01. Raga Baru

40 7 0
                                    

Tolong dikoreksi apabila ada kesalahan dalam cerita.

Jangan lupa tinggalkan jejak, berupa komen maupun vote. Dukungan kalian sangat berarti untuk Aku.

Terima kasih.

Selamat menikmati.

***

Cahaya yang remang mempersulit penglihatan sang pemilik manik cokelat keemasan.

Ia kerjapkan matanya berulang guna beradaptasi dengan penerangan lingkungan sekitar.

Beberapa saat ia mencerna situasi.

Matanya terbelalak ketika sadar bahwa dirinya bangun ditempat asing, bukan kamarnya, juga bukan ruangan rumah sakit.
Tetapi sebuah kamar berukuran kecil yang hanya muat alas tidur, dan tumpukan baju rapih yang di beri alas kain.

'dimana ini?' hanya satu kalimat penuh kebingungan yang terbesit dalam benaknya.

Titik hitam di matanya bergerak lincah menyusuri tiap inci ruang. Di tengah kebingungannya ia menangkap bunyi pintu di ketuk dari luar.

Matanya menyipit dan fokus ke arah pintu, ia sudah memasang sikap waspada. Takut takut kejadian yang merenggut nyawanya terulang kembali.

"Nak, bangun. Katanya hari ini kamu ada ujian masuk sekolah?" Suara wanita di balik pintu memecah kewaspadaannya.

Dengan cepat ia bangkit dari duduknya, menghampiri pintu yang terkunci.

Pintu di buka, terpampang wajah seorang wanita paruh baya dengan senyum lembut dihadapannya.

"Ayo makan dulu Claretta, setelah itu mandi." Instruksi wanita tersebut sebelum berlalu pergi.

'Cla, Claretta? Apakah dia?' batinnya menerka-nerka.

Kakinya ia langkahkan mengikuti jejak sang wanita.

Tibalah ia di sebuah ruangan yang berisi orang ramai, mereka duduk di sebuah alas duduk yang terbuat dari anyaman daun pandan, yang ia tahu bernama 'lapik'.

(Cmiiw, Aku ga tau nama yang benarnya, info aku ambil dari google) ^^

(Cmiiw, Aku ga tau nama yang benarnya, info aku ambil dari google) ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Referensi]

Wanita tadi datang membawa beberapa rantang nasi, kemudian diiringi beberapa bocah yang kembali membawa sepiring tumis kangkung dan beberapa alat makan.

Semua orang makan dengan khidmat, tak ada suara manusia selain suara dentingan alat makan yang terdengar.

Ia mengikuti kegiatan semua orang yang bahkan ia tak pernah jumpai.

Usai acara sarapan, beberapa orang berbondong-bondong mengantri didepan kamar mandi.

Cukup bervariasi kegiatan yang dilakukan semua orang, ada yang mandi, membantu berkebun, dan ada juga yang sedang bermain-main dengan teman sebayanya yang sudah sedari kecil hidup bersama.

Become Someone ElseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang