3. roh jahat berkulit orang suci

63 43 1
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Mau berangkat ke kampus bersamaku?"

Hah?

Anggap saja Zuha memang kelewat sulit untuk berkomunikasi jika orang itu adalah Sunghoon. Alih-alih membalas pertanyaan pemuda itu, perempuan dengan surai hitam legam yang ia biarkan tergerai itu hanya mengedipkan mata beberapa kali. Bibirnya yang kemerahan dipoles oleh lipstick mengerucut, hendak mengucapkan sepatah kata─atau malah sudah mengucapkan sesuatu. Sayangnya, Sunghoon tak mendengar. Suaranya terlampau lemah.

"Rachellia Zuha ... apa kau baik-baik saja?"

"Ya ... ya! Tentu saja!" Zuha gelagapan, dan Sunghoon terkekeh geli karenanya. Zuha yang nampaknya masih belum memproses dengan baik berkata, "Kau mau berangkat denganku?"

"Ya." Sunghoon mengangguk, "Jika kau tidak keberatan."

"Tentu saja tidak."

Perempuan itu nyaris tidak percaya dengan apa yang ia ucapkan barusan dengan nada kegirangan yang tak tertahan. Tapi serius, Zuha tidak menyangka, kok bisa-bisanya mereka berpapasan tepat setelah perempuan itu turun dari bus─seolah semesta senang mengatur ketidaksengajaan di antara mereka berdua. Di saat-saat tertentu Zuha berpikir bahwa lelaki itu tak lebih daripada bayangan yang tahu-tahu bisa muncul kapan saja. Meskipun begitu, Zuha senang saja. Siapa yang tidak senang jalan berdua dengan lelaki tampan?

"Kau ada kelas apa hari ini?"

"International politics."

"Sama."

Zuha tertegun. "Bagaimana bisa?"

"Apanya?"

"Kita di kelas yang sama?"

"Entahlah." Sunghoon mengedikan bahu. "'Aku juga merasa tidak pernah melihatmu di kelas."

Alis perempuan itu terangkat, lho ... benar juga. Perempuan itu seketika sadar bahwa sepertinya memang mereka tak penah masuk ke kelas yang sama─atau memang Zuha yang terlalu tak acuh dengan lingkungan sekitar. Rasa-rasanya, perempuan itu bukan orang yang demikian. Walaupun perempuan itu tak mengenal banyak orang, ia juga kerap menyapa beberapa teman yang ia kenal, tak jarang ia disapa lebih dulu.

Memutar gagang pintu, perasaan dingin mengaliri seluruh telapak tangannya. Kelas hampir dimulai, dan nyaris semua bangku telah terisi penuh─kecuali di sisi pojok kiri atas. Perempuan itu menoleh sejenak ke arah Sunghoon, yang dibalas dengan senyum dan anggukan pelan. Zuha mengekori lelaki itu di belakang, sudut bibirnya berkedut dan ia menunduk dengan perasaan tak karuan. Ada perasaan malu-malu dan takut; pikirannya dipenuhi terka, ngeri dijadikan bahan gunjingan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bayang Jeruji [Park Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang