𝐁𝐚𝐛 𝟑

31 12 1
                                    

𝑨𝒔𝒔𝒂𝒍𝒂𝒎𝒖'𝒂𝒍𝒂𝒊𝒌𝒖𝒎.
𝑺𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒉𝒐𝒍𝒂𝒘𝒂𝒕 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒃𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌𝒏𝒚𝒂, 𝒐𝒌𝒆𝒉. 👌

⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎
           𝐇𝐚𝐥𝐨 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡
   𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐮 𝐛𝐚𝐜𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐲𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧
    𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐟𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰, 𝐜𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐚𝐧𝐝 𝐯𝐨𝐭𝐞 𝐲𝐚𝐡! 𝐁𝐢𝐚𝐫
            𝐀𝐭𝐡𝐨𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭.
                     𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔....
⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎⚜︎

𝐇𝐢𝐣𝐫𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐨𝐬𝐚

𝘽𝙖𝙗 𝟑

"Akh ... Lepas! Lepasakan saya!!!" teriak seorang pria ber-umur 40 tahun itu nampak memberontak.

"Hei ... Kau budek!? Cepat, saya bilang lepaskan saya!!! Kalian tidak tau siapa saya!!! Saya bisa saja memenggal kepalamu itu." lanjutnya dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Kenapa tidak kau penggal saja sekrang, Tuan Ahmad Jaya!" seru seorang lelaki berpakaian serba hitam dengan menggunakan masker dan topi hitam.

"Siapa kau brengsek?! Lepaskan saya!" ucap Ahmad Jaya penuh kemarahan.

Lelaki itu tersenyum dibalik maskernya.

"Kenapa seperti nya kau sangat ketakutan begitu hm!? Bukannya ini termasuk kebiasaan mu juga!?" tanya lelaki itu.

"Kau juga seorang Mafia, kan!? Jadi tenang lah, bukannya kau selalu membanggakan semua Bodigard mu itu, yang katanya sangat tangguh dan juga berani. Jadi biarkan mereka kesini dan biarkan mereka yang melepaskan mu, Aku ingin tau seberapa kuat nya mereka." lanjut lelaki itu.

"Siapa kamu!? Dan apa tujuan mu, hah!?" tanya-nya.

"Tidak ada, hanya ingin membalaskan sesuatu yang telah kau perbuat bertahun-tahun yang lalu." jawab Lelaki itu.

"Apa!?"

"Kematian seseorang Mafia terkejam di kota besar!" jawab Lelaki itu membuat Ahmad Jaya tergelojak kaget.

"A-apa ma-maksud mu?"

"Nanti juga akan mengetahui nya!" jawab Lelaki itu.

"Sekrang rasakan lah hasil dari perbuatan mu itu, kau akan merasakan sakit bekali-kali lipat dari perbuatan mu dulu!" bisik nya tepat di dekat indra pendengaran nya.

"Siksa dia, tapi ingat jangan sampai tiada seblum waktunya!" suruh Lelaki itu pada beberapa bodigard nga dan berlalu pergi.

"Tidak!!! Kumohon jangan lakukan itu Akh ...." teriaknya ketakutan.

"Akh ... Lepaskan, tolong hentikan semua ini Akh ...." ringisnya sembari memohon.

⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸⫷⫸

Fatimah ia sudah sadar, dan ia menemukan sosok seorang pria yang sedang duduk disamping nya sembari membaca sebuah buku.

"Va-varez," panggil Fatimah dengan nada lemah.

𝐇𝐢𝐣𝐫𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐨𝐬𝐚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang