Bab 8

0 0 0
                                    

Beberapa jam sebelumnya tepat sebelum aku terjatuh dari tangga lantai 4 perpustakaan nasional.

Pagi yang cerah dan mentari pagi yang hangat nan sejuk membuat semua orang bersiap untuk keluar dari rumahnya untuk melakukan berbagai macam aktivitasnya. Semilir angin yang berhembus lembut seakan melambai-lambai memanggil semua orang untuk melakukan aktivitas keseharian mereka.

Ada yang bersiap untuk pergi ke kantor dengan menggunakan mobil miliknya, ada yang sedang menjemur pakaian-pakaian milik keluarganya, ada yang sedang menyapu halaman rumahnya, bahkan ada yang sedang berjemur menikmati hangatnya sinar mentari pagi yang baik untuk kesehatan tubuh dan tulang manusia, sambil ditemani dengan semangkuk salad buah serta segelas susu hangat yang terletak di meja sampingnya.

Lelah setelah pagi-pagi buta mempersiapkan keempat anaknya untuk berangkat sekolah, wanita setengah paruh baya itu pergi ke halaman belakang rumahnya sambil membawa semangkuk salad buah dan segelas susu yang masih hangat, "aah~~ hangatnya sinar matahari pagi. Ku harap mereka semua belajar dengan baik di sekolah," gumam wanita berkepala 4 itu sambil menyuap sesendok salad buah miliknya yang diketahui adalah ibu dari Soraya dan ketiga saudaranya, atau lebih tepatnya dia adalah ibuku.

Saat dia sedang menikmati sarapannya, tetangga yang tinggal di sebelah rumahnya lewat, dia adalah seorang pria sibuk yang sedang bergegas berangkat kerja. Dia melihat ke arahnya lalu tersenyum dan melambai padanya sebagai sapaan antar tetangga. Lalu pria itu pun membalas lambaiannya dan kembali saat mereka melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.

Saat dia hendak melanjutkan aktivitas berjemurnya, tiba-tiba saja ada keributan di langit. Langit semakin gelap seiring awan gelap bergulung. Hujan mulai turun, disertai kilat dan guntur. Dia melihat cuaca mulai tidak bersahabat pergi meninggalkan halaman belakang rumahnya saat hawa dingin menusuk tulang punggungnya. Hujan mengguyurnya, membasahi pakaiannya. Dia pun bergegas masuk, dan segera menutup pintu di belakangnya, bersyukur telah berhasil masuk tepat pada waktunya walaupun pakaiannya menjadi sedikit basah.

Ketika dia masuk ke dalam, dia mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sambil mengingat bahwa anak-anaknya masih bersekolah, dan adiknya sedang bekerja. Dia memeriksa waktu dan melihat sudah jam 10 pagi. Dia duduk di meja makan, menuang secangkir teh untuk dirinya sendiri sambil menunggu hujan reda.

Tapi entah kenapa firasatnya membuatnya merasa tidak enak, seakan sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi menimpa anak-anaknya.

Dia tidak bisa menghilangkan perasaan tidak nyamannya. Apa karena cuacanya, atau ada hal lain? Rumah terasa begitu kosong, anak-anaknya bersekolah, adiknya bekerja, dan tidak ada seorang pun di sekitarnya. Dia mencoba mengalihkan pikirannya dari perasaan tidak nyaman itu dengan terus meminum tehnya, namun kegelisahan itu masih tetap ada.

Saat jam menunjukkan tengah hari dan hujan masih terus turun. Dia sekarang lebih cemas dari sebelumnya, perasaan tidak nyaman berubah menjadi ketakutan yang murni. Dia mencoba segalanya untuk mengendalikan emosinya tetapi semua upaya tampaknya sia-sia. Saat dia mulai panik, dia mendengar nada dering dari ponselnya yang membuatnya terkejut.

Panggilan itu berasal dari teman anaknya, Chuuya. Dia mengambilnya, tangannya gemetar ketakutan.

"Halo..?"

Suara Chuuya terdengar khawatir, dia langsung tahu bahwa ada yang tidak beres terjadi dengan anak perempuan pertamanya.

"Halo, Nyonya Chaniago. Maaf menelpon anda tiba-tiba begini, tapi ada sesuatu yang harus saya sampaikan pada anda, Soraya... Dia..." Ucap Chuuya menggantungkan perkataannya, membuat wanita paruh baya itu semakin khawatir begitu mendengar nama anak perempuan pertamanya di sebutkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Bittersweet: From The Acasia Flower.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang