BAGIAN EMPAT

0 0 0
                                    

awww, greget ya, selamat membaca🫡

isi 2,2 kata yaaa

***

“Melakukan kesalahan yang sama di hari yang berbeda adalah kebodohan yang sering kulakukan.”

***

SELEPAS kembali dari taman kota. Dea tak langsung pulang ke kosannya, ia mampir ke sebuah cafe untuk menenangkan pikiran dan juga merenungkan semuanya. Ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin untuk melampiaskan semuanya, namun tidaklah hal itu terjadi di sini.

Selepas menyantap makanan dan minuman yang ia pesan sebagai pengisi perut di pagi hari, Dea pun menelepon atasannya. Tak lama, atasannya itu menerima panggilannya.

Kenapa, De?” ujar wanita dari seberang sambungan.

“Saya izin cuti bisa nggak, Mbak?” tanya Dea.

Buat kapan?”

“Satu bulan kedepan.”

Lama banget, memangnya kamu mau kemana?”

“Aku mau pulang kampung, Mbak, kangen Bapak.”

Boleh-boleh aja sih, De, tapi jangan satu bulan dong, kalau lama saya percayai toko sama siapa?”

Hadirnya Dea sebagai karyawan Ariesta Bakery sangat berarti bagi atasannya. Karena selama toko itu dibuka, ia hanya berani mempercayai semuanya kepada Dea.

Satu minggu aja gimana, De?”

“Eum, ya udah deh Mbak, kayaknya selasa aku pulangnya, jadi senin masih bisa kerja,” beritahunya.

Dea pun mengakhiri sambungan telepon saat izinnya dengan atasannya telah disetujui. Dirasa sudah tidak diperlukan lagi dirinya ditempat ini, ia pun beranjak menuju meja kasih untuk membayar sarapannya dan ia pun pulang ke kosan setelahnya. Sambil berjalan menuju kosannya, ia mengirimkan sebuah pesan kepada pria yang tadi ia temui sebelum mampir ke cafe tersebut.

Dea:
Aku pulang selasa kalau nggak ada halangan.

Dea rasa pria itu sedang membuka room chat mereka, karena saat Dea mengirimkan pesan, tanda dua centang biru langsung terlihat. Dia nungguin? Dea melihat nomor yang belum tersimpan itu, ia pun segera memberinya nama.

Mas Arjuna:
Ok, fix dan tidak bisa dibatalkan.

Dea:
Tapi saya cuma pulang satu minggu.
Dan jangan bahas perjodohan.

Mas Arjuna:
Tergantung kamu nanti bagaimana.

Dea tak mengerti maksud dari pesan terakhir yang dikirimkan oleh Arjuna. Ia pun hanya membacanya dan menyimpan ponselnya di tasnya, lalu memfokuskan diri pada jalan pulang.

***

Seperti yang Dea katakan pada satu hari yang telah berlalu. Bahwa hari ini adalah hari terakhir dirinya bekerja karena ingin cuti satu minggu kedepan. Semuanya telah Dea lakukan mulai dari memberitahu cara kerja yang benar kepada teman-teman pembuat roti, teman-teman kasir serta teman-teman ekspedisi. Ia juga memberitahu mereka kalau dia akan cuti, jadi sebagai penggantinya akan digantikan langsung oleh atasannya mereka.

“Mendadak banget?” tanya Arda.

Dea mengangguk. “Ibu aku udah meninggal, Bapak sendirian disana, aku mau jenguk dia,” balas Dea menoleh kearah sang kekasihnya.

There is Love in Another HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang