Saat ini Dara dan Sukma sedang sarapan pagi Di ruang makan, dengan sukma sedang menyuapi Dara. Karena permintaan Dara.
Awalnya Sukma heran dengan permintaan Dari Dara, Karena biasanya setiap Sukma menawarkan untuk menyuapi Dara. Dara selalu menolak dengan alasan dirinya sudah besar dan tidak ingin merepotkan Sukma. Tetapi hari ini Dara meminta dengan sendirinya, tentu Sukma dengan senang hati menuruti permintaan Dara.
Dara terus menerima suapan dari tangan Sukma, dengan menyantap dengan lahap.
Sukma yang melihat anaknya makan dengan lahap merasa sangat bahagia, walaupun bagi orang lain mungkin ini hanya hal sederhana.Namun bagi Sukma waktu kebersamaan bersama Darah dagingnya, adalah hal terindah yang tuhan anugerahkan untuk dirinya. Karena tidak semua orang dapat merasakan keharmonisan seperti yang dirasakan Sukma dan Dara.
"Mama seneng banget melihat kamu makan dengan lahap sambil di suapin, mengingatkan Mama saat Pertama kali Mama menyuapi kamu, waktu bayi." Sukma terkekeh pelan menatap Dara dengan tersenyum manis terpatri di wajah Sukma. Dan mencetak dua lesung pipi di wajah Sukma. Membuat Dara ikut tersenyum karena Tertular senyuman manis Sukma.
"yaudah Dara mau setiap makan di suapi oleh Mama, biar Mama selalu ingat dengan Dara." ucap Dara dengan menyengir, yang terlihat Lucu di mata Sukma.
"boleh sayang, apapun asal kamu bahagia."
Sukma yang sedang menikmati kebersamaan dengan Dara, namun terdengar Deringan suara ponsel yang bergetar dari saku baju nya. Membuat Sukma sedikit merasa sedikit terganggu dengan suara itu.
mengapa orang yang menghubungi Sukma, harus menelepon pada saat ini? merusak Suasana Saja, Pikir Sukma.
"bentar ya sayang, Mama angkat telepon Dulu ya." Ucap Sukma yang dibalas Dara dengan anggukan kecil kepalanya.
Sukma meletakan piring yang dirinya pegang Di atas meja, Sukma mengambil Ponsel Dari Saku Celananya dan Sukma pun melihat kontak nama yang menghubunginya.
Setelah Sukma melihat nama kontak yang menelepon Sukma. Dara melihat wajah Sukma yang menjadi terlihat badmood.
Sukma menolak panggilan telepon, Dan meletakan ponselnya di atas meja.
"kenapa Teleponnya enggak Mama angkat?" tanya Dara kepada Sukma.
Mendengar pertanyaan Dara, Sukma menutupi Badmood nya dengan menunjukan senyuman manisnya seolah Sukma adalah orang yang paling berbahagia di Dunia.
"soalnya yang menelepon pemilik pinjem online, jadi Mama ga angkat. Soalnya lagi ga ada duit buat bayar." jawab Sukma dengan mengusap Rambut Dara.
Dara yakin mamanya itu berbohong. Dara tau mamanya ini sangat anti dengan namanya berhutang. Karena untuk memenuhi kebutuhan hidup Dara, sangat mampu.
Telepon kembali Berdering, panggilan dari nomor yang sama, Dara dapat melihat sekilas yang menelepon Sukma atas Nama Belinda. jadi Dara sangat yakin bukan pemilik pinjaman online yang menghubungi Sukma.
Saat Sukma hendak menekan tombol menolak menerima panggilan, Tangan Sukma ditahan oleh Dara.
"Dara tau yang menelepon Mama bukan pemilik pinjaman online, Mama angkat aja dulu telepon nya siapa tau penting." Ucap Dara.
Sukma menghembuskan nafas pelan dan mengangguk mengiyakan, dan menerima panggilan telepon tersebut. Sukma beranjak Dari Kursinya Dan berjalan agak menjauh Dari Dara saat mengobrol dengan Orang yang sedang memanggil nya. Dalam sambungan telepon tersebut.
2 menit kemudian Sukma menghampiri Dara dengan air mata yang mengalir Di pipi Sukma, hal itu membuat Dara heran karena baru saja tadi Dara melihat senyuman indah yang Sukma tampilkan Kepada Dara. dan sekarang Sukma Menunjukan Sisi lain. Dara sangat tidak Suka jika Mamanya menangis karena hal menyakitkan.
Sukma memeluk Dara, Dara membalas pelukan Sukma dan menyeka air mata yang mengalir.
"mama kenapa?apakah orang yang menelepon mama tadi, omongannya menyakiti perasaan mama?" Dara mengusap punggung Sukma. Membuat Sukma semakin menangis tersedu-sedu. Mengeratkan pelukannya pada Dara.
~||~
Woi sekarang tahun baru bejir lah gue baru publis lagi chapter baru wkwkkw. 1 tahun ga on gue di wp bejir lah ahahhahahahah.
KAMU SEDANG MEMBACA
masih ada waktu?
FantasyBagaimana jadinya jika kita kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi? Tentunya menyakitkan. itulah yang dialami Dara seorang gadis berusia 17 tahun yang baru saja kehilangan orang yang menurutnya sangat berharga dalam hidupnya, bagaimana tidak...