BAB 3

6 0 0
                                    

"ASSALAMMUALAIKUM ." salam di beri sebelum kaki melangkah masuk ke villa itu .

"Lia ! Lama Lia tak balik . Mommy rindu Lia !" ujar Datin Taqira , ibu kepada Tahlia .

" Mommy ! Sampai hati mommy .. Ada orang masuk meminang Lia , tapi mommy sikit pun tak bagitau !" ujar Lia , mulut memuncung tanda merajuk .

" Ya Allah anak mommy , sorry ya sayang . Adrian sendiri yang suruh mommy rahsiakan . Katanya nak kasi romantik . Dia nak lamar Lia sendiri ." ujar Datin Taqira , sedikit memujuk .

"Lia nak tengok cincin tu boleh ?" soal Lia . Malas mahu merajuk lama - lama . Mommy pula sudah membuka laci di meja tv . Satu kotak Habib dikeluarkan sebelum diserahkan pada Tahlia .

Lia menyambut dan membuka kotak Habib itu . Satu cincin dengan batu kecil - kecil dikelilingnya dipandang penuh perasaan . Gembira . Pelik dan macam - macam lagi .

"Mommy , ni cincin meminang ke tunang ?" soal Tahlia . Mommynya dipandang .

"Meminang sayang . Cumanya Ad bagi terus cincin berbatu , sebab katanya taknak tunang . Nikah terus . Mommy dengan daddy pun setuju je ." terang Datin Taqira dengan satu senyuman .

"Wah , nampaknya kakak kesayangan adik dah nak nikah ! Apa ni kak ? Lonely adik nanti ." ujar Tafira Raisya , adik perempuan Tahlia .

"Kakak kesayangan Raisy memang kena kahwin . Dah umur 24 dah . Si Ad tu 26 . Ngam lah tu , umur beza 2 tahun ." Ujar Dato' Rafeen Mikhael yang baru tiba di ruang tamu .

"Daddy , Ad set tarikh nikah bila ?" soal Tahlia . Hatinya sudah tergerak sedikit demi sedikit .

"6 bulan depan ."

"What ?! 6 bulan depan ?!" jerit Tahlia terkejut . Kuat sungguh jeritan Tahlia , sehingga abangnya juga turun sambil menggosok mata .

"What the heck adik ? Bisingnya . Abang nak tidur pun tak senang ." ujar Tyler Rafael , abang kandungnya .

Kini , keseluruh keluarga Tahlia sudah berkumpul di ruang tamu .

"Daddy , how come so fast ? Ad tu yakin ke yang kakak akan terima dia ?" soal Tahlia bertalu - talu .

"Adik tak terima Ad ke ?" sampuk Tyler . Mata hazel adiknya dipandang dalam .

"A-adik..."

"Adik tak tahu , sebab adik rasa Ad baik , tapi adik pula tak ready untuk terima Ad , am i right ?" tebak Tyler .

Tahlia perlahan - lahan mengangguk . Tyler yang dari tadi berdiri di tangga bersama Tafira tadi , terus turun . Sofa 3 seaters itu diduduki . Betul - betul di sebelah adiknya . Tangan adiknya digenggam erat .

"Adik , listen to me . Adik tahu tak , Ad tu macam mana orangnya ? Dia baik , dia penyayang , suka budak - budak . Yes , adik mungkin tengok dia dekat office macam nak telan orang . Tapi no ! Dia tak macam yang adik fikirkan .

And , if adik rasa orang kat tempat kerja akan pandang pelik dekat adik sebab kahwin dengan bos sendiri , just ignore them . Diorang takkan berani apa - apakan adik . Kalau adik risau , ada orang akan cakap macam ni , 'eww , ni la perempuan yang goda bos kita tu .' adik ignore je . They are stupid . Adrian Fariq bin Akmal Hadif , is a kind person ." Hujah Tyler panjang berjela .

Dato' Rafeen juga sudah memandang anak lelakinya dengan pandangan bangga . 'Fuh , anak aku ! Pandai benor bagi motivasi . Ada siapa - siapa nak ?' bisik hati Dato' Rafeen .

Tahlia menunduk . Lama . Dekat 15 minit semua diam . Sehinggalah satu suara memecahkan keheningan .

"Lama kakak fikir . Kalau Fira , Fira setuju je ! Hot stuff tu kak ! Untung badan ." Fira bersuara sebelum dia menunduk apabila melihat jelingan kakaknya . 'Okay , jeling - jeling ni petanda yang baik .' bisik hati Fira .

"Lia setuju ." Daddy dan mommy , kedua duanya mengangkat kepala mendengar anak perempuan sulungnya bersuara . Mata mereka bersinar - sinar , melihat Tahlia menyarung cincin yang dari tadi dipegang ke jari manisnya .

"Woohoo !! Untung kita abang , dapat abang ipar yang hot !" jerit Tafira , sebelum tangan abangnya ditarik . Tyler yang blur itu makin blur apabila melihat adiknya sudah melompat - lompat . 'Eh budak ni . Macam kau pulak yang nak nikah .' hati Tyler bersuara .

"Tafira Raisya binti Rafeen Mikhael ." mendengar kakaknya menyebut nama panjangnya , punggung terus dihempas di sofa 1 seater .

KERETA Lexus LC500 berwarna black matte itu dikunci sebelum kaki melangkah masuk kedalam restoran mahal itu . Langkah dipercepatkan apabila dia nampak susuk tubuh lelaki tinggi lampai yang sedang duduk di salah sebuah meja .

PAP !

"Hi husband-to-be !" jerit Tahlia girang . Adrian yang sedang duduk itu terkebil - kebil memandang Tahlia . 'Sejak bila perempuan ni jadi happy-go-lucky ni ?' bisik hati Adrian .

"Hi- wait . Husband-to-be ?" Adrian menyoal sebelum matanya bergerak kearah cincin berkilau yang tersarung di jari manis Tahlia .

"Yes , sayang . Husband-to-be ." ulang Tahlia lagi sekali . Memerah muka Adrian apabila mendengar panggilan 'sayang' yang meniti di bibir Tahlia .

"U-uh yeah ! W-we should order , right ?" tergagap - gagap Adrian menyoal .Otaknya seperti sudah berhenti berfungsi pula . Tahlia senyum manis sambil mengenyit sebelah mata sebelum dia membelek menu itu .

'Argh shit ! Cair aku ni Tahlia !' gumam Adrian . Tangan Adrian bergetar . Godaan Tahlia Rose jangan main - main ! Patutlah gadis itu hanya bersikap dingin dengan semua orang .

DIE FOR YOU  [ONGOING]Where stories live. Discover now