Ronda Malam 2 🔞

1.3K 19 0
                                    

"Nana!" Jeno panik saat melihat suami kecilnya terbaring tak sadarkan diri.

Ia mendekat kearah Jaemin. Mencoba menampar pelan pipi Jaemin untuk menyadarkannya, namun tidak berhasil. Jeno bangun, ia mengobrak-abrik nakas di samping tempat tidurnya untuk mencari minyak kayu putih. Setelah menemukannya, langsung saja ia oleskan ke tangannya lalu ia dekatkan tangannya ke hidung Jaemin. Tak lupa ia oleskan juga ke dada serta leher Jaemin.

"Maaf, Na..

/
/
/

"Gimana keadaan suami saya dok?" Jeno mendekati dokter yang baru selesai memeriksa Jaemin. Raut wajahnya masih tampak khawatir sekaligus menyesal.

"Dari hasil pemeriksaan tadi, pasien hanya mengalami shock. Tapi ada yang sedikit yang membuat saya janggal." Mendengar ucapan terakhir sang dokter membuat hati Jeno sedikitnya takut.

"Janggal apanya dok?"

"Bisa kita berbicara berdua saja?" Ucapan sang dokter langsung di sanggupi oleh Jeno. Ia meninggalkan sang suami yang tampaknya sudah sadar namun berpura-pura pingsan.

Ceklek

Pintu tertutup,

"Jadi, ada apa dok?" Tanya Jeno,

"Tadi anda bilang bahwa pasien sempat mengalami mual saat pagi pada beberapa hari terakhir bukan? Anda juga bilang bahwa pasien merasakan lemas pada badannya. Saat saya cek bagian perut pasien, saya merasa janggal. Mungkin ini terdengar mustahil karena jarangnya kasus seperti ini. Namun, saya rasa suami anda sedang hamil. Untuk lebih memastikan hal tersebut, anda bisa mengajak suami anda untuk periksa ke dokter kandungan. Saya tidak bisa memastikannya karena saya bukan ahlinya."

Ucapan dokter yang panjang lebar membuat Jeno terdiam. Apakah benar jika suaminya kini tengah hamil? Sulit dipercaya memang, namun apa salahnya untuk mencoba percaya? Toh jika memang Jaemin hamil mereka yang akan diuntungkan karena dapat memiliki anak kandung mereka berdua tanpa adanya libat tangan dokter atau orang ketiga.

"Begitu ya dok.."

Setelah beberapa menit mereka berdua mengobrol akhirnya dokter pamit setelah memberi resep obat yang harus dibeli.

Jeno berbalik saat melihat sang dokter sudah tak terlihat dari halaman rumahnya. Ia berjalan menuju lantai dua, dimana kamarnya berada.

Ceklek

"Na?"

Jeno menghampiri Jaemin yang sudah membuka mata, pandangannya kosong. Hal itu membuat hati Jeno dirundung rasa bersalah yang semakin besar.

"Maaf.." Jeno berucap dengan tangannya yang mengusap lembut surai Jaemin. Jaemin tampak tak terusik.

Akhirnya Jeno memutuskan untuk ikut berbaring di samping Jaemin, memposisikan dirinya menyamping menghadap Jaemin dan langsung memeluknya erat. Kali ini Jaemin menolak, ia menepis tangan Jeno lalu membalikkan badannya membelakangi Jeno.

"Na.."

Panggilannya dihiraukan,

"Kalau kamu mau bertemu dengan keluargamu dan ingin kembali bersama istrimu dulu... gapapa, Na. Aku ikhlas. Karena ini juga salah aku. Tapi ada satu hal yang harus kamu perhitungkan sebelum memutuskan keputusan untuk kembali atau tidaknya." Ucapan Jeno masih belum dapat mengambil atensi Jaemin.

"Besok kita periksa ke dokter kandungan ya?" Badan Jaemin sedikit berjengit saat mendengar ajakan Jeno. Dokter kandungan? Apakah dirinya..

"Ini baru prediksi dari dokter tadi Na. Tapi semoga aja benar ya?" Jeno berucap lirih dengan senyumannya. Walaupun ia takut jika besok setelah mereka mengetahui faktanya Jaemin akan tetap ingin kembali dengan istrinya.

Oneshoot or Twoshoot -[NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang