"Ungg Kenapa mereka jahat banget?, Namanya sama kayak aku. Ada Gisan nya".
"Apa mereka membenci Ragisan?, Tapi kenapa? Ragisan kan baik. Dia cuma mau di perhatikan Momy sama Dady nya sama Abang-abang nya juga".
"Adek?"
"Ungg? Momy kok belum tidur?". Gisan memiringkan kepalanya saat mendapati sang Momy yang masuk ke kamarnya.
"Loh, Harusnya Momy yang nanya kayak gitu. kok adek belum tidur?".
"Kenapa adek belum tidur?, Terus ini novel punya siapa? Kamu kan kurang suka baca novel". Tiara mengusap lembut surai putra kecilnya.
"Gisan pinjam dari kakak Momy. Besok Gisan balikin, Soalnya udah Gisan baca semua. Ceritanya sedih Momy, Adek kasian sama Gisan nya". Jelas Gisan dengan panjang
"Gisan?"
"Iya Momy, Namanya sama kayak Adek".
"Gitu?, Terus kenapa adek sedih sama kasian?".
"Keluarganya jahat Momy, Adek ga suka. Gisan kan adik terakhir harusnya Gisan yang di sayang bukan kakak nya".
Tiara terkekeh melihat reaksi marah anaknya. Ya, lihat saja putranya sangat menggemaskan ketika marah-marah seperti ini. Baru pertama kali Tiara melihat putra bungsu nya mengomel seperti ini. Itupun hanya karena novel?
"Pokoknya ya Momy Kalo itu adek, Adek ga bakal kayak Gisan yang cari-cari perhatian. Biarin aja ga ada yang peduli Lagipula Gisan kan orang kaya, punya uang. Tinggal jajan banyak-banyak ga usah susah-susah pikirin mereka".
"Hahaha, Udah-udah sekarang adek bobo ya".Tiara menyelimuti tubuh Gisan sebatas dada lalu menyalakan lampu tidur di samping ranjang. Tak lupa dia juga mengecup kening Gisan sebelum pergi.
***
"Ungg"
"Tumben Momy ga bangunin". Gisan mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya.
Pagi ini terasa aneh, Rasanya sunyi. Biasanya Kakak atau Momy nya akan membangunkannya untuk mandi dan sarapan.
"Ini kayak bukan kamar Gisan, Ini di mana?"
"Akhh sshh". Gisan meringis merasakan perih dan kebas di sebelah tangan nya. Dia melirik tangan kirinya yang ternyata tertancap jarum dan selang.
"Tangan aku kok jadi agak besar yah?". Gisan terus memperhatikan tangan dan seluruh tubuh nya. Sampai sebuah bunyi mirip suara notifikasi handphone mengalihkan perhatiannya.
Ting!!
'Selamat pagi tuanku!'
"Loh? Siapa yang ngomong?"
"Di sini ga ada siapa-siapa, Hiks, apa di sini ada hantunya ya?.."
"Hiks, Jangan ganggu Gisan hantuu, Gisan ga punya uang".
'Eh?, Saya bukan sistem jahat tuanku'
"Hiks Hwaaa, Siapa yang ngomong?". Gisan semakin histeris mendengar suara tanpa wujud. Apalagi sosok itu terus mengajaknya bicara.
'Perkenalkan Saya Milky Way 00-127 Saya sistem yang akan membantu anda di dunia novel ini tuanku'
KAMU SEDANG MEMBACA
RaGisan
Teen FictionGisan. Bocah laki-laki polos berusia 8 tahun yang meninggal karena kelainan pada jantung nya sejak bayi. Sebelum meninggal Gisan sempat membaca novel berjudul 'Aku di sini'. Novel yang menceritakan sosok remaja laki-laki yang terabaikan keluarganya...