"Han, lu enggak lapar? Ke kantin yuk gue lapar ni tadi sarapan roti doang" Rengek Chindy
"Dikit lagi ni kerjaan gue, nanggung" Ucapku yang masih fokus dengan komputer yang ada di depan ku
"Lu lanjutin entar aja deh, lu enggak kasihan liat gue kelaparan. Kalau entar gue pingsan lu tanggungjawab ya" Chindy mencoba mengancam ku
Aku memutar mata ku malas mendengar ucapan Chindy, rekan kerja ku yang satu ini emang suka drama deh.
"Eh Han, Cin, udah jam istirahat ni enggak makan siang dulu" Tegur bang Reza rekan satu ruangan ku
"Entah ni si Hani bang, dari tadi gue ajakin ke kantin enggak gerak-gerak" Adu Chindy pada bang Reza
"Nanggung bang dikit lagi kelar ni" Aku masih tetap fokus pada kerjaan ku
"Yaudah gini aja, gue mau ke kantin lu mau nitip enggak biar sekalian" Ujar Bang Reza menawarkan solusi
"Enggak usah bang, bentar lagi kelar kok nih, biar nanti gue sama Chindy makan di kantin aja" Tolak ku secara halus, aku tak ingin merepotkan nya.
"Okey deh gue duluan kalau gitu"
Kemudian bang Reza keluar meninggalkan kami berdua di ruangan itu.
"Ihh kenapa lu tolak sih Han. Gue udah lapar ni" Protes Chindy tak Terima aku menolak tawaran bang Reza
"Enggak boleh ngerepotin orang, lu masih punya kaki kan, usaha sendiri. Ketimbang buat makan sendiri doang malas bener lu jalan" Omel ku
"Iyaa deh iyaa, eh tapi kayaknya bang Reza suka deh sama lu Han" Celetuk Chindy
"Ngawur lu" Ucap ku asal
"Pasti lu enggak percaya kan, gue sering liatin bang Reza curi-curi pandang kearah lu kalau lagi kerja, terus dia juga baik banget sama lu kan. Sama gue aja dia enggak gitu-gitu banget" Chindy berusaha meyakinkan ku
"Yee bisa aja kan dia sering bantuin gue karna gue anak baru jadi belum tau banyak hal, makanya dia ngajarin gue" Ucap ku menyanggah pendapat Chindy
"Serah lu deh, udah cepat ah udah demo ni cacing-cacing gue" Ujar Chindy tak sabaran
"Iya-iyaa udah kelar ni, gue save dulu bentar" Aku menyimpan file pekerjaan ku.
"Udah yuk" Ucapku setelah mematikan komputer lalu menarik tangan Chindy ke arah kantin.
Aku dan Chindy sudah di Lobby kantor menuju kantin. Tiba-tiba langkah Chindy terhenti otomatis aku pun ikut berhenti.
"Ngapa lu?" Tanya ku heran
"Eh itu pak Khai bukan sih?" Chindy menunjuk kearah sepasang lelaki dan perempuan yang berjalan menuju parkiran membelakangi kami.
"Pak Khai siapa?" Aku mencoba mengingat-ingat teman sekantor ku yang bernama khai.
"Ishh gimana sih lu, bos sendiri kagak tau. Pak Khairi CEO perusahaan ini" Chindy menjelaskan siapa pak Khairi itu
"Ooo gitu, terus itu bini nye?" Tatap ku ke arah wanita yang di samping lelaki yang katanya bos ku itu.
"Kagaklah, Pak Khai masih lajang. Tapi gue dengar-dengar dia punya pacar sih, kayaknya itu orangnya" Jelas Chindy
"Yaa mana gue tau" Ucapku cuek
"Padahal pak Khai ganteng banget, lu belum pernah ketemu dia pasti kan? Gue jamin lu juga pasti bilang dia ganteng" Cerocos Chindy
Sepanjang jalan menuju kantin aku hanya menyimak obrolan Chindy mengenai pak Khai, yang ku tanggapi seadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Hani (END)
General FictionNasril Khairi, seorang pemuda yang cukup populer dikalangan wanita, tapi sikap dingin nya tak jarang membuat wanita menganggap nya pria yang sombong. Sedangkan Hani Pratiwi adalah gadis yang baik, ceria, dan mandiri, banyak lelaki yang menyukai nya...