Yoo joonghyuk menangkup wajah Kim Dokja yang tengah menunduk dan bertanya"apa yang kamu cari di sini?"tanyanya lembut sambil menatap dalam wajah lelaki di hadapannya sehingga ia tahu kalau Kim Dokja saat ini sedang merasa bersalah dengan apa yang baru saja terjadi.
"sudahlah, jangan merasa bersalah. apa yang baru saja terjadi bukan salahmu"samar-samar sudut bibir Kim Dokja terangkat membentuk senyuman, perlahan ia menarik tangan Yoo joonghyuk menjauh dari pipinya.
"kudengar Kim namwoon juga bekerja di sini, jadi di mana dia"tanya Kim Dokja beralasan sebab kejadian yang baru saja terjadi membuat Kim Dokja panik dan lupa apa tujuan dia kesini karena tidak mau Yoo joonghyuk menunggu lama, jadi Kim Dokja mencari alasan secepat mungkin agar Yoo joonghyuk kembali bekerja.
"di sana"Kim Dokja menganggukkan kepalanya sebagai tanggapan lalu melangkah menuju pintu yang di tunjuk Yoo joonghyuk tadi.
setelah Kim Dokja membuka pintu, ia mendapati Kim namwoon yang duduk di kursi kecil dan di depannya terdapat piring serta gelas kotor yang belum di cuci. tidak ada perkataan yang ingin ia ucapan kepada Kim namwoon. Kim Dokja pun berjongkok di ambang pintu sambil menatap kearah Kim namwoon yang sama-sama saling tatap tanpa berkata sepatah katapun.
tak lama Kim Dokja terkekeh pelan.
Kim namwoon yang mendengar Kim Dokja terkekeh mengerutkan kening mengira Kim Dokja menertawakan pekerjaannya.
tiba-tiba Kim namwoon berdiri dari duduknya menunjuk kearah orang di depannya dengan tangan penuh busa sabun cuci"apa kau menertawakan pekerjaanku yang sebagai pencuci piring?!"hardik namwoon.
"tidak"ucap Kim Dokja cepat.
Kim namwoon menaikkan satu alis"lalu?"tanyanya lagi.
"aku tertawa melihatmu karena mengingatkanku pada masa lalu sebelum di adopsi orang tuaku yang sekarang"jelas Kim Dokja menopang dagu dan mulai menceritakan masa lalunya"dulunya aku tinggal di panti asuhan dan setiap hari aku izin keluar dari sana untuk pergi bekerja paruh waktu dan pekerjaanku sebagai pencuci piring. setiap kali mendapatkan gaji, uang itu aku simpan untuk membeli barang yangku inginkan"
Kim Dokja berdiri untuk menghampiri Kim namwoon lalu ia pegang kedua pundak lelaki itu"jadi tidak perlu malu atas pekerjaanmu walaupun bekerja sebagai pencuci piring karena perkejaan inilah yang membuatmu mendapatkan uang dari hasil kerja kerasmu sendirikan?"
"iya"sahut namwoon.
"tuh kan, kalau ada orang yang mengataimu karena pekerjaanmu, teriaki saja dia pegangguran dengan keras, kalau dia memang benar-benar pegangguran, oke?"ucap Kim Dokja antusias menganjungkan jempol sambil mengedipkan satu mata.
"oke"sahut namwoon mengikuti pose Kim Dokja"sebenarnya aku bekerja disini hanya karena ada Lee jihye jadi aku ikut bekerja di sini juga"batinnya.
~
"hm, kamu sudah mau pulang?"tanya yoo joonghyuk melihat Kim Dokja yang hendak keluar dari dapur.
"iya?"jawab Dokja bingung dengan tujuan Yoo joonghyuk menanyakan hal ini.
"aku anterin pulang ya?"tawar joonghyuk.
merasa sudah banyak merepotkan Yoo joonghyuk, Kim Dokja pun segera menolak tawaran tadi"lho, tidak perlu, aku bisa pulang sendiri kok, kamu lanjut kerja aja"ujar Kim Dokja menolak secara halus.
"tidak apa-apa, pokoknya aku anterin kamu pulang"tak ingin permintaannya di tolak lagi, Yoo joonghyuk langsung menarik tangan Kim Dokja keluar dari cafe menuju motornya.
mendapatkan perlakuan itu, kim Dokja hanya bisa pasrah.
.
.
.
sesampainya di depan rumah Kim Dokja, Yoo joonghyuk menghentikan motornya dan membiarkan orang yang dia bawa turun dari motor.
setelah turun, Kim Dokja langsung mengambil uang dari saku celananya lalu menyodorkannya di depan Yoo joonghyuk.
melihat Yoo joonghyuk hanya menatap dirinya dengan ekspresi bingung, Kim Dokja pun menggoyangkan tangannya sambil berkata"ambillah"
"kamu pikir aku ini tukang ojek?"tanya joonghyuk.
"tidak"Kim Dokja meraih satu tangan joonghyuk dan meletakkan uang itu di telapak tangan sang empu"uang ini aku berikan sebagai ucapan terima kasih, jadi terimalah"
persephone yang dari tadi melihat keduanya dari ambang pintu berkata"cie...pegang-pegangan"kata persephone menggoda sang anak.
"mulai"batin Dokja tanpa menoleh ke asal suara.
•••
Sebelum berangkat ke sekolah, Uriel menyempatkan diri untuk menemui salah satu pekerja di cafenya yang mengirimkan pesan bahwa 'dia ingin menunjukkan sesuatu' padanya tadi malam dan memintanya untuk saling bertemu di cafe.
belum sempat uriel memegang gagang pintu, salah satu pelayan lebih dulu membukakan untuknya, tanpa berkata apa-apa uriel langsung masuk dan duduk di kursi.
"apa yang ingin kamu tunjukkan?"tanya uriel.
pelayan tersebut duduk di kursi depan wanita itu, lalu meletakkan ponselnya di depan uriel menunjukkan foto Yoo joonghyuk yang sedang menangkup wajah Kim Dokja.
melihat foto yang di tunjukkan pelayannya, uriel langsung berteriak histeris dalam batinnya dengan ekspresi datar agar terlihat tenang.
"kalau Yoo joonghyuk terus di biarkan bekerja di sini, cepat atau lambat para pelanggan akan tahu kalau ada pekerja gay di sini dan jika Yoo joonghyuk dibiarkan terus bekerja di cafe ini, nantinya akan susah untuk mendapatkan pelanggan, maka dari itu lebih baik anda memecatnya hari ini juga"melihat ekspresi uriel berubah, pelayan itu menambahkan"anda saja kesal melihatnya, apalagi saya heran kok bisa orang itu kepincut sama Yoo joonghyuk udah miskin, yatim piatu lagi"
BRAK!
sontak semua pelayan kaget mendengar suara ngebrakkan meja dari uriel"HEH! TUA MINIMAL JADI PELAYAN SADAR DIRI, KAMU ITU HANYA PELAYAN DISINI. BERANI BANGET KAMU NGATUR-NGATUR SAYA. SAYA TANYA SEBERAPA KAYA KAMU SAMPAI NGATAIN YOO JOONGHYUK MISKIN?!"uriel diam sesaat menunggu pertanyaannya di jawab.
melihat pelayan itu tidak menjawab pertanyaannya, uriel menghela nafas dan duduk kembali"saya tau kamu masih punya ayah dan ibu, tapi jangan ngatain orang yang sudah tidak memiliki kedua orang tua, asal kamu tau ya, orang tua itu tidak selamanya ada. kamu juga bakal ngerasain apa yang mereka rasakan"
"dan orang yang lebih baik di pecat itu kamu, jadi keluar kamu dari sini!"titah uriel.
pelayan itu mengertakkan gigi dan berdiri untuk melepas apron dengan cepat lalu meletakkannya di atas meja"oke, kalau itu yang anda mau!"teriaknya kemudian dia melangkah cepat keluar dari cafe.
BERSAMBUNG
![](https://img.wattpad.com/cover/352072488-288-k267148.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
pacar virtualku ternyata ketua kelasku[Joongdok]
FanfictieYoo Joonghyuk dan Kim Dokja memainkan game yang sama berjudul '3 cara bertahan hidup di dunia yang hancur'. supreme king meminta Kim Dokja menjadi pasangannya hanya karena Kim Dokja pengunjung ke-100 profilnya. Hari demi hari, Yoo Joonghyuk perlahan...