"Sar!" Sarah mendongakkan kepalanya menyadari dirinya dipanggil.
"Gue mau liat futsal. Kayaknya rame," Aika menarik paksa lengan Sarah. Keduanya membuka jalan untuk bisa mendapatkan tempat strategis.
"Lo liat, kakel itu 'kan? Ganteng bangettttt!!" Aika menjerit lirih, sedikit membuat Sarah panik ingin menutup mulut sahabatnya itu.
"Lo nggak waras ya, Ka? Banyak orang di sini. Jaga ucapan lo. Buset!" tegurnya. Sarah menatap sekeliling ramai, berharap tidak ada seorang pun yang mendengar pembicaraan mereka.
Para penonton dan supporter terbagi menjadi 2 bidang. Sebelah timur, mereka fokus pada antusias perlombaan tarik tambang. Dan sebelah barat, mereka juga fokus pada pertandingan futsal antar kelas yang memang tidak kalah seru.
Ditambah lagi, ada kakak kelas idaman banyak murid cewek. Siapa lagi? Gizal Aresa! Cowok berpostur tinggi, putih dan friendly itu banyak menarik minat siswi di sekolah ini. Tidak terkecuali dengan Aika Adnan.
"Kak, sumpah! Lo kelewatan banget gantengnya," Sarah reflek menutup mulut cewek di sampingnya.
"Sttttt."
"Apa sih, Sar? Gue tuh.." ucapannya menggantung.
"Lo tuh bener-bener ya. Nanti ada yang denger, ya ampun Aika Adnan!!!!" Sarah mendengus kesal berulang kali.
"Iya-iya. Sorry."
Aika memfokuskan dirinya dan Sarah menikmati pertandingan final yang sedang dilaksanakan, antara kelas 12 IPA 1 dan 12 IPS 3. Kedua regu itu terbiasa sparing bersama ketika latihan, bisa dibilang mereka sama-sama unggul dalam penguasaan bola. Pantas saja, entah dengan cara apa mereka diputuskan untuk melawan satu sama lain.
Para penonton juga tampak supportif, tidak ada adu mulut yang bisa membuat ketegangan. Sesuai dengan kesepakatan, dan jika ada yang melanggar maka kelas yang bersangkutan akan dikenai hukuman.
💤💤💤
"Gue dengar, si kakel itu, siapa namanya?" Aika menggaruk sedikit pipinya, berharap membalikkan ingatannya.
"Gizal."
"Iya, itu. Gue dengar, dia anak emas guru-guru. Emang iya?"
Tak sempat Sarah menjawab pertanyaan cewek di sampingnya itu, Ia malah keduluan dengan langkah sosok cowok yang sedang mereka bicarakan.
"ANJIR!!!!!" Aika melompat girang.
"Iya. Plisss, Ka. Lo, aduh jangan kayak gini banget napa sih? Gue takut orang ngira lo aneh," Sarah menahan pundak Aika.
"Iya.." ucap Aika menggantung. "Nggak bisa!"
Sarah menepuk keningnya, entah apa yang merasuki sahabatnya itu, sehingga dibuat tergila-gila hanya karena kakak kelas yang mustahil untuk mereka digapai. Eh!
Sebenarnya, ini sudah hampir 2 bulan setelah Aika memutuskan pindah ke SMA Manunggala. Dengan alasan 'menyukai seragam' sekolah ini, akhirnya kedua orang tua Aika mengiyakan kemauan putri semata wayangnya.
Aika duduk di bangku kelas 11 IPA 1. Kelas lama dari cowok yang Ia idam-idamkan sejak pertama kali menginjakkan kakinya di sini.
Tidak sulit bagi dirinya untuk beradaptasi, mengingat bahwa Aika Adnan merupakan seorang yang ceria dan mudah bergaul dengan siapapun. Walaupun sejauh ini, Ia hanya terlihat selalu bersama Sarah, Sarah, Sarah dan Sarah dimanapun berada.
Awal mereka bertemu pun karena keterlambatan Aika, setelah 2 hari resmi menjadi siswi di SMA Manunggala ini. Bisa dibilang, Ia cukup nekat!
Sarah yang sama-sama mendapat hukuman seperti dirinya untuk berjemur di tengah lapangan. Keduanya berkenalan sambil mengangkat satu kaki dan memegangi kedua telinga. Dengan tanpa disangka, ternyata mereka berada di kelas yang sama, 11 IPA 1 ini.
💤💤💤
| S U D A H |
- 191223 -
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudah (On Going)
Teen Fiction"Kita nggak bisa maksa orang lain buat suka sama kita, Ka." "Ayo keluar dari zona nyaman kamu." Pengadaan Classmeet menjadikan Aika bisa tahu sosok seorang Gizal. Seorang cowok yang dikenal sebagai 'anak pintar' oleh guru-guru. Bahkan hampir oleh se...