mata pacarnya.
"Kita memang ditakdirkan untuk bersama, Aku mencintaimu Nini," katanya.Jennie tersenyum lalu dengan satu tangannya dia meraih bagian belakang leher Lisa dan mendekatkannya untuk menyatukan bibir mereka dalam ciuman mesra.
Setiap kali mereka berciuman, mereka merasakan sensasi indah yang mustahil untuk dijelaskan. Rasanya selalu menyenangkan karena yang Jennie cium adalah Lisa dan selalu Lisa. Begitupun sebaliknya.
Tangan mereka saling bertaut di tengah ciuman. Bahkan tangan mereka menyatu dengan sempurna seolah-olah memang di ciptakan untuk satu sama lain. Jari kelingking Jennie yang kecil sangat pas di jari Lisa yang panjang dan ramping.
Setelah berciuman selama kurang lebih sepuluh menit. Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak dan melanjutkan menonton serial yang mereka tonton bersama.
Jennie turun dari tempat tidur untuk mengambil remote lalu dia naik ke tempat tidur dan merangkak ke arah Lisa. Dia meringkuk di dekatnya dan memeluknya dari samping. Sedangkan Lisa merangkul bahu Jennie dan mendekatkan gadis itu ke arahnya.
"Kita sudah sampai di Episode 17 kan?" Jennie bertanya sambil mengangkat kepalanya agar dia bisa menatap pacarnya. Sedangkan Lisa mengerutkan keningnya dengan bingung.
"Bukannya Episode 18?"
"Tidak, kita belum melihatnya," Jennie melihat ke arah layar yang menampilkan episode 17 dan memang benar, dia belum melihatnya.
"Tapi aku sudah melihatnya..." gumam si rambut hitam. Jennie tiba-tiba duduk tegak sambil menatap Lisa dengan cemberut.
"Apa kamu menonton Episode 17 tanpa aku?" Suara kasar Jennie membuat Lisa tertawa dan dia menganggukkan kepalanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A THOUSAND MILES (GXG)
Fanfiction[18+] Lisa dan Jennie menjalani hubungan jarak jauh (LDR) Mereka hanya bisa bertemu di hari Senin. ➙ GxG | drama | smut | comedy | angst ➙ Lisa top | Jennie bottom ➙ Di cerita ini, Lisa lebih tua satu tahun dari Jennie.