20. Siapa?

417 46 4
                                    

Ruka mengusap wajahnya kasar. Kedua kakaknya terbaring lemah di rumah sakit dan kini bundanya yang juga ikut dirawat karena syok setelah mendengar kabar Jisoo koma akibat kecelakaan. Masalah Irene dengan Taehyung belum selesai, masalah sakit bundanya juga belum selesai. Dan sekarang? Kakaknya yang selama ini ia jadikan pelindung sedang berjuang dengan nyawanya.

" Kenapa Tuhan jahat banget hikss~ KENAPA TUHAN JAHAT, KENAPA!!!" Ruka berteriak frustasi. Belasan tahun ia hidup ia tak pernah merasakan rasa sesakit ini. Tiga orang terpenting dalam hidupnya sedang berjuang dengan masalah mereka.

" Hey~" Ruka terhenyak merasakan sepasang tangan kekar melingkar diperutnya. Siapa lagi kalau bukan Hyunjin kekasih barunya.

" Jangan nangis, jangan sedih...aku yakin kok kak Joohyun, kak Jisoo, dan tante Ji Hyun pasti bisa lewatin ini semua." Ucap Hyunjin menggesekkan hidungnya pada pundak Ruka.

" Kenapa harus mereka sih? Kenapa nggak aku aja yang terbaring lemah disana? Semesta nggak adil!! Selalu mereka yang dapet masalah!!" Tangis Ruka. Hyunjin dengan cepat membalikkan posisi Ruka dan memeluknya erat.

" Hey~ Jangan ngomong gitu, sayang
. Tuhan ngasih ujian seberat ini buat mereka karena Tuhan tau mereka kuat dan bisa hadapin ini semua. Aku yakin semuanya akan baik - baik aja." Hyunjin mengecup kening Ruka lama dan mengusap air matanya.

" Aku takut~"

" Ada aku sayang. Semua akan baik - baik aja. Aku bakal temenin kamu terus di sini." Kata Hyunjin dan Rukapun langsung memeluk Hyunjin kembali.




































































" Permisi, apa benar ini ruang rawat Jisoo?" Tanyanya pada Taeyong. Merasa asing dengan orang di depannya, ia lebih berhati - hati. Takut - takut dia adalah orang suruhan Jennie yang dipekerjakan untuk melukai Jisoo.

" Anda siapa?" Tanya Taeyong

" Masuk aja kak, bawa Esan sekalian." Ucap Ruka yang baru datang bersama dengan seorang anak kecil digendongannya.

" Ippa ayo kita masuk ketemu Imma." Ucap Esan bocah lelaki tampan yang kini turun dari gendongan Ruka dan menggandenga tangan ippanya.

" Beneran nggakpapa?"

Ruka mengangguk dan mempersilahkan keduanya masuk. Taeyong menatap Ruka bertanya - tanya. " Nanti lo juga tau sendiri." Ucap Ruka pada Taeyong.

Di dalam ruang rawat Jisoo.

" Imma kenapa tiduran di sini? Esan sedih beberapa hari ini imma tidak jengukin Esan." Tangan mungilnya menggenggam tangan Jisoo. Ia menangis melihat imma nya terbaring lemah.

" Esan udah ya sayang, biarin imma istirahat dulu ya. Kasihan nanti keganggu kalau kita lama - lama di sini." Eunwoo mengusap rambut Esan dengan sayang. Ia tau sesedih apa putranya sekarang. Setengah jam berada disini, Esan tak hentinya menangisi immanya.

" Ippa, Esan mau di sini saja menemani imma." Ucap Esan, ia tak mau jauh dari Jisoo.

" Besok kita ke sini lagi sayang. Emangnya Esan mau imma sedih karena lihat Esan nangis kaya gini? Besok ippa janji anter Esan kesini lagi buat jengukin imma." Ucap Eunwoo lembut.

" Besok imma bangun dan bermain bersama Esan lagi?" Tanya Esan diangguki Eunwoo.

" Esan keluar dulu ya, ippa mau ngobrol bentar sama imma." Ucap Eunwoo. Esan patuh dan keluar sendiri dari ruangan.

" Mana nih Jisoo yang jahil dan berisik? Beberapa hari nggak kerumah gue, rasanya sepi banget nggak ada suara cempreng lo. Eh taunya lo malah enakan tidur di sini. Jangan lama - lama lo tidurnya. Nanti lupa lagi caranya bangun. Eitsss bercanda hehehe. Pokoknya lo harus kuat demi bunda, Irene, Ruka, dan Esan. Kita semua sayang sama lo. Inget itu. Gue pamit ya cantik. See you..." Eunwoo mengecup kening Jisoo lembut dan meletakkan setangkai bunga pada nakas Jisoo.

Who Is Better [Jisyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang