Tubuhku terasa sangat sakit..
Api membara melelehkan beberapa bagian kulit dan dagingku. Aku bisa melihat sesuatu yang panjang berwarna merah berasal dari perutku.
Ini kacau. Bagaimana bisa bajingan itu sekejam ini
Nafasku kian memendek dan tak beraturan. Banyak hal yang ingin kutanya namun semua itu tak bisa terpikirkan karena rasa sakit dari seluruh tubuhku yang semakin menjadi-jadi.
Hah...haa
Sudah berapa lama waktu berlalu?
Sial
Si paok itu membuatku menderita seperti ini, mengambil seluruh hartaku, dan yang membuatku sangat kesal adalah karena dia telah memanipulasi temanku sendiri...
Namun aku tak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa melihat mereka satu per satu pergi dari sisiku, bahkan hal sepele untuk mengepalkan jariku dan berteriak dengan kencang saat ini saja tak mampu. Itulah yang membuatku sangat kesal.
*Mengapa aku dilahirkan untuk menjalani kehidupan yang buruk?*
"Si..al..hah...akhiri hidupku..bang- s*t.." ucapku dengan lemah sebelum perlahan kesadaranku mulai menghilang.
Namun samar-samar, aku dapat melihat seseorang yang bercahaya berjalan mendekatiku, dan membelai setiap helaian rambutku dengan lembut.
Gerakannya sangat lembut dan terasa hangat, membuatku berpikir, *sudah berapa lama aku tak merasakan kelembutan ini?*
Tanpa kusadari air mata mulai berjatuhan disela mataku walaupun setetes air itu langsung hangus terbakar api yang berkobar.
.
.
.
Sinar cahaya yang sangat terang membuat matanya berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang masuk. Seperti kebanyakan tokoh yang berada di cerita-cerita transmigrasi atau apalah itu, ia kebingungan dengan situasinya sekarang.Matanya melirik ke kanan dan ke kiri berharap bertemu dengan benda yang ia ketahui. Namun ia tak mengenali sama sekali ruangan itu dan benda-benda asing yang berada disekitarnya.
'...apa-apaan ini?' batinnya dengan perasaan kesal.
Ia memposisikan dirinya duduk di ujung tempat tidur lalu memegang kepalanya. Ingatan tentang masa lalunya satu persatu mulai teringat kembali, terutama ingatan tentang bagaimana ia merasakan penyiksaan disaat akhir hayatnya. Semua itu terekam jelas di benaknya dan membuat bulu kuduknya berdiri.
Bagaimana rasanya-
Tidak tidak tidak!
'jangan dipikirkan...'
Ingatannya tak bisa berhenti memutar kembali kejahatan-kejahatan yang ia lakukan, kesengsaraan hidupnya, dan rasa sakit yang masih dapat ia rasakan sampai saat ini. Hal itu membuatnya tak dapat mengendalikan napasnya karena merasakan rasa panik yang sangat besar.
'jangan dipikirkan lagi, ayolah, jangan dipikirkan!'
Buk!
Reiji menghantam kepalanya sendiri ke dinding dengan keras, baru setelah itu ia mulai dapat menenangkan is otaknya.
Dia duduk di posisinya kembali dan menghela nafasnya, "Jadi aku udah mati,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cruel Life [M! OC X ONE PIECE]
FantasySeorang pria diusia 20-an mati dengan tragis ditangan bajingan yang menjadi atasannya. Dengan berbagai perasaan yang campur aduk di hatinya, ia menerima nasibnya dengan senang hati. 'akhirnya kehidupan sialan ini berakhir' Namun nasib berkata lai...