Bab 19 - Kuesioner

262 16 0
                                    

Tak terasa sudah tiga bulan berlalu sejak aku ujian seminar proposal. Sekarang aku semakin sibuk menyiapkan skripsi ku, tidak banyak lagi hanya tinggal mengolah data.

"Jadi lu ntar siang balik kerumah Han?" Tanya Emi

"Jadi kayaknya, soalnya gue butuh data kuesioner buat ngolah data, terpaksa deh ntar gue harus kekantor lurah lagi" Ucapku yang masih sibuk dengan sepiring nasi goreng di hadapan ku

"Eh lu masih sama Pak Putra kan?" Tanya putri penasaran

"Masih" Jawabku singkat

"Kenapa lu nggak minta tolong cowok lu aja kan gampang enggak perlu lu balik ke rumah" Usul Wanda

"Segan la gue, lagian dia juga pasti sibuk" Jelasku

"Eh silvi mana? Masih bimbingan?" Tanya putri

"Iyaaa kayaknya, kalau udah selesai pasti tuh bocah langsung kesini" Ucap Emi

Sambil menunggu silvi kami berempat asik bercerita di kantin, suasana kantin tidak begitu ramai mungkin karena masih pagi.

🍃🍃🍃

Aku udah sampai dirumah tadi malam. Sengaja aku berangkat sore biar malam sudah di rumah. Sebenarnya mama menyuruh ku pulang hari ini, tapi karena bujukan ku akhirnya mama setuju aku pulang siang semalam.

Papa sudah berangkat kerja jam 7 tadi, begitu pun dengan Nanda. Sekarang tinggal aku dan mama yang ada dirumah.

Aku sudah selesai mandi, aku memakai rok hitam panjang dan kemeja maron panjang.

Ilustrasi outfit Hani

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi outfit Hani

Selesai bersiap-siap, aku menemui mama yang sedang duduk di ruang tamu.

"Mau berangkat sekarang kak?" Tanya mama padaku

"Iyaa ma, udah mau jam sembilan juga takut kesiangan entar pak Lurah nya malah enggak ada" Aku masih sibuk memakai sepatu ku

"Kamu bawa motor kak?" Tanya mama lagi

"Iyaa ma biar lebih cepat" Aku menyalami mama sebelum pergi

"Kakak pergi dulu ma, assalamu'alaikum" Aku melangkah keluar rumah

"Waalaikumsalam, Hati-hati kak" Ucap mama dari dalam

🍃🍃🍃

Kantor lurah...

Aku keluar dari ruangan pak Lurah, aku sudah selesai mewawancarai beliau dan kuesioner yang ku berikan telah di isinya. Untung saja tadi aku datang pagi, karena siang bapak itu ada urusan di luar kantor.

Aku melangkah kerungan sebelah tempat dimana ruangan sekretaris Lurah berada. Aku melihat dari kaca transparan sepertinya tidak ada orang.

Agar tidak membuang-buang waktu aku melangkah kerungan pak Putra. Aku berhenti sejenak di depan pintu, Samar-samar ku dengar sepertinya dia sedang berbicara dengan seseorang.

My HaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang