[Sebatas peringatan, cerita ini dibuat hanya untuk hiburan semata. Cerita ini benar-benar fiktif, tidak ada sangkut-pautnya dengan visual yang ada di dalam cerita ini. Apabila terdapat kesamaan baik nama tempat, nama tokoh, watak, dan hal lainnya, mohon dimaafkan. Karya ini murni milik saya yang sudah lama ditulis, tetapi saya memutuskan untuk merombaknya kembali.]
×
BEcause (悲) - Prolog: Teka-teki dan Topeng.
×Di sebuah tempat, jauh dari tempat kehidupan, dekat dengan tempat rahasia.
Drrkk!
"Gue ga yakin tempatnya ngelewatin jalan ini, Resh ...." gumam seorang laki-laki yang masih sibuk menyetir dan memfokuskan pandangannya ke depan.
Resh—atau lengkapnya Naresh, yang sedang duduk di samping sang pengemudi—melirik ke arah sekitar, gelap, netranya kembali ke ponsel miliknya. Di ponselnya, sudah menunjukkan pukul 10 malam, jelas, jalanan yang berada di desa terpencil seperti ini sudah sangat sepi. Dan temannya cukup meragukan jalan menuju tempat yang sedang mereka tuju.
Naresh menggeleng pelan, dirinya sudah memantapkan diri untuk mengikuti arahan dari 'kakak mereka' yang mengatakan, tempat yang mereka tuju memang harus melewati sebuah desa terlebih dahulu.
"Terusin aja, daripada harus mastiin lagi, buang-buang waktu. Waktu terus berjalan, Alaric. Gara bisa aja ngelakuin hal buruk ke cewe itu," ucap Naresh.
Helaan nafas mulai keluar, memenuhi suasana yang sudah tegang sejak mereka keluar rumah tadi. Sederhananya, di jam seperti ini, mereka seharusnya sudah tidur karena besok mereka masih harus melanjutkan aktivitas mereka sebagai manusia normal.
Namun, bila hal yang lebih genting ini sudah terjadi, mau tak mau mereka harus turun tangan. Karena 'kakak mereka' sudah mengatakan, bahwa teman mereka sendiri, Gara, telah 'terbunuh' oleh 'mantan kakak mereka'.
Sementara di sisi lain, 2 motor terus melaju, membelah jalan yang begitu sepi karena para warga lebih memilih untuk tidur daripada naik motor malam-malam tanpa tujuan. Kedua motor itu jelas dikendarai oleh 2 pemuda yang sedang menuju ke suatu tempat, karena mereka berdua diberitahu oleh salah satu orang yang katanya tahu akan segalanya.
Tin! Klakson mulai berbunyi, salah satu pengendara motor seolah meminta pengendara motor satunya lagi untuk berhenti. Maka dari itu, mereka memutuskan untuk berhenti di bawah lampu jalan yang bersinar cukup terang.
Seorang laki-laki mulai melepas helm miliknya, lalu ia menatap ke arah pengendara motor lain—yang tak lain adalah saudaranya sendiri.
"Lo yakin anak itu ngomong jujur? Dia tuh tangan kanannya Tristan, mana mungkin ngebongkar misi yang lagi dilakuin sama jenderalnya sendiri?
"Jakala, jawab gue, kali ini jangan cosplay jadi orang bisu!"
Jakala—pengendara motor lainnya ikut melepas helm miliknya. Wajah datarnya masih terlihat di wajahnya, lalu mengangguk pelan.
"Matanya gabisa bohong, Tama. Tristan sama Gara sama-sama punya obsesi, dan obsesi mereka sama, nge-klaim kalo Jia milik mereka. Mereka gamau ngalah, dan bisa aja saling bunuh.
"Makanya, ayo lanjut jalan, jangan berhenti. Gue cuman gamau denger Tristan bikin masalah lagi dan bikin Ibu kecewa sama kita," ucap Jakala dengan nada serius.
![](https://img.wattpad.com/cover/358647412-288-k250348.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BEcause (悲)
Fanfiction"Abadilah bersama, karena cintaku berlimpah." Sebuah cinta seharusnya murni, itu yang dipikirkan pertama kali oleh seorang perempuan bernama Akshita Jialu Nidya. Dirinya mengenal kata cinta dari seorang laki-laki tampan, populer, manis, dan sangat r...